Grace, kini harus menjadi anak yatim piatu setelah kedua orangtuanya di habisi secara keji oleh Chan Ryder, hanya karena kalah tender. Sejak kecil Grace di urus dan dibesarkan oleh orang yang telah membunuh kedua orang tuanya, bahkan kakaknya pun ikut menjadi korban. Bagaimana jadinya jika Grace tahu jika orang yang sudah merawatnya adalah orang yang sudah tega memisahkan ia dan keluarganya?
Penasaran sama kelanjutan ceritanya? Yuk langsung baca. Jangan lupa like, komen, vote, dan kasih ulasan terbaiknya. oke👌😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RD Junior, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Grace mendekati sang Kakak lalu mendorong tubuhnya yang kokoh, namun sentuhan Grace tak membuatnya tumbang sedikitpun. "Apa kau pikir hanya kau saja yang bisa marah?!" Grace sudah berlinang air mata. "Ayo pukul aku, jika perlu kau bunuh saja aku sekalian, dengan begitu kau akan puas!" Grace terus memukuli dada bidang Delard, sehingga membuat Delard geram lalu menahan dengan kedua tangannya.
"Buka matamu, aku ini Kakak mu!" Decaknya. "Aku hanya ingin yang terbaik untukmu!"
Suara pertengkaran keduanya terdengar ke-telinga Chan Ryder dan Azura, sehingga mereka bergegas kekamar Grace dan mencari tahu apa yang terjadi.
Ketika melihat Azura dan Chan Ryder berdiri diambang pintu menatap heran kearah keduanya, Grace langsung berlari dan memeluk Azura. "Mommy, hiks... hiks..." Grace menangis sesenggukan dipelukan Mommy angkatnya yang dia tahu adalah ibu kandungnya.
"Delard, apa yang sudah kau lakukan kepada adik mu?" Sentak Chan yang salah paham dengan apa yang terjadi, apa lagi saat melihat rok mini yang dikenakan Grace compang-camping akibat ditarik oleh Delard tadi, hingga kini Chan berasumsi jika Delard berniat untuk melecehkan adiknya.
"Daddy aku__" Ucapan Delard terpotong oleh Grace yang mendahuluinya.
"Aku benci sama Kak Delard! dari dulu dia itu memang tidak pernah menyayangi ku. Hiks... Hiks..."
Chan berjalan menghampiri Delard, tanpa aba-aba dia langsung memukul wajahnya hingga membuat bibirnya berdarah.
Buggh...
"Daddy!" Bentak Azura yang tak terima putra kesayangannya dipukul seperti itu dihadapannya, dia pun menarik tangan Chan Ryder agar menjauhi Delard. "Delard, apa kau baik-baik saja?" Azura menatap nanar wajah putranya seraya memegangi kedua pipinya.
"Kita tidak bisa membenarkan perbuatan yang dilakukan Delard terhadap Grace, meskipun dia itu putra kita." Ucap Chan Ryder, dia pun menoleh kearah Grace. "Grace, siapa yang membuat rok mu seperti itu? apa yang melakukannya Delard?" Tanyanya.
Grace menatap lekat wajah Delard, Chan Ryder dan Azura secara bergantian. "Tidak mungkin aku mengatakan jika tadi aku tersangkut pagar besi ketika hendak keluar dari mansion secara diam-diam, nanti malah aku yang akan terkena hukuman lagi dari Daddy! mending aku bilang saja jika Kak Delard yang sudah merusak rok ku, lagi pula ini memang perbuatannya karena tadi sobek nya tidak separah ini." Batinnya, Grace tidak tahu jika Chan Ryder sudah berpikir sejauh itu, dan menyangka jika Delard ingin menodainya, sehingga dia mengatakan jika memang Delard yang sudah merobek roknya.
"Iya Daddy, kak Delard yang melakukannya."
Kini giliran Chan Ryder yang menarik tangan Azura agar tidak menghalanginya.
Bugghh.
Chan Ryder melayangkan pukulan keduanya dan tepat mendarat di-hidung mancung Delard sehingga darah segar mengalir dihidungnya.
"Daddy stop!" Azura meneriaki suaminya. "Sekali lagi kau berani memukul putra-ku, aku tidak akan memaafkan mu!" Gertaknya.
"Mommy itu seorang wanita, seharusnya Mommy bisa merasakan apa yang dirasakan Grace saat ini." Decak Chan Ryder kepada istrinya.
"Daddy tidak bisa menghakimi Delard seperti itu!" Ujar Azura. "Apa Daddy mau mendengarkan penjelasan Delard sebelum Daddy memukulnya? tidak kan!"
Chan Ryder menghirup nafas dalam-dalam lalu membuangnya secara perlahan. "Katakan, untuk apa tengah malam begini kau masuk kedalam kamar Grace?"
Delard menatap Grace yang kebetulan juga sedang menatapnya, terlihat ketakutan diwajah Grace, takut jika Delard mengatakan yang sebenarnya.
"Kenapa diam saja? apa dugaan Daddy benar jika-..."
"Aku kemari untuk meminjam ponsel Grace, tapi karena dia tidak mau meminjamkan nya makanya aku marah, hingga aku kehilangan kendali lalu menarik roknya hingga robek, hanya itu saja!" Delard berusaha untuk melindungi adik angkatnya.
"Kak Delard." Batin Grace dengan bola mata yang berkaca-kaca, meskipun tadi dia sudah mengeluarkan kata-kata kasar bahkan menyakiti sang Kakak, tapi ternyata Delard masih saja melindunginya.
"Grace apa benar yang dikatakan oleh Kakak mu?" Tanya Chan Ryder meyakinkan.
"Iya Daddy." Jawabnya menundukkan kepala, karena malu kepada sang Kakak.
"Daddy dengarkan apa yang telah dikatakan mereka?!" Sinis Azura. "Mommy kecewa sama Daddy, jujur Mommy benar-benar kecewa!" Desisnya, dia pun membawa Delard keluar dari kamar Grace untuk mengobati lukanya.
Chan Ryder membasuh wajahnya secara kasar lalu menoleh kearah Grace. "Tidurlah! ini sudah larut, besok kau harus pergi ke sekolah."
"Baik Daddy."
Setelah Chan Ryder keluar, Grace pun mengunci pintu kamarnya rapat-rapat. Setelah mengganti pakaian dengan baju tidur, Grace pun merebahkan tubuhnya diranjang seraya kembali memikirkan kejadian tadi.
"Kasihan juga Kak Delard, gara-gara aku Daddy sampai memukulnya hingga tadi hidung dan bibirnya terluka." Gumamnya, karena tidak bisa tidur diapun memutuskan pergi kekamar Kakaknya untuk meminta maaf, tapi sayangnya tidak ada sahutan dari dalam kamar Delard.
Grace berjalan menuruni anak tangga saat merasa kerongkongannya kering untuk mengambil air minum, namun tiba-tiba langkahnya terhenti saat mendengar suara pertengkaran kedua orangtuanya dari arah dapur. "Gara-gara aku juga, Daddy dan Mommy sampai bertengkar." Batinnya, dia pun berjalan bermaksud ingin merukun-kan kembali keduanya, tapi lagi-lagi langkahnya terhenti dan kali ini Grace menitikkan air mata ketika mendengar kalimat yang dikatakan oleh Chan Ryder.
"Tidak ada yang salah dengan Delard, karena ketakutan nya selama ini ternyata benar kalau Daddy akan lebih menyayangi Grace ketimbang Delard, darah daging Daddy." Ujar Azura.
"Cukup! jangan pernah membahas itu lagi!" Bentak Chan Ryder yang mulai tersulut emosi karena Azura selalu berasumsi jika dirinya lebih menyayangi Grace ketimbang Delard anak kandungnya sendiri. "Delard itu anak kandungku, dan tentu aku akan lebih menyayanginya melebihi siapapun! tapi jika dia berani kurang ajar kepada Grace maka aku tidak akan membiarkannya! walaupun Grace itu bukan anak kandung ku tapi aku juga sangat menyayanginya." Tegas Chan Ryder kepada istrinya.
Grace menempelkan punggungnya didinding tembok. "Jadi ternyata aku bukan anak kandung Daddy dan Mommy!" Grace menutup mulut agar Chan Ryder dan Azura tidak mendengar suara tangisannya, tak ingin kehadirannya diketahui oleh kedua orangtua angkatnya, lantas Grace segera pergi ke kamarnya.
"Hiks... Hiks... Ternyata aku bukan anak kandung Mommy dan Daddy! jika memang seperti itu, lalu siapa orangtua kandung ku? dan dimana mereka sekarang?" Semalaman Grace tidak bisa tidur, dia terus menangis dan bertanya-tanya tentang siapa orangtua kandungnya, dan kenapa Chan Ryder dan Azura bisa mengadopsinya? apakah dia dibuang? ataukah dititipkan di-panti asuhan? hanya pertanyaan itu yang sekarang terngiang-ngiang dipikirannya.
Keesokan paginya.
Tok tok tok...
Grace terbangun kan oleh suara ketukan pintu dari luar, lantas dia bergegas untuk membukanya.
"Nona Grace, Tuan dan Nyonya sudah menunggu di-meja makan untuk sarapan." Ucap pelayan di-mansion itu.
"Baik, aku akan segera turun." Grace menyeka air mata yang mengalir di pipinya.