Lanjutan My Kindergarten Teacher dan The Five Brothers
Bagaimana jika kamu adalah putri dan cucu pemilik salah satu bank terbesar di Indonesia tapi dikira miskin oleh duda kaya hingga menawarkan menjadi Sugar Daddy nya supaya bisa berdekatan karena pria itu mengalami gynophobia.
Salasika Hadiyanto tidak menyangka jiwa gabutnya membuat dirinya memiliki Sugar Daddy bernama Lingga Xavier Horance. Part konyolnya, anak Xavier, Xander sangat dekat dan mendukung ayahnya tinggal bersama Sasa.
Bagaimana reaksi Dewa dan Sagara Hadiyanto saat tahu cucu dan putrinya memiliki Sugar Daddy akibat salah paham?
Generasi ke 8 klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyuapi
"Xavier ...."
"Ya Sasa?"
Sasa duduk di sebelah pria itu. "Bolehkah aku meminjam mobilmu?"
Xavier menoleh ke arah gadis yang duduk di sofa sebelahnya. "Mau kemana?"
"Belanja bahan makanan yang Indonesia banget. Kalau misal tidak boleh, aku naik ojek online saja plus bawa Xander ke supermarket."
Xavier menatap Sasa. "Naik ojek online saja. Kamu mau belanja kemana?"
"Antara Gelael atau Superindo. Kan yang paling dekat dua supermarket itu yang lengkap barangnya."
Xavier tahu dua supermarket yang dimaksud Sasa dan berada di jalan Sultan Agung. Kesanany memang hanya lima menit tapi bisa lama karena harus memutar.
"Ya sudah. Naik ojek online saja bersama Xander," putus Xavier.
"Mau titip sesuatu?" tanya Sasa.
"Titip apa?" balas Xavier.
"Es krim, obat atau rokok ?"
Xavier tersenyum. "Aku tidak merokok Sasa."
"Bagus ! Rokok itu tidak baik untuk kesehatan dan itu sama saja bakar uang ! Mending bakar lemak lah, badan sehat, jadi langsing dan hidup bahagia saat jarum timbangan geser ke kiri," jawab Sasa yakin.
"Kamu itu tidak gemuk, Sa."
"Tapi ?" Sasa memandang mata hijau kecoklatan Xavier.
"Shemok dan sintal," kerling Xavier.
Sasa mengerjap-ngerjapkan matanya. "Oh, papa gula, jangan merayu gombal ya. Bayi Gula ini bisa terkenyut jantungnya."
Xavier terbahak mendengar ucapan Sasa dalam bahasa Indonesia. "Kamu itu lucu !"
"Sayang, aku tidak berbakat menjadi stand up komedi. Baiklah Ole Gunnar Solskjaer, bayi gula Jawa ini mau berbelanja dulu. Terima kasih atas ijinnya." Sasa pun berdiri sementara Xavier menggelengkan kepalanya sambil tertawa karena Sasa menyebutkan nama pemain legenda Manchester United yang membantu tim Setan Merah mendapatkan Treble Winner. Ole Gunnar Solskjaer adalah pemain dan pelatih sepakbola asal Norwegia.
"Xander, ayo ganti baju, kita belanja berdua !" seru Sasa dengan santainya.
***
Gelael Sultan Agung
"Kita belanja apa Sasa?" tanya Xander sambil mendorong troli.
"Bahan makanan yang tidak ada di kulkas kamu." Sasa mengambil beberapa bumbu dan bahan makanan khas Indonesia. Gadis itu melongo melihat ada dauh genjer di rak sayuran. "Genjer .... ya ampun mahalnya ! Padahal kalau aku ke Indramayu lihat sawah Oma Zee, tinggal potong bebek angsa."
"Sasa ngomong apa?" tanya Xander sambil mengambil beberapa kotak salmon.
"Tidak ngomong apa-apa. Eh, kamu pernah makan daun ini belum?" Sasa memperlihatkan dauh genjer.
"Belum. Apa itu ?"
"Namanya genjer. Sayur genjer, yang dikenal dengan nama ilmiah limnocharis flava, adalah salah satu sayuran hijau yang memiliki banyak manfaat kesehatan. Ini enak dibuat olahan tumis atau santan. Ayo, kita beli ! Nanti aku masakin !" Sasa langsung mengambil beberapa ikat daun genjer.
"Apakah pahit?" tanya Xander.
"Tidak pahit kalau pintar mengolahnya. Ayo kita cari udang, ebi dan teri Medan. Kita makan malam dengan menu masakan Jawa!" ajak Sasa ke Xander.
Memiliki Eyang yang seorang guru, ibu yang mantan pramugari dengan pengalaman masak yang tidak perlu diragukan, membuat Sasa dan adiknya, Shandilya, biasa masuk dapur. Bagi Alina dan Khadijah, semua harus bisa masak apalagi Dewa dan Sagara juga bisa. Mau tidak mau semua ikut berpartisipasi. Sagara dan Khadijah memilih tinggal bersama Dewa dan Alina atas permintaan pasangan itu karena Alina ingin berkumpul semua. Disaat menantu sering tidak akur dengan mertua, berbeda dengan Alina dan Khadijah yang kompak apapun termasuk parenting. Alina dan Khadijah sama-sama kompak jika Dewa dan Sagara sudah mulai ribut tidak jelas.
"Sasa, bagaimana kamu tahu soal sayuran aneh-aneh?" tanya Xander.
"Karena aku punya eyang yang juga seorang guru dan sering mengajak pengetahuan alam di sawah dan pasar tradisional jadi tahu. Hanya saja, kalau jam segini, pasar tradisional tutup dan besok pagi aku ke sekolah jadi tidak sempat lah !" jawab Sasa santai sambil mengeluarkan kartu debitnya. "Papamu sudah transfer buat belanja."
Xander hanya mengangguk saat tahu mereka belanja cukup banyak. Papa, enam bulan bersama Sasa, pasti sangat seru.
***
Sasa membuktikan ucapannya dengan mengolah genjer menjadi sayur tumis yang lezat. Tidak terasa pahit karena direndam dalam air garam selama sekitar 10 menit. Setelah itu, remas-remas sayur genjer lalu bilas dengan air mengalir sampai bersih. Biasanya Sasa merebus genjer dengan air panas dikasih garam tapi dia butuh cepat. Sasa juga menggoreng ikan gurami dengan sambal dan tempe goreng.
"Ini benar-benar menu makanan tidak biasa," ucap Xavier.
"Menunya jowo ndeso tapi rasanya enak !" senyum Sasa yang tadi dibantu Xander saat memasak.
"Apakah pedas?" tanya Xander sambil duduk di sebelah Sasa.
"Kan tadi kamu yang kasih cabenya. Nggak bakalan pedas karena aku kasih teri dan udang."
Xavier dan Xander pun mencoba makan masakan Sasa tapi mereka melongo saat tahu gadis itu makan dengan tangan!
"Eh serius, makan begini itu enaknya pakai tangan. Percaya padaku !" ucap Sasa saat ayah dan anak itu menatap datar ke dirinya. "Ya kalau kalian mau makan dengan sendok dan garpu, ya gak papa sih."
"Kamu tuh. Makan itu ada aturannya," ujar Xavier.
"Itu kalau di restauran high class. Kalau di rumah, bebas dong!" balas Sasa sambil memasukkan nasi dan sayur ke dalam mulutnya.
Xander melirik ke arah Sasa yang makan dengan begitu nikmatnya jadi penasaran. "Sasa .... "
"Ya?"
"Boleh minta disuapin pakai tangan kamu? Kok kayaknya lebih nikmat pakai tangan ya ?" Xander menatap calon gurunya itu penuh harap.
"Sekali saja ya. Tapi setelahnya kamu makan sendiri pakai tangan kamu. Cuci tangan dulu sebelumnya." Sasa mengambil nasi dengan lauknya lalu menyuapi Xander dengan tangan. Tidak sia-sia ilmu belajar menyuapi Arvid dan Amber kepakai juga ! Sasa jadi ingat dua keponakannya yang putra Akira Léopold dan Amina.
Xander langsung mengunyah makanan yang diberikan Sasa dan matanya berbinar-binar. "Enaaakkk! Lagi !"
"No. Kamu sudah besar, makan pakai tanganmu sendiri. Gini caranya," jawab Sasa tegas. Xavier yang melihat cara Sasa mendidik putranya, tersenyum tipis.
Xander pun menurut tapi dia memilih makan dengan tangan setelah mencuci tangan lagi. Bocah laki-laki itu mengakui makan dengan tangan langsung lebih nikmat. Sasa tersenyum manis ke Xander yang heboh sendiri.
"Apakah enak, makan dari tanganmu?" tanya Xavier.
"Waduh, kalau itu aku tidak tahu, Xavier," jawab Sasa sambil makan.
Xavier memajukan tubuhnya dan membuka mulutnya. "Aaakkk ...."
Sasa melongo. "Serius ?" Xavier mengangguk dan tetap membuka mulutnya. "Oh ya ampun, anak sama bapak sama saja !" Sasa mengambil nasi dan lauk serta sayur lalu menyuapi Xavier. Pria itu tersenyum saat makanan itu masuk kedalam mulutnya.
"Xander benar, ini enak!" gumam Xavier sambil mengunyah.
"Benar kan Pa !" seru Xander.
"Oh ya ampun! Makan dengan tangan kalian sendiri !" sungut Sasa gemas.
Xavier tersenyum manis ke Sasa sementara gadis itu memasang wajah kesal karena momentum makannya terganggu dengan ayah dan anak Viking ini.
"Lagi dong Sa ...." rayu Xavier.
"Nggak ada, mister!" jawab Sasa judes membuat ayah dan anak itu terbahak.
Yang mode manja
***
Yuhuuuu up Siang Yaaaaaaaa gaeeesss
thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️ 🙂 ❤️
yg pnting mas duda bucin sm km,trs anknya jg kn bestie....😁😁😁