NovelToon NovelToon
Kekejaman Suamiku

Kekejaman Suamiku

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Mafia / Cinta Paksa / Penyesalan Suami / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:211.9k
Nilai: 4.9
Nama Author: Rania Alifah

"Siapkan dirimu! Aku akan kembali menyiksamu malam ini!" Stevan mengucapkan itu sembari melangkah menuju pintu untuk keluar.

"Aku tidak bisa melayanimu malam ini hingga sepuluh hari ke depan Stevan Jafer Dirgantara!"

Langkah pria itu terhenti saat mendengar Bulan dengan lantang mengatakan itu. Stevan berbalik memutar tubuhnya menatap Bulan dengan tatapan penuh tanya.

"Apa kau bilang? Katakan sekali lagi!" dingin dan tegas pertanyaan Stevan membuat Bulan tertawa di dalam hatinya.

"Ya! Aku tidak bisa melayanimu sampai sepuluh hari kedepan! Kau dengar itu Tuan Stevan?" ucapnya lagi dengan jelas.

Plaaakkk...

Bukan bertanya, Stevan justru melayangkan tangan ke pipi mulus Bulan hingga membuat wajahnya menoleh ke kanan sampai darah segar keluar dari sudut bibirnya. Bulan mengusap darah itu dan mendongak menatap pria yang ada dihadapannya dengan tatapan kebencian.

Bagaimana kisah selanjutnya?
kita simak yuk ceritanya di karya => Kekejaman Suamiku.
By: Miss Ra.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rania Alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 11

Malam telah berubah pagi, Bulan sudah bangun saat akan melaksanakan ibadah sholat subuh. Dia sudah lebih baik hari ini, perlakuan Stevan yang sedikit lembut dan memberi perhatian, membuat Bulan sedikit semangat untuk melakukan kegiatan dihari ini.

Pintu kamar terbuka lebar, Stevan melihat Bulan sedang duduk di balkon sambil memakan sarapannya dengan membaca buku.

"Apa kau sudah lebih baik?" Bulan menoleh, dia melihat Stevan sudah berada di ambang pintu balkon.

"Yaa aku sudah lebih baik!" sahutnya tersenyum simpul.

"Baiklah kalau begitu, aku pergi dulu!"

"Stevan!"

Stevan yang akan berjalan menuju pintu pun langkah nya terhenti memutar tubuhnya melihat Bulan yang masih duduk di kursinya.

"Ada apa?"

Bulan meletakkan roti yang ada ditangannya dan bangkit mendekati Stevan yang masih berdiri di tempatnya.

"Aku, em aku sebenarnya..."

Stevan melihat Bulan meremas-remas kedua tangannya pun mengerutkan keningnya.

"Ada apa? Kau sebenarnya kenapa?" tanya Stevan.

"Apa boleh aku ijin pergi kerumah orang tuaku hari ini? Aku merasa jenuh dirumah selama satu tahun, aku ingin melihat dunia luar!" ujar nya gemetar dengan kepala menunduk karena merasa takut Stevan akan menamparnya.

Tak menjawab, Stevan justru menatap wanita di hadapannya itu dengan tatapan dingin. Bulan yang tak juga mendengar jawaban dari Stevan mendongakan kepalanya menatap Stevan seakan raut wajahnya memohon agar di ijinkan.

"Baiklah! Asal kau harus kembali kerumah ini sebelum jam enam sore! Dan kau akan diantar oleh supir juga dikawal oleh empat pengawal!"

Bulan yang mendengar perkataan Stevan seketika ekspresinya berubah masam.

"Apa harus seperti itu?" tanya Bulan cemberut lucu.

"Ya harus seperti itu! Jika tidak mau maka kau tidak boleh pergi!" sahutnya kembali berjalan menuju pintu.

"Hey tunggu! Jangan pergi dulu!"

Stevan kembali menghentikan langkah nya dan berbalik menatap Bulan yang berteriak memanggilnya.

"Apa lagi? Aku ada meeting di kantor! Jangan membuang waktuku!"

"Maaf, iya baiklah aku mau!" sahutnya dengan menunduk.

"Mau apa?"

Bulan mendongak menatap wajah Stevan dengan tatapan tak mengerti. Dia mengedipkan matanya seakan berfikir apa jawaban dari pertanyaan pria itu.

"Mau, mau di antar supir dan dikawal oleh empat pengawalmu!" sahutnya.

"Hem! Aku pergi dulu!"

Bulan tersenyum saat Stevan mengijinkan dirinya keluar. Dia ingin sekali mencium wajah suaminya itu, tapi dia takut akan membuat Stevan marah dan akhirnya dia tidak diijinkan keluar dan kembali terkurung seperti biasanya. Dia segera mandi dan bersiap untuk terbang bebas hari ini.

Selesai mandi, dia mengambil baju gamis di lemari pakaiannya. Dia dengan cepat memilih baju dan cadar juga hijabnya untuk segera pergi berkunjung kerumah orangtua yang sudah sangat ia rindukan.

Meski kemarin sempat bertemu sepuluh hari tapi rasanya masih kurang. Dia yang belum terlalu sehat sangat merindukan masakan ibu yang sudah melahirkannya.

Selesai bersiap, dia keluar dari kamarnya lalu melangkah menuruni tangga di ikuti oleh dua pelayan dibelakangnya. Mereka mengantar majikannya itu hingga ke depan pintu utama sesuai perintah dari Tuan mudanya.

Ke empat pengawal menunduk hormat setelah melihat kedatangan Nona mudanya menuju mobil yang sudah terparkir dihalaman rumah Stevan. Wanita itu segera naik dengan bibir yang terus tersenyum dibalik cadar.

"Apa anda sudah siap Nona?" tanya supir yang sudah siap di kursi pengemudi.

"Ya, sekarang kita jalan." sahut Bulan antusias.

Mobil yang ditumpangi Bulan kini sudah meninggalkan halaman rumah Stevan.

*

Di tempat lain.

Stevan sedang berada diruang kerja miliknya. Pria dengan wajah yang tidak pernah tersenyum itu begitu sibuk dengan laptop di hadapannya. Karena ada beberapa berkas yang harus kembali dia baca untuk melakukan meeting nanti.

"Jam berapa meetingnya, Boy?" tanya Stevan dengan suara tegas pada asisten sekaligus sahabatnya itu.

"Jam sepuluh pagi, Tuan!" sahut Boy menatap Stevan sekilas dan kembali fokus pada berkas yang ada ditangannya.

Walaupun berada diruangan yang sama saat keduanya bekerja, tapi membuat ruangan itu sepi seperti rumah tua yang tak berpenghuni, sangat menakutkan bagi yang masuk ke dalam ruangan CEO muda itu.

*

Tak berselang lama, mereka berjalan menuju ke ruang meeting. Semua staf langsung menyapa CEO berwajah mematikan itu saat berjalan melewati mereka.

Stevan masuk ke dalam ruang meeting dengan wajah datar tanpa ekspresi dan sangat menakutkan bagi yang melihatnya. Semua yang ada di sana segera berdiri menyambut saat Tuan muda nya itu datang.

"Selamat siang Tuan Stevan!" sapa nya rekan kerja pria kejam itu.

Stevan hanya mengangguk sebagai jawaban dan duduk di kursi kebesarannya, dia segera membuka laptop yang sudah di siapkan oleh Boy sebelum dirinya duduk.

"Siapkan semua berkas kerja sama nya! Kita langsung saja mulai meeting!"

*

*

*

Kembali ke Bulan Aleena Zahrani.

Matahari yang begitu nampak cerah dan menyengat, Bulan baru saja sampai dirumah orang tua yang telah membesarkannya dengan penuh kasih sayang. Dia sudah tidak sabar ingin kembali mencicipi makanan yang dimasak langsung oleh ibunya.

Bulan mengetuk pintu rumahnya yang terkunci, sedangkan para pengawal berjaga di depan dan pintu belakang agar Nona mudanya tidak lagi kabur. Hal itu juga diperintah oleh Stevan sebelum dirinya pergi ke kantor.

"Assalamualaikum, Ibu!" Bulan memeluk wanita paruh baya yang sudah melahirkannya itu setelah pintu terbuka.

"Waalaikumsalam nak, masyaallah ibu kangen sekali sama kamu, Bulan!" sahut Mama Almira antusias.

Bulan yang tak melihat ayahnya terus menoleh kesana kemari mencari keberadaan sosok cinta pertamanya itu.

"Ayah mana Bu?" tanya Bulan menatap ibunya.

"Ayah sedang mengirim barang di luar kota nak! Apa kau merindukannya?" sahut mama Almira.

Bulan mengangguk dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Dia memang sangat merindukan Ayah Ezra sejak dirinya jatuh sakit kemarin.

"Ayah sudah pergi tiga hari, mungkin nanti malam dia pulang!" sambungnya lagi.

Bulan dan ibunya akhirnya masuk, membiarkan pintu terbuka karena ada pengawal di depan pintu ruamhnya untuk menjaga istri dari Tuan nya itu. Bulan lalu duduk di ruang keluarga dan mengobrol sedikit bersama ibunya.

"Assalamualaikum..."

Bulan dan mama Almira menoleh secara bersamaan saat mendengar suara salam yang terdengar tidak asing ditelinga mereka.

"Waalaikumsalam, Ayah!" Bulan berdiri dan setengah berlari mendekati ayahnya lalu segera memeluk erat. "Ayah, aku sangat merindukan ayah!" ucapnya lagi.

Ayah Ezra membalas pelukan Bulan dan mengusap punggung putri nya dengan lembut. "Ayah juga sangat merindukanmu nak! Apa kau sudah di bolehkan keluar rumah?" tanya Ayah Ezra menunduk menatap putrinya yang berada di dalam dekapannya.

"Iya, aku memohon agar dia mengijinkan aku keluar rumah! Aku juga bosan di dalam rumah besar itu!" sahutnya manja.

Ayah Ezra dan mama Almira yang mendengar itu hanya tersenyum. Mereka juga sudah tahu jika putrinya itu tidak di bolehkan bertemu dengan siapapun dan tidak di ijinkan keluar rumah meski hanya di halaman.

Kini mereka mendengar Stevan mengijinkan Bulan keluar adalah satu kesempatan emas untuk ayah Ezra agar bisa membawa putrinya itu pergi sejauh mungkin dan tidak akan bisa ditemukan oleh pria kejam yang sudah menyiksa batin putri kesayangannya selama ini.

...****************...

1
echa purin
/Good/
Seroja
yg bener dong thor, di part 27 di tulis *tiga bulan berlalu* ,,, lah sekarang ko bulan hamil satu bulan sepuluh hari, kan udah pasti bulan hamil anak stevan
Serenarara: Ubur-ubur makan sayur lodeh
Coba baca novel Poppen deh.
Sayur lodeh pake selasih
Terima kasih.
total 1 replies
Aghnia Raina
Luar biasa
Aghnia Raina: sama"
Miss Ra: trimakasih ratingnya kakak
/Kiss//Kiss//Kiss/
total 2 replies
꧁♥𝑨𝒇𝒚𝒂~𝑻𝒂𝒏™✯꧂
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Anaknya Baba: coba baca novel Poppen kak, siapa tahu sesuai selera kakak.
total 1 replies
꧁♥𝑨𝒇𝒚𝒂~𝑻𝒂𝒏™✯꧂
Mentari tdk sombong wlpun menikah dgn pria seperti boy yg kaya
꧁♥𝑨𝒇𝒚𝒂~𝑻𝒂𝒏™✯꧂
sabar boy tunggu lagi 4 hari utk jebol gawangnya /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
꧁♥𝑨𝒇𝒚𝒂~𝑻𝒂𝒏™✯꧂
sweet2 bgt Steven
꧁♥𝑨𝒇𝒚𝒂~𝑻𝒂𝒏™✯꧂
sabar boy jgn terlalu ghairah /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Adnan Alanzi
knp banyak cerita boy...peran utama dikit amat ceritanya..
Ma Em
Terima kasih juga thor karena sdh membuat karya yg bagus, Selamat ya untuk Stevan dan Bulan karena Bulan sdh melahirkan seorang putra yg tampan semoga selalu bahagia begitu juga Boy dan Mentari semoga tdk lama lagi Mentari juga hamil akhirnya happy ending.
Miss Ra: thank u atas dukungannya kakak

/Kiss//Kiss//Kiss/
total 1 replies
Nurhayati Nia
selamat untuk bunda bulan juga papah Steven lengkap lah sudah kebahagiaan kalian yaa dengan hadir nya buah cinta kalian😍😍
Nurhayati Nia
endingnya sangat menyenangkan thorr di tunggu karya terbarunya yaaaa
Miss Ra: alhamdulillah sudah menyukai ceritaku..

trimakasih kaka ataa dukungannya..
/Kiss/
total 1 replies
Hari Saktiawan
Biasa
Miss Ra: thank u kakak
/Kiss/
total 1 replies
Hari Saktiawan
Kecewa
Miss Ra: trimakasih ratingnya..
/Kiss//Kiss//Kiss/
total 1 replies
Puji Hastuti
Terima kasih thor ceritanya bagus, ditunggu kisah yang lainnya
Miss Ra: trimakasih dukungannya kak..
/Kiss//Kiss//Kiss/
total 1 replies
Siti Zaid
Terima kasih author...ending yang bahagia..semoga author terus berjaya dalam penulisan dan juga hidup author..SELAMAT MAJU JAYA..
Miss Ra: amiiin

makasih kak
/Kiss/
total 1 replies
resia
syafakillah thor
Ma Em
Terima kasih thor karena sdh up lagi semoga author selalu sehat dan panjang umur murah rejeki sukses dgn karya2nya 🤲🥰
Miss Ra: Amiiin...

makasih kak
/Kiss/
total 1 replies
Rini Maryani
lanjut steven
Siti Zaid
semoga diberikan kesembuhan dan dipermudahkan segala urusan author..
Miss Ra: /Pray/

amiiin
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!