Hendry, pria dewasa berusia 32 tahun itu mulai merasakan kejenuhan dalam rumah tangganya bersama sang istri yang sudah berjalan 5 tahun.
Di karuniai seorang putri cantik di usia pernikahan ke 4, tak membuat rumah tangganya dengan Julia lebih berwarna. Yang ada, Hendry di buat frustasi karna sang istri hanya fokus mengembalikan bentuk tubuhnya pasca melahirkan putri mereka 1 tahun yang lalu.
Julia seolah lupa jika dirinya masih memiliki tanggung jawab sebagai istri.
Wanita berusia 28 tahun itu juga mengabaikan putri kecil mereka. Alih-alih mengurus anak, Julia justru lebih senang menghabiskan waktu di salon dan tempat gym.
Tingkah Julia benar-benar membuat Hendry sangat muak. Kalau bukan karna cinta dan anak, mana mungkin dia masih bertahan dengan istri hanya mementingkan diri sendiri.
Sampai pada suatu ketika, Hendry tergoda dengan gadis yang mengasuh anaknya sejak 5 bulan terakhir. Gadis yang tak lain adalah adik tiri Julia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Beberapa hari terakhir ini Julia tampak gusar dan selalu melamun setiap kali panggilan telfonnya tidak di angkat oleh Hendry. Wanita itu masih punya waktu 2 hari di Paris, tapi pikirannya ingin cepat kembali ke Indonesia. Sebenarnya kegusaran dan perasaan tidak nyaman yang mengganggu pikiran Julia ada hubungannya dengan rumah tangganya bersama Hendry.
Pada dasarnya seburuk apapun sikap seorang istri, feeling tetap kuat jika suaminya berbuat macam-macam di belakangnya. Mungkin karna sudah lama hidup bersama, sering berbagi perasaan dan cerita, bahkan berbagi cairan dan peluh. Membuat ikatan batin terbentuk dengan sendirinya.
Sayangnya Julia belum tau bahwa selama 7 hari ini, cinta dan rumah tangganya telah dinodai oleh pengkhianatan Hendry. Mungkin Julia tidak percaya suaminya tega berselingkuh, karna selama ini Hendry sangat setia, dan Julia yakin kalau Hendry memberikan seluruh cinta dan hidupnya hanya untuknya.
Di Paris ada Julia yang sedang galau. Sore itu, dia langsung kembali ke hotel setelah menguras uang bulan dari Hendry untuk membeli barang-barang branded.
Sementara itu, di negera yang memiliki waktu 5 jam lebih cepat dari Paris, ada pasangan sejoli yang sedang bercumbu. Dikamar milik Bella, wanita itu begitu nyaman duduk di pangkuan Hendry. Hubungan keduanya semakin lengket semenjak pulang berlibur dari pantai.
Hendry selalu pulang kantor lebih awal agar bisa mencuri-curi waktu untuk mandi bersama dengan Bella.
Setiap malam, Hendry juga tak pernah absen menyelinap ke kamar Bella untuk sekedar tidur sambil memeluknya. Kedekatan itu membuat Hendry semakin nyaman dan selalu ingin tidur satu ranjang dengan Bella.
"Dua hari lagi Kak Julia pulang." Ujar Bella setelah Hendry melepaskan pagutan bibirnya. Jemari Bella mengusap-usap rahang tegas Hendry.
"Sebaiknya kita harus jaga jarak. Mas Hendry juga tidak bisa sembarangan masuk ke kamarku lagi." Bella bicara sembari memasang wajah cemas. Padahal dia memang berharap Julia tau perselingkuhan Hendry dengannya, tapi masih menunggu waktu yang tepat. Saat dimana Hendry semakin abai pada Julia dan mulai sering terjadi pertengkaran.
"Jangan memikirkan soal Julia, cukup turuti keinginanku saja. Soal Julia biar aku yang urus, kamu tidak perlu khawatir." Sahut Hendry. Dia kembali memagut bibir Bella yang sudah menjadi candu sejak 1 minggu yang lalu.
Persetan dengan cinta dan kesetiaan, Hendry seperti keluar dari jati dirinya semenjak tergoda dengan keindahan dan sesuatu yang berbeda dari Bella.
Bella tersenyum dalam hati. Jawaban Hendry sangat memuaskan untuk di dengar. Setidaknya Bella tau kalau posisi Julia perlahan tergeser. Kakak tirinya itu bukan lagi menjadi prioritas Hendry. Bahkan sudah terlalu sering Hendry mengabaikan panggilan telfon dari Julia, demi menghabiskan waktu bersama Bella.
Bella memberanikan diri mencium bibir Hendry dengan memberikan gigitan kecil. Bella sadar, semakin dia nakal dan menggoda di hadapan Hendry, maka akan semakin sering Julia di abaikan oleh Hendry.
"Sudah mulai nakal rupanya." Ujar Hendry sambil mencubit gemas hidung Julia. Wanita itu terkekeh dan memeluk Hendry.
"Aku gadis baik-baik sebelum diberi sosis besar." Jawab Bella yang masih terkekeh.
Hendry hanya bisa tersenyum gemas sembari menggelengkan kepala. Dia membiarkan Bella memeluknya dan membenamkan wajah di lehernya. Biasanya Bella akan lama memeluk Hendry sambil duduk di pangkuannya.
"Mau tidur atau main sekali lagi.?" Tawar Hendry setelah Bella melepaskan pelukannya.
"Boleh tidur.? Aku sudah mengantuk." Kata Bella dengan mata yang sudah mulai merah dan sayu.
Hendry mengijinkan dengan anggukan kepala. Pria itu kemudian membopong tubuh Bella dan merebahkannya di atas ranjang.
1 jam yang lalu keduanya memang sempat bercinta di sofa. Sofa yang tidak terlalu panjang itu sudah berkali-kali menjadi saksi bisu percintaan panas Hendry dan Bella yang penuh gairah.
...******...
"Bellaaa.!! Bellaaaa.!!" Siang itu suasana rumah mendadak gaduh dengan kepulangan Julia. Rumah yang tadinya penuh ketenangan, kehangatan dan kebahagiaan, mendadak jadi tidak karuan karna Julia kembali ke rumah.
Seketika dua asisten rumah tangga yang sedang memasak di dapur, langsung kalang kabut gara-gara mendengar teriak Julia yang melengking. Keduanya terpaksa menghentikan aktivitas dan bergegas menghampiri Julia.
"Siang Nyonya." Sapa keduanya bersamaan. Dia menghampiri Julia di dekat ruang keluarga. Di belakang Julia ada security dan supir pribadi, masing-masing dari mereka menyeret 2 koper besar dan beberapa paper bag di tangan.
"Nyonya sudah pulang. Ada yang bisa kami bantu.?" Tanya Bik Sumi. Wanita paruh baya itu yang paling lama bekerja di rumah Julia.
Julia melirik malas. Dia memanggil Bella, tapi yang datang malah mereka berdua.
"Panggilkan Bella.! Suruh dia membawa semua barang-barang ku ke kamar.!" Titahnya ketus.
"I-iitu Nyonya, tapi Non Bellanya sedang menidurkan Non Ale. Sejak tadi Non Alenya rewel." Tutur Bik Sumi.
"Ckk.!!" Julia berdecak sinis, dia berlalu dari sana tanpa mengatakan apapun.
Security dan supir itu kemudian meletakan koper dan semua paper bag di sana.
Rita menatap heran.
"Pak Jamal, Pak Rudi, kenapa barang-barang Nyonya tidak sekalian di bawa ke kamar saja.?Kasian Non Bella kalau harus melakukannya sendirian." Ujar Rita.
"Kita masih butuh Uang, Rita. Kalau Nyonya sudah melarang, artinya tidak boleh di langgar." Jawab Pak Rudi.
"Benar kata Rudi, bisa-bisa kita di pecat. Bukannya kita tidak kasihan dengan Non Bella, tapi istri dan anak kita juga kasihan kalau tidak bisa makan." Pak Jamal itu berkomentar. Keduanya lalu keluar dari rumah untuk mengerjakan tugas masing-masing.
Bik Sumi dan Rita hanya bisa menghela nafas. Mereka berdua kadang bertanya-tanya mengenai sikap kasar dan buruk Julia pada Bella, padahal Bella sudah bersedia merawat Ale dengan penuh ketulusan. Tapi entah kenapa Bella selalu salah dimata majikan mereka.
...******...
Bella tersentak kaget saat pintu kamar Ale tiba-tiba dibuka kasar. Bella juga reflek mengusap-usap punggung Ale yang baru saja tidur dalam gendongannya.
Sejak pukul setengah 11, Ale sangat rewel. Dia terus menangis tanpa sebab yang jelas. Semua asisten rumah tangga sudah berusaha membantu Bella untuk menenangkan Ale, tapi anak itu tidak mau diam.
Setelah lebih dari 1 jam menangis, Bella mencoba membawa Ale ke kamar lagi dan berusaha menenangkannya. Kini Ale sudah tidur sekitar 10 menit yang lalu.
"Pindahkan Ale di box.!" Titah Julia ketus.
Bella menuruti perintah Julia tanpa protes. Dia sebenarnya terkejut melihat Julia sudah pulang, karna seharusnya Julia baru sampai tengah malam nanti.
Bella mendekati Julia setelah membaringkan Ale di box.
"Ada apa kak.?"
Julia menatap sebal.
"Barang-barang ku ada di depan ruang keluarga, cepat kamu pindahkan ke kamarku.!" Perintahnya dengan nada bicara angkuh.
Tanpa protes, Bella mengangguk patuh dan segera keluar dari kamar Ale.
"Lihat saja setelah merasakan sikap Mas Hendry berubah, apa kamu masih sempat punya waktu untuk marah-marah padaku.!" Gumam Bella lirih. Sorot matanya sangat tajam, menyiratkan kebencian yang mendalam.
padahal dia jahat, udah ngebunuh emaknya bella juga...
situ sehat julia 🙄