Andara adalah gadis yang cantik pemilik kios bunga .Suatu hari dia harus menelan pil pahit sebuah penghianatan dari sahabat dan kekasihnya yang dipacarinya selama hampir 6 tahun. Tapi takdir berkata lain dan membawanya pada seorang pemuda dingin yang lumpuh putra seorang konglomerat.
Entah bagaimana mereka bisa bertemu di atas menara setinggi 50 kaki. Dan dari sanalah cinta mereka bersemi .
Nah untuk mengetahui cerita lebih lanjut, yuk simak di novel terbaruku.
Novel kali ini bergenre remaja labil yang mudah mudahan bisa menginspirasi para kaula muda untuk tidak putus asa dan tidak pernah menyerah.
Tetap semangat dan selamat membaca 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewidewie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CDAM: 11
Desahan dan lenguhan menghiasi sebuah ruangan besar yang dingin dan ber AC.
Suara hentakan dari penyatuan dua jenis kelamin yang berbeda pun seakan ikut mengiringi teriakan teriakan kecil di dalam ruangan tersebut.
Seorang wanita berada atas tubuh seorang pria dengan lincah seakan menari nari dan meliukkan pinggulnya ke kanan dan ke kiri.
Erangan panjang tiba tiba terdengar mengiringi semburan lava yang keluar dan bersarang di rahim wanita tersebut.
Keduanya lemas dan berpelukan dengan bermandikan keringat.
" Mas" Si wanita tiba tiba menangis membuat pria itu terkejut dan mempererat pelukannya.
"Hei, sayang kenapa kamu menangis" Ucap Dimas kepada sang istri yang tiba tiba menangis sambil memeluknya.
"Kenapa kamu menangis, apa kamu menyesal sudah meninggalkan Devan dan memilih mas sebagai suamimu" Tanya Dimas sambil menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka yang masih dalam keadaan polos.
Nara mengedarkan pelukannnya " Gara gara aku hubunganmu dengan Devan menjadi tidak baik. Tapi kalau waktu itu aku menolak perjodohan kita dan pergi kabur bersama Devan, orang tuaku akan masuk penjara karena terlilit hutang yang begitu banyak".
" Seandainya dari awal aku tahu kamu kekasih Devan aku tidak akan memaksa keluargamu untuk menerima pinanganku Nara" Batinnya.
Dimas mengusap kepala istrinya kemudian menciumnya sebentar " Hmm terus sekarang kamu menyesalinya? ".
" Tidak mas, tapi aku merasa sangat bersalah dan menjadi penyebab keretakan antara kamu dan Devan " Jawab Nara.
Dimas menghela nafasnya dengan berat
" Tanpa kehadiran kamu pun Devan dan mas sudah tidak harmonis, semenjak kecelakaan yang menimpa Tania(Istri pertama Dimas Mahendra, ibu dari Devan Mahendra) Devan selalu tempramen dan menuduhku sebagai pembunuh ibunya".
tok tok tok
Tiba tiba terdengar suara pintu diketuk dari luar.
Nara terdiam sejenak kemudian duduk sambil memakai kembali pakaiannya kemudian beranjak untuk membuka pintunya.
Ceklek
"Ibu"
Ratmi menarik tangan Nara " Nara, ibu minta kepadamu untuk membujuk Dimas agar lebih memperhatikan putranya. Kamu tahu sudah dari kemarin ibu datang ke apartemennya tapi dia tidak ada, di kantor juga tidak ada, ibu sangat khawatir dengan keadaannya. Apalagi kakinya ".
Ratmi tidak meneruskan kata katanya dan tertunduk dengan penuh kesedihan.
Nara menggenggam tangan ibu mertuanya itu kemudian mengangguk perlahan " Iya bu, Nara akan membujuk mas Dimas agar mencari keberadaan Devan ".
Kemudian Ratmi pergi dari sana setelah mendengar jawaban dari menantunya itu.
Dimas yang masih berada di atas ranjang pun semakin penasaran dengan apa yang dikatakan oleh ibunya " Ada apa sayang, apa yang dikatakan ibu? ".
Nara kembali duduk di sisi ranjang dan menoleh kepada suaminya " Mas lebih baik kamu mencari keberadaan Devan, sudah dua hari ini dia tidak ada di apartemennya dan juga tidak pergi ke kantor, aku khawatir dengan keadaannya mas, maksudku sebagai ibu tirinya aku juga khawatir ".
Dimas terdiam sejenak dan memalingkan wajahnya " Anak itu bikin masalah saja" Gumamnya.
Nara menatap suaminya penuh penekanan
" Mas, kamu harus bisa mengerti perasaan anak kamu, sudah berapa kali dia kehilangan orang yang dia cintai ".
Dimas melotot tajam pada istrinya sebagai ungkapan cemburu.
Nara semakin kelicutan dan gugup kemudian mengusap lengan Dimas " Maksudku, baru saja dia kehilangan Siska mas. Kita semua tahu Devan sangat mencintai Siska ".
Dimas menghela nafasnya dengan berat kemudian beranjak dari ranjangnya tanpa, sepatah kata dan pergi ke kamar mandi.
Nara memejamkan matanya sambil menunduk menahan kesedihan dan rasa sakit di hatinya. Sebenarnya Nara masih sangat mencintai Devan dan dia tahu kalau Devan sangat mencintainya. Karena permintaannya Devan setuju menikahi Siska meskipun terpaksa, dan hanya mereka berdua yang tahu.
" Devan, maafkan aku, hiks hiks hiks, karena aku hidupmu hancur seperti ini, aku memang jahat dan egois" Batinnya sambil terisak.
💫💫💫
Siska berjalan berlenggak lenggok di atas catwalk. Baju yang dia kenakan adalah rancangan desainer terkenal bermotif bunga mawar merah dengan paduan burkat yang indah dan menambah kesan klasik namun berkelas.
Inara adalah perancang busana berkelas internasional yang sangat menyukai bunga mawar, hampir di setiap desainnya selalu diselipkan motif mawar ataupun hanya sekedar pemanis saja.
" Inara"
"Hmmm"
" Kok cuma hmmm aja"
"Terus aku harus jawab apa Aldo" Jawab Inara sedikit meninggikan nada suaranya.
Aldo menghela nafas kemudian merentangkan tangannya untuk meraih pundak Inara dan merangkulnya membuat Inara mencubit perut Aldo dengan keras.
"Au, sakit tau"
"Habisnya kamu selalu cari kesempatan, jangan bercanda Aldo, lagi serius nih tuh lihat semua baju yang dipakai para model pasti akan menjadi top trending tahun ini" Ucap Inara penuh percaya diri saat melihat penampilan Siska dan yang lainnya membawakan baju baju rancangannya.
"Aldo! " Panggil seseorang yang membuat Aldo memutar badannya dan mencari sumber suara.
"Inara, kamu tunggu di sini ya aku ada urusan sebentar" Bisik Aldo pada sahabatnya itu yang dijawab anggukan perlahan.
Aldo pun beranjak dari duduknya yang berada di barisan terdepan bersama para desainer, dia melangkah ke luar dan menemui Nara yang memanggilnya.
"Ada apa Nara? "
"Aldo, aku butuh bantuanmu? "
Aldo menarik nafasnya dalam dalam
" Sebenarnya aku tidak mau mencampuri urusanmu dengan Devan dan keluarganya tapi demi Devan aku bersedia, katakan kamu perlu apa? "
"Do, tolong beritahu aku di mana Devan saat ini, aku yakin kamu tahu dia di mana? "
Aldo mengernyitkan keningnya " Untuk apa Nara? Kamu mau membuatnya kembali bersedih, kamu mau dia mengingat semua kenangannya bersamamu".
Nara mulai berkaca kaca " Tidak Do, aku hanya ingin membujuknya untuk kembali ke rumah dan akur dengan papanya ".
" Hhh, kamu kira semudah itu membujuk Devan ".
Nara menggenggam tangan Aldo" Aldo, ku mohon aku pasti bisa membujuknya, tolong Do pertemukan aku dengannya, demi neneknya yang terus menanyakan keadaannya ".
" Nara, pikirkan perasaan Devan sedikit saja, apa yang dia rasakan jika setiap hari melihatmu di rumah, setiap saat bertemu tapi tidak lagi bisa bersama, sakit "
"Tapi Aldo "
"Sudahlah Nara, kamu harus terima resikonya, sekarang kamu sudah menjadi nyonya Dimas Mahendra, wanita terkaya di kota ini dan ibu dari Devan Mahendra mantanmu sendiri" Ucap Aldo dengan kasar.
Nara menunduk dan merasakan buliran air mata sudah menggenang di pipi mulusnya.
Aldo pun melangkah tapi dihentikan oleh Nara yang terus memaksanya untuk menunjukkan keberadaan Devan.
Hingga akhirnya Aldo luluh dan menunjukkan di mana Devan berada sekarang.
Dengan terpaksa Aldo mengantarkan Nara (ibu tirinya Devan ) menemuinya di kota xxx.
Perjalanan ke kota xxx memakan waktu sekitar 3 sampai 4 jam.
Di sepanjang perjalanan, Nara hanya terdiam hatinya bergetar membayangkan pertemuannya dengan Devan setelah hampir satu tahun mereka berpisah.
Nara terpaksa meninggalkan Devan demi Dimas , Dimas yang seharusnya menjadi ayah mertuanya sekarang malah menjadi suaminya. Sedangkan Devan sekarang adalah anak tirinya dan itu artinya mereka mahrom seumur hidup, tidak ada lagi kesempatan.