NovelToon NovelToon
Dia Bukan Janda

Dia Bukan Janda

Status: tamat
Genre:Romantis / Misteri / Tamat / Cintamanis / Duda / Anak Kembar
Popularitas:30.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: emmarisma

Lusiana menemukan kardus yang berisi bayi kembar, ia pun membawanya pulang dan berinisiatif untuk merawatnya.

Delano Wibisana harus kehilangan istri dan kedua anaknya tepat di hari kelahiran bayi kembarnya. Entah mengapa hari itu setelah melahirkan, istri Delano membawa kedua bayi kembarnya pergi hingga kecelakaan itu terjadi dan menewaskan Karina istri Delano. Lalu dimana anak-anak Delano? sedangkan pada saat evakuasi hanya di temukan Karina seorang diri.


Dilarang plagiat Ok!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DBJ 23. Penjelasan Ayah

*******

Lusi masih lebih banyak diam, ini untuk kali pertama Lusi makan siang dengan kedua orang tuanya. Rasanya sudut matanya terasa begitu panas. Kenapa baru sekarang ia bisa merasakan suasana seperti ini?

"Apa kau tidak menyukai menunya sayang?" tanya Diana pada Lusi, gadis itu menggeleng lemah.

"Aku menyukainya ... " Lirih Lusi,

Devan dan Davin ada di kamar Delano saat ini dan terus terang saja hal tersebut membuat Lusi merasa semakin cemas.

"Apa ada yang menggangu pikiranmu Lusi?" Mitha menatap putrinya. Lagi-lagi hanya gelengan kepala yang Lusi perlihatkan.

"Maaf Lusi, mungkin kamu tidak nyaman dengan Delano yang dekat dengan anak-anakmu? tante minta Lusi mau beri Delano kesempatan untuk dekat sama Devan dan Davin, Dulu Delano belum sempat sekalipun melihat kedua anak kembarnya. Biar sekarang anak-anakmu menjadi obat rindu untuknya karena tante tau meskipun Delano selalu bersikap dingin dan semaunya tapi jauh dalam hatinya dia merindukan anak-anaknya yang hilang." Tutur Diana. Lusi terenyuh mendengarnya dia pun mengangguk lemah. Lusi sendiri bingung dengan perasaan was-was yang dia rasakan.

Entah mengapa Lusi merasa khawatir dan takut, jika suatu saat ada yang mengambil Devan dan Davin darinya.

"Ibu dimana nenek?" tanya Lusi pada Mitha.

"Nenek kamu ada sayang, nanti setelah ini kita temui nenek. Beliau pasti senang bisa bertemu kamu." Jawab Mitha.

Keempat orang itu akhirnya memulai acara makannya. Lusi kadang melirik sang ayah yang tampak masih tampan di usianya yang terbilang tidak lagi muda, pembawaan yang tenang dan terbilang kharismatik benar-benar jauh dari Jaka.

Ah ... mengingat jaka membuat Lusi tanpa sadar mencengkeram sendoknya erat, makanan yang masuk kemulutnya seakan sulit untuk di telan.

Surya menangkap gelagat aneh dari putrinya. Saat melihat Lusi memejamkan mata dan mengatur nafasnya.

"Lusi ada apa denganmu?" tanya Suryo, seketika Lusi membuka matanya dan menggelengkan kepalanya.

Ponsel Lusi bergetar di sakunya. Sebenarnya sangat tidak sopan mengangkat telepon saat makan. Tapi Lusi takut jika yang menghubungi dirinya adalah Lisa sahabatnya.

"Maaf tante saya permisi mau menerima telepon."

"Diangkat disini saja sayang."

Akhirnya Lusi langsung menggeser ikon hijau di ponselnya.

"Halo Lisa ... "

"Lusi ... kak Tio .... "

"Ada apa Lisa? bagaimana kondisi kakak kamu?"

"Mobil kakak di tabrak truk Lusi, beruntung saja ada banyak yang menolong kakak. Tapi sekarang aku bingung Lusi, kakakku harus segera dioperasi. Aku tidak punya biaya."

"Berapa? berapa yang kamu butuhkan Lisa aku akan transfer uangnya sekarang." Suara Lusi terdengar bergetar dan parau mendengar kesulitan sahabatnya membuatnya ikut terharu.

"Dokter baru mengatakan kisaran biaya operasinya kurang lebih 60 sampai 70 juta Lusi." Suara Lisa semakin tersamar dengan isak tangisnya.

"Baiklah, aku matikan dulu teleponnya. Aku akan mengirim uangnya padamu sekarang. Segera urus administrasinya agar mas Tio bisa segera operasi. Semoga mas Tio baik-baik saja dan segera pulih."

Lusi mematikan sambungan teleponnya, dan beralih ke aplikasi M-banking. Lusi mengetikkan sejumlah nominal hingga laporan berhasil tampak di layar ponsel Lusi.

Suryo menatap putrinya teduh. Rasanya ingin sekali dia memeluk putrinya tapi dia takut jika Lusi menolaknya.

Delano dan si kembar turun mereka bertiga terlihat sangat bahagia. Diana begitu terharu melihat senyum putranya.

"Bunda, boleh tidak kalo besok kita kemari. Kata om Delano mau ajarin kita renang?" Devan dan Davin menatap Lusi penuh harap. Sorot mata bahagia kedua putranya benar-benar kelemahan Lusi. Dia tidak bisa mematahkan hati anak-anaknya.

"Iya sayang .... " jawab Lusi lirih.

.

.

.

Jaka berteriak di depan toko Mitha dengan tidak tau malu. Namun bukannya mendapati Mitha dia justru di hajar oleh sesosok pria bertubuh besar. Setelah itu Jaka di seret dan di masukkan kedalam mobil.

"Siapa kalian?" Jaka bertanya dengan nada angkuh.

"Kau tidak perlu tau siapa kami. Yang jelas nikmati saja hari-hari terakhirmu." Desis pria yang menghajar Jaka tadi. Jaka menelan salivanya dengan susah payah.

"Sebenarnya siapa mereka?" batin Jaka.

Orang-orang suruhan Suryo langsung membekuk Jaka begitu melihat pria itu berbuat onar di toko Mitha. Sebelumnya bermodal foto yang Suryo ambil di rumah Mitha, Suryo langsung meminta anak buahnya untuk bertindak mengawasi di sekitar toko Mitha dan mencari keberadaan Jaka di tempat lain. Dia ingin memberi pelajaran pada laki-laki itu. Laki-laki yang sudah menggoreskan luka dalam di hati Lusi bahkan menyisakan trauma.

.

.

.

Lusi duduk sendirian di kamar tamu. Diana tidak memperbolehkannya pergi. Bahkan Diana berjanji akan membawa neneknya ke rumah itu.

Pintu kamar di ketuk dari luar. Lusi segera bangkit berdiri dan membuka pintu. Sedikit terkejut mendapati sang ayah ada di sana.

"Boleh ayah bicara?" tanya Suryo tatapan mata pria paruh baya itu mampu membuat hati Lusi bergetar sekaligus menghangat. Lusi melebarkan pintu hingga Suryo bisa masuk. Suryo duduk di Sofa dan menepuk sofa di sampingnya agar Lusi mau duduk di dekatnya. Namun Lusi sama sekali tidak mengindahkan keinginan Suryo dia memilih duduk di sofa single yang berada 3 langkah dari tempat ayahnya duduk.

"Apa Lusi mau dengar cerita ayah? setelah mendengarkan cerita ayah nanti jika Lusi masih ingin membenci ayah silahkan. Tapi ayah berharap Lusi mau memaafkan kesalahan ayah."

Lusi hanya mengangguk. Mungkin ini saatnya ia bersikap lebih dewasa mau legowo menerima semua masalah yang datang di hidupnya. Mencari sumber masalahnya dan mencari penyelesaian.

Suryo memulai ceritanya dari awal perjumpaannya dengan sang ibu, hingga tragedi yang menyebabkan ibunya hamil, bahkan Suryo juga menceritakan bagaimana nenek dari pihak ayahnya itu menolak ibunya karena status sosial yang berbeda jauh. Suryo juga menceritakan semua usaha ibunya untuk menggagalkan hubungan mereka. Dari mendatangkan wanita lain juga sampai melabrak Mitha, tanpa terasa air mata Lusi mengalir mengingat penderitaan ibunya. Dan dia menambahi dengan sikapnya yang kekanak-kanakan selama 5 tahun terakhir.

"Cukup .... jangan lanjutkan lagi." ujar Lusi.

"Tapi kau belum tau balasan dari Tuhan untuk keluarga kami Lusi?"

"Apa maksudnya?" alis Lusi bertaut menandakan kebingungan.

"Ayah mencarimu ke Semarang bahkan setelah itu ayah kecelakaan, ayah juga sempat hilang ingatan nenekmu jatuh sakit. Dan beberapa tahun kemudian karma untuk nenekmu dibayar tunai. Adik ayah yaitu tante Widya bunuh diri karena diperlakukan tidak baik oleh mertuanya yang kaya raya. Nenekmu terkena serangan jantung dan sekarang stroke. Lusi apa kamu mau memaafkan ayah?" Wajah Suryo benar-benar sendu. Ia berharap akan ada kesempatan bagi dirinya untuk mendapatkan maaf dari putrinya dan memperbaiki setiap kesalahannya.

"Beri Lusi waktu, 23 tahun bukan waktu yang sebentar ayah. Meskipun 7 tahun awal kehidupan Lusi, Lusi masih sedikit merasakan kegembiraan dan kebahagiaan. Namun 16 tahun kebelakang Lusi lewati dengan penuh perjuangan."

"Ayah berjanji padamu, ayah akan bantu Lusi untuk lepas dari trauma Lusi. Agar Lusi bisa menjalani kehidupan yang Lusi inginkan." Suryo terus mengiba tanpa sadar tubuhnya mendekat dan menggenggam jemari Lusi. Tapi anehnya tubuh Lusi tidak memberikan respon penolakan. Justru genggaman tangan sang ayah membawa rasa hangat di hati Lusi.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

**Notes author : sementara alon-alon dulu ya guys othor lagi sibuk anak othor PTMnya jadwalnya bentrok sama kesibukan othor. Jadi waktu luang othor cuma malam buat nulis itupun juga kadang tiba-tiba ketiduran. 😅😅

Jangan lupa like, komen yang banyak tapi jangan spam ya. Kalo komennya bisa nyampai angka 100 bisa jadi othor khilaf 2x up 😇😇. Eh rate juga donk say kasih bintang 5**.

1
Mas Sigit
q rasa karisa dalang dri semua ini
Mas Sigit
mampir kk
Santimehasari Nst
Luar biasa
Emma Risma: Terima kasih sudah membaca karya ini, Kakak. Selalu beri dukungan untuk karyaku, ya. 🥰
total 1 replies
Mayus Mayus
Kecewa
Mayus Mayus
Buruk
pipin bagendra
ga ketukar Jeffri dgn Delano thor
ganteng yg JD Jeffry hehehehe
Emma Risma: Terima kasih sudah membaca karya ini, Kakak. Selalu beri dukungan untuk karyaku, ya. 🥰
total 1 replies
Zerro..BL
pengalaman pribadi😅😅
Emma Risma: Terima kasih sudah membaca karya ini, Kakak. Selalu beri dukungan untuk karyaku, ya. 🥰
total 1 replies
Zerro..BL
ikut suprt novelnya...👌
Nur Bahagia
nahhh ini baru kerenn 🤩 kalo visual nya Delano imut bener 😁
Nur Bahagia: siiaapppp kak Thor 👍🥰
Emma Risma: Terima kasih sudah membaca karya ini, Kakak. Selalu beri dukungan untuk karyaku, ya. 🥰
total 2 replies
Nur Bahagia
siapa bu Yayuk? 🤭
Nur Bahagia
tuh kan bener..Glen yg dihubungi Delano
Nur Bahagia
ya iyalah Lusi pasti datang dianterin Delano.. lo aja yg aneh mikirnya aditya 🤦‍♀️
Nur Bahagia
Lusi cocok nih visualnya.. tapi delano terlalu imut banget 😁
Nur Bahagia
Delano nelp Glen 😁
Nur Bahagia
Glen berperan ganda 🤔
Nur Bahagia
jangan2 jessica lagi ngincer regan/delano 🤭
Nur Bahagia
tuh kan.. Hans dan Lidya kompak bener. 🤗
Nur Bahagia
Hans dan Lidya ini bener2 couple goals 🤗
Nur Bahagia
kalo dari judul chapter nya, ini pasti ulah papa Hans 🤣 emang agak lain tuh papa 😅
Nur Bahagia
kayak sinetron 😅🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!