Bukan Istri Yang DI Inginkan

”Assalamualaikum nek." Ujar Rania saat sampai di kediaman nenek tumini sore itu.

”Walaikumsalam nak Rania." jawab nek Tumini dengan wajah bahagia dengan kedatangan gadis tersebut kerumah sederhana miliknya.

”Gimana kabar nenek." tanya Rania sambil mencium punggung tangan nenek tumini dengan sopan santun.

”Kabar nenek alhamdulillah baik. nenek seneng kamu mau main kesini lagi nak."ungkapan nek tumini dengan senyum lebar di wajahnya.

” Hehehe alhamdulillah kalau nenek sehat Rania main ke sini karena ingin memberikan ini buat nenek Mohon diterima ya Nek." kata Rania sambil terkekeh dengan beberapa lembar uang merah ditangan Nek tumini.

”Apanya nak, Kenapa kamu ngasih ke nenek kemarin kan kamu sudah ngasih ke nenek kenapa kamu ngasih lagi."tanya nenek tumini dengan wajah penasaran dan juga terkejut atas pemberian uang dari gadis yang sudah ia anggap seperti anak sendiri.

” Nggak papa dek itu saya ada sedikit rezeki lebih kemarin kalian Saya masih makanya saya berbagi dua dengan nenek Mohon diterima Ya nek, Karena nenek setelah membantu saya membuatkan baju kemarin buat klien saya yang sangat puas dengan baju buatan nenek." kata Rania dengan jujur sembari tersenyum.

"Kemarin kamu juga sudah memberikan nenek upah Kenapa dikasih lagi, kan nenek jadi nggak enak sama kamu."

” Udah nggak papa nih Mohon diterima ya Rania ikhlas kok nek."

” Oh ya Nek kalau gitu Rania pamit dulu ya soalnya udah jam 05.00 lewat takutnya kemalaman sampai di rumah." lanjut Rania sambil berpamitan untuk pulang karena waktu sudah menunjukkan pukul setengah enam sore. padahal tadi dirinya berangkat dari rumah setengah lima sore, namun tidak terasa mengobrol-ngobrol rupanya sudah mau magrib aja.

” Kenapa cepet-cepet sekali nak kamu kan bisa maghriban di sini aja kayak sudah bersuami aja habis dituntut pulang cepat." gurau nek Tumini yang hanya disenyumin tipis oleh Rania.

” Bukan Rania gak mau nek, cuma Rania ada keperluan lain. tapi insyaallah lain kali Rania bakal lebih lama di sini bareng nenek." ujar Rania sembari memeluk tubuh wanita tua yang sudah ia anggap seperti orang tua sendiri.

”Yaudah gak papa nak, nenek paham, Sekali lagi nenek ucapkan terimakasih sama kamu yang sudah bersedia kesini dan memberikan uang ini sama nenek."

”Iya nek sama sama, kalo gitu Rania pamit dulu ya nek Assalamualaikum." kata Rania sambil mencium punggung tangan nek Tumini.

”Walaikumsalam nak hati hati di jalan." Ujar nek Tumini dengan melambaikan tangannya saat melihat kepergian gadis tersebut.

Rania pun hanya juga membalas dengan senyuman dan lambaiqan tangan pada nek Tumini.

Rania berjalan dari rumah nek Tumini menuju jalan depan sana sekitar 3 menit dari dalam sana. namun saat Rania tengah berjalan di pinggir tiba-tiba saja ada sebuah mobil yang klakson dirinya dari belakang yang membuat Rania terkejut.

Tinn...

Tinn...

Tinn...

”Astaghfirullahaladzim siapa sih, bikiln kaget aja." gerutu Rania yang mengelus dadanya dan kini menatap marah pada mobil yang berhenti di samping dirinya bediri di sisi jalan.

Hingga tak la kemudian pintu mobil itu pun terbuka dan keluarlah seorang pria yang 8 Rania hendak marah menjadi tidak jadi karna terkejut saat melihat pria yang tidak asing ia lihat kemarin malam.

”Assalamualaikum Rania." Ujar seorang pria yang tersenyum ramah pada Rania yang napak terkejut melihat pria itu.

"Walaikumsalam mas Bimo ya." tanya Rania yang kurang yakin apa kan itu adiknya mbak murni atau bukan

”Iya mbak saya Bimo adiknya mbak murni, masa Mbak udah lupa sih kayanya baru 1 hari gak bertemu." canda Bimo yang tak henti hentinya melihat wajah cantik wanita di hadapannya tersebut.

”Oh saya kirain orang lain yang sengaja bikin saya terkejut tadi." lontar Rania yang masih kesal dengan pria itu yang membuat dirinya kaget.

”Hehehe maaf Mbak, tadi saya gak sengaja karna saya ingin memastikan apakah itu mbak Rania atau bukan." ujar Bimo yang tampak asik mengobrol dengan wanita cantik itu.

”Oh gitu, yaudah gak papa mas Bimo. tapi lain kali jangan kaya gitu ya bikin saya lagi aja, Untung saya tidak mempunyai penyakit jantung kalau nggak mungkin sudah pingsan." tutur Rania pada pria tersebut yang malah cengengesan tidak jelas.

” Hehehe maaf ya Mbak Rania, lain kali tidak akan saya ulangi lagi kok. Oh ya Mbak Rani dari mana kok udah sore gini masih di luar rumah." tanya Bimo pada wanita cantik itu.

” Saya habis dari belakang sana mas ada keperluan lagi. terus mas sendiri kok ada di sini." tanya Rania balik kepada pria tersebut.

” Saya hanya jalan-jalan saja barangnya kebetulan rumah temen saya juga ada di sekitar sini." jawab bingung dengan jujur.

Dan hal tersebut hanya dianggu-anggukin oleh Rania, yang hanya tersenyum tipis.

”Ya udah kalau gitu Saya permisi dulu ya mas bimo soalnya sudah mau adzan maghrib takut kemalaman pulangnya."pamit Rania setelah melihat jam yang ada di tangannya sudah menunjukkan bahwa 6 sore yang artinya sebentar lagi akan gelap.

”Oh kebetulan Mbak kalau gitu Biar saya antar aja, sekalian saya mau singgah ke rumah teman saya yang nggak jauh dari sini." ajak Bimo kepada Rania untuk barengan sekaligus mengantarkannya pulang.

” Nggak usah Mas bingung saya jalan kaki aja kebetulan rumah tempat tinggal saya Nggak jauh kok dari sini." Tolak Rania dengan halus ajakan dari pria tampan di hadapannya. karena Rania tidak ingin membuat masalah baru pulang dengan pria lain di saat statusnya sudah berubah.

Terlihat raut wajah kekecewaan dari wajah bimo atas penolakan gadis yang sudah mencuri hatinya waktu pertama kali bertemu.

” Ya udah Mas kalau gitu Saya permisi dulu assalamualaikum."

” Waalaikumsalam Mbak Rania." Jawab dong dengan memandang terus menerus sekarang Rania yang berjalan meninggalkan dirinya di pinggir jalan sendiri atas penolakan gadis cantik itu.

” Nggak papa bimo jangan menyerah terus kejar di sampai jatuh ke pelukan kamu meraih hatinya dengan cara yang lembut bukan cara yang memaksa." gumam Bimo menguatkan hatinya walaupun sempat dikecewakan karena penolakan dari Rania saat ia ingin mengantarkan wanita itu pulang.

Setelah itu Bimo pun kembali ke dalam mobilnya dan menjalankan mobilnya menuju rumah temennya yang tidak jauh dari kompleks tersebut.

*

Sedangkan di sisi lain Rania Baru saja sampai di depan rumah Lintang di mana saat ia membuka pintu pintu tersebut tidak terkunci dari dalam. dan bertepatan dengan adzan maghrib berkumandang di area sekitar perumahan tersebut.

Rania pun langsung naik ke lantai atas menggunakan tangga saat sampai di dalam rumah di mana keadaannya terlihat sunyi. tidak kelihatan sama sekali di mana keberadaan pria tersebut namun hal tersebut juga bukan menjadi urusan Rania tentang pria itu ada dimana pun.

...