Bagaimana rasanya ditinggal suami saat sedang mengandung demi menikahi perempuan lain, apalagi kakaknya sendiri ? inilah cerita shanaya yang mencoba menyelesaikan masalalunya demi kebahagiaanya kedepan bersama kedua anak kembarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon risss___, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35 Shanaya dan Hakim 1
Saat Shanaya masuk kedalam kamarnya, dia tak sadar jika Hakim mengikutinya dari belakang
Cklekk
Suara pintu kamar yang terbuka, menampilkan Hakim yang sedang menutup pinyu lalu menguncinya dari dalam. Membuat Sahanaya kembali dibuat dibuat jengkel dengan kelakuan lelaki yang berstatus sebagai suaminya itu
“Kenapa lagi Mas?!” tanya Shanaya jengkel
Hakim mendekat kearah Shanaya yang masih berdiri disamping ranjang
“Kamu yang kenapa Sha?!” Balas Hakim
“Udah pulang larut, buat gaduh lagi!”
“Kamu fikir, yang kamu lakuin itu udah bener! Hahh!!” bentak Hakim
Sungguh dia tak pernah berfikir Shanaya berfikir sedangkal ini, jika beberapa hari ini dia memberi celah. Maka mulai sekarang Shanaya benar-benar harus diberi batasan. Sungguh membayangkan Shanaya melakukan hal-hal diluar nalarnya itu, sudah membuat darahnya mendidih. Apalagi jika membawa-bawan Sikembar, pantas saja Pak Ahmad tak bisa menahan amarahnya tadi
“Iya emang bener kok!”
“Lagian apa lagi yang aku Harapin?!”
“Disaat aku udah berusaha memperbaiki diri, bahkan lakuin semua ajaranya, ngejauhuin semua laranganya. Bahkan hal yang aku sukai sekalipun aku jauhin!”
“Tapi apa yang kudapat!”
“PENDERITAAN!!”
Shanaya mengatakan semua yang selama ini mengganjal di dalam hatinya. kesendiriannya selama ini, Nyatanya membuat mentalnya cukup terganggu. walapun ada Noval yang selalu menemaninya. Dia tetap saja tak bisa menceritakan masalah ini, hal-hal yang mulai membuatnya mulai meragukan sang pencipta
Hal ini mungkin tak akan terjadi andai Hakim tak pernah meninggalkanya, sebab lelaki itu akan selalu mengingatkanya. Namun semua itu hanya andai, nyatanya semua ini berasal dari Hakim. Lelaki yang mumbuatnya hancur sehancur-hancurnya
Kedekatanya dengan Noval dan keluarganya, membuatnya terbiasa dengan mereka. Shanaya yang selalu diundang saat ada perayaan hari-hari besar dikeluarga Noval, membuatnya tertarik. Sungguh keinginanya ini bukan paksaan dari Noval, ini murni karna keinginanya. Awalnya Noval juga ragu dengan keputusanya, namun setelah Shanaya yakinkan lelaki itu akhirnya setuju
“Shaa...”
“Sadar, Sha..”
“Jangan kaya’ gini!” mohon Hakim
Hakim meraih kedua tangan Shanaya mengenggamnya dengan erat, menatap dalam bola mata Shanaya. Sungguh dia tak pernah menyaka, jika keputusanya dulu. Berdampak besar terhadap kehidupan Shanaya, dia tak pernah terfikirkan jika akan sekacau ini
Dia benar-benar tak rela Shanaya melakukannya, tak akan dia biarkan hal itu terjadi
“Mas mohon Sha...”
“Pikirkan baik-baik keputusan kamu itu, lihat dampaknya!”
Ucap Hakim saat dirasa Shanaya mulai tenang
“Aku udah mikirin ini baik-baik Mas”
“Aku ngak mungkin asal ngomong kalau aku ngak yakin!”
“Tolong Mas, hargai keputusan aku”
Ucap Shanaya sambil berusaha melepaskan genggaman tangan Hakim. Rasa lelah dan sakitnya yang dia rasakan melebuar menjadi satu, membuat Shanaya rasanya tak punya tenaga bahkan hanya untuk melepaskan genggangaman tangan Hakim
“Apanya yang harus Mas Hargai?”
“Keputusan Kamu itu?!”
“Ngak Sha, Mas ngak akan biarin hal itu terjadi”
“Mas masih suami kamu, jadi semua keputusan harus dengan izin Mas!”
Shanaya langsung menarik tanganya dari genggaman Hakim, ditatapnya Hakim. Menunjukkan keberanianya
“Egais Kamu Mas!!” teriak Shanaya
Hakim hanya mengangguk, membenarkan ucapan Shanaya. Dia memang manusia yang egois, tapi apakah dia salah? Ini semua untuk kebaikan Shanaya. Biarlah dia di cap egois oleh istrinya itu, setidaknya apa yang dilakukanya sudah tepat
“Apa karna ini kamu bersikeras ingin bercerai?” tanya Hakim setelah beberapa saat mereka terdiam
“Ini hanya satu dari seribu alasan aku untuk bercerai Mas” Ucap Shanaya
“Lagian tak ada yang bisa dibenarkan atas apa yang kamu lakukan Mas” Lanjut Shanaya
Hakim menunduk, menatap lantai dibawahnya. Sebelum mengangkat pandanganya pada Shanaya yang kembali dikuasai emosi
“Mas juga sadar jika apa yang Mas perbuat itu tak dapat dibenarkan, bahkan Mas sudah mempersiapkan diri juka kamu datang meminta perceraian”
“Tapi Mas ngak akan ngelepasin kamu, jika kedepanya kamu akan lakuin hal-hal kaya’ gini”
“Dan sejujurnya Mas ngak pernah siap lepasin kamu, setelah kita bertemu lagi”
“Mas merasa bertanggung jawab, atas apa yang terjadi sama kamu”
Ujar Hakim yakin, tak ada keraguan dalam ucapanya. Berharap apa yang dia lakukan bisa membuat Shanaya memikirkan kembali keputusanya
Sedangkan Shanaya menata remeh lelaki dihadapnya ini. Ayolah dia bukan wanita bodoh seperti dulu! Hakim tanpa sadar mengakui bahwa dia hanya menginginkan Sikembar bukan dia!. Dari kata-katanya yang mengatakan ‘Mas ngak pernah siap lepasin kamu, setelah kita bertemu lagi’. Karna dia tauh bahwa Shanaya berhasil melahirkan anak-anaknya, sedangkan Hakim sangat menginginkan anak sedari dulu. Terlebih dia baru saja kehilangan anak dari Anaya yang begitu dia nanti-nantikan
ni klo kknya hidup mah, bakalan ngga ingat sama sekali sama istri pertama dan anak"nya
sy baca smpai sni saja Thor semoga success berkarya..
4thn d tinggal tanpa nafkah lahir batin tanpa khabar berita auto boleh jatuh talak atau boleh menguggat cerai, jgn kn 4thn 6bulan saja pun bisa gugat cerai🤭