Setelah ibunya meninggal sejak usianya tujuh tahun, kini Naira terpaksa tinggal dengan ibu serta kakak tirinya, pilihan ayahnya kali ini cukup membuat kehidupan Naira serasa di neraka.
Penyiksaan yang selalu Naira dapatkan selama ini, pada akhirnya telah membuat nya mulai berani melakukan perlawanan, dirinya sudah sangat lelah karena selalu mengalah dan terus-terusan ditindas oleh ibu serta kakak tirinya.
Suatu ketika, telah terjadi peristiwa memalukan dalam hidupnya, hingga membuat dirinya terpaksa di nikahkan dengan seorang pria misterius oleh warga satu kampung,nah loh! Kira-kira apa yang membuat mereka sampai di paksa harus menikah? Serta telah membuat warga satu kampung menjadi murka ? Mengapa pria misterius tersebut bisa datang secara tiba-tiba dalam kehidupan Naira dan malah menjadi suami dadakannya.
Lantas siapakah pria misterius tersebut?
Jangan lupa ikuti kisahnya hanya di Noveltoon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memilikimu seutuhnya
Langit di sore hari menjelang magrib sudah mulai gelap di tambah awan mendung yang mulai menyelimuti langit-langit menjelang senja, serta gemuruh petir mulai terdengar menggelegar seolah telah membelah langit gelap
Kini Naira dan juga Sehun yang sudah merasa puas jalan-jalan seharian full ke berbagai tempat yang menarik, memutuskan untuk segera pulang. Sayangnya saat di tengah jalan, mereka malah terjebak oleh derasnya air hujan. Namun sepertinya keduanya tidak menghiraukannya, Naira malah semakin mengeratkan pelukannya, padahal ia sangat takut akan petir yang sedari tadi menunjukan cahayanya dan juga suaranya yang bergemuruh, akan tetapi di dekat Suaminya, iya merasa jauh lebih aman.
Setibanya di rumah, keduanya buru-buru menuju kamar mandi, baju mereka yang basah kuyup membuat tubuh keduanya menggigil.
Naira tampak keheranan saat melihat kondisi rumahnya yang sepi dan tidak ada siapapun termasuk Ayahnya, dan tanpa sengaja di atas lemari pendingin Sehun menemukan sepucuk surat dari Ayah mertuanya.
Dan isinya pun cukup membuat Naira dan Sehun terkejut.
"Ayah di ajak pergi ke kota sama Ibu dan juga kak Lilis? Memangnya mereka ke sana mau ngapain? Kok Ayah gak bilang-bilang sih!" decak Naira Mejadi semakin curiga dengan Ayahnya, iya takut terjadi sesuatu, beruntungnya Sehun mencoba menenangkan Naira agar tidak selalu berprasangka buruk terhadap Ibu dan juga Kakak tirinya.
"Yasudah mending kamu mandi duluan gih sana, tubuhmu sudah menggigil!" perintah Sehun yang tidak tega melihat kondisi Naira, wajahnya pun sudah mulai pucat.
"Tapi, tubuh Mas Sehun juga sudah menggigil, harus segera mandi dan juga ganti baju!" usul Naira.
Mendengar Naira berkata seperti itu, terlintas fikiran nakal di dalam benaknya.
"Yasudah, gimana kalau kita mandi bareng saja, lagian kamar mandinya cuma ada satu kan?" goda Sehun sembari mengulum senyumnya.
Tanpa berfikir panjang, Naira malah buru-buru pergi ke dalam kamar mandi dan menutup serta mengunci pintu kamar mandi dengan sangat rapat.
'Aish, kenapa mas Sehun berfikiran mesum sih! Arkkkhhh jantungku semakin berdebar saja!' batin Naira mulai gelisah.
Naira sendiri tidak mau berlama-lama di dalam kamar mandi, mengingat Suaminya juga sudah kedinginan bahkan sampai menggigil saat terakhir kali ia meninggalkannya seorang diri di dapur.
Setelah semuanya selesai, Naira dan Sehun memutuskan untuk solat magrib berjamaah, biasanya Sehun selalu pergi ke Mesjid, mengingat hujan yang tak kunjung reda, akhirnya iya memutuskan untuk solat berjamaah di dalam rumah.
Hujan kian semakin deras sampai menjelang malam hari, bahkan bunyi kilat pun semakin menggelegar. Sehingga membuat tubuh Naira semakin beringsut di buatnya.
"Kau takut dengan kilat ya Nai?" tanya Sehun dengan posisi merangkul pundak Naira di atas tempat tidur mereka.
Naira hanya menggeleng dengan dahi yang sudah di basahi oleh keringat.
"kamu gak usah takut, kan ada aku di sini, aku akan selalu melindungi mu, jika kau masih takut, kau boleh memelukku se erat mungkin, tapi itu juga kalau kau mau!" usul Sehun dengan hidungnya yang mulai kembang kempis, sampai-sampai ia memutar kedua bola matanya.
Tanpa berfikir panjang, Naira pun akhirnya memeluk Sehun begitu eratnya.
"Tetaplah di sini, di dekatku!" pinta Naira sambil mendongakkan wajah nya yang sudah merona. karena terbawa suasana yang sangat mendukung, Sehun mulai menyentuh tengkuk leher Naira yang sengaja rambutnya ia ikat ke atas seperti sebuah bola lampu berbentuk bulat.
"Nai, malam ini kau sangat cantik dan mempesona!" puji Sehun yang tiada hentinya menatap wajah Naira, sehingga Naira menjadi salah tingkah di buatnya.
Naira tidak bergeming, netranya malah fokus menatap wajah suaminya yang terlihat sayu saat menatapnya, dan entah kenapa desiran aneh mulai menjalar di sekujur tubuhnya, apalagi saat Sehun memberanikan diri untuk mendekatkan wajahnya, sedangkan Naira dengan refleksnya malah memejamkan kedua bola matanya, seolah dirinya telah memberikan lampu hijau terhadap Sehun untuk melakukan sesuatu padanya.
Tanpa membuang kesempatan, Sehun pun akhirnya memberanikan diri melakukan penyatuan terhadap Naira, kali ini durasinya cukup panjang, meskipun keduanya sangat awam akan hal seperti ini, namun insting serta naluri alamiah di antara keduanya sudah sangat pintar untuk memulai permainan yang sangat memabukkan itu, kali ini Sehun mulai berani menelusuri setiap rongga terdalam istrinya. Sedangkan Naira sampai terbelalak dan tidak menyangka jika Suaminya akan melakukan hal ini padanya
Sehun mencoba membuat hasratnya untuk bisa jauh lebih tenang dan tidak terburu-buru, mengingat dirinya bukanlah seorang pemain yang handal. Kini terciptalah sebuah ciuman lembut namun begitu menggairahkan, dan keduanya saling menikmati setiap pagutan lembut yang bisa membuat debaran jantung semakin menggebu, seolah mereka tidak ingin kejadian ini segera berakhir.
"Eeeemhhh." Lenguh Naira seakan menuntut Sehun untuk berbuat lebih dari sekedar berc*mbu.
"Kenapa bibirmu begitu manis Nai." ucap Sehun sambil melepaskan pagutan nya sejenak dan mengatur nafasnya yang mulai tersengal begitupun dengan Naira, wajahnya seperti terbakar dan begitu panas, kemudian keduanya melanjutkannya kembali dengan hasrat yang begitu membara.
Kini keduanya tengah asyik dengan permainan bibirnya, seolah mereka sudah mahir bermain di tahap itu sehingga mereka terbuai akan permainan nya.
Perlahan Sehun mulai turun ke bawah menjelajahi setiap inchi leher jenjang Naira, dan tidak ketinggalan pula Sehun meninggalkan jejak kemerahan di sekitar leher tersebut sehingga membuat tubuh Naira menggelinjang hebat di buatnya.
"Nai, apakah kau sudah siap untuk malam ini ?" tanya Sehun yang hanya di angguki oleh
Naira
Setelah mendapatkan persetujuan dari Istrinya, akhirnya Sehun berani menyelami tubuh Naira lebih dalam lagi, hingga tanpa di di sadari desahan demi desahan terdengar begitu indah Menjadi pengiring ritme yang tidak beraturan
Kali ini Sehun cukup kesulitan saat iya sudah sampai di bagian inti, mengingat Naira adalah wanita yang masih suci dan belum terjamah oleh pria manapun, namun bukan Sehun namanya kalau malam ini iya tidak bisa menjebol gawang milik istrinya, perlahan namun pasti, atas kesabarannya pada akhirnya gooooollll! Naira sempat kesakitan ketika bercak darah mulai keluar dari area sensitif nya, Sehun sendiri mencoba memelankan ritme permainannya meskipun benda pusaka miliknya sudah amblas berada di dalamnya.
"Sakit Mas!" pekik Naira sembari mengigit bibir bawahnya.
"Nanti juga gak sakit!" jawab Sehun yang sudah di selimuti oleh gairah yang sudah memuncak.
Hinga pada akhirnya, Sehun melanjutkan permainannya setelah Naira sudah tidak meringis kesakitan.
Kini keduanya saling bergulat dan bertukar peluh di malam panasnya ini, di tambah suasana rumah yang hanya terdapat mereka berdua serta gemericik guyuran hujan yang terus saja turun.
Hingga pada akhirnya mereka sama-sama mendapatkan pelepasan yang tiada tara,
Dan kini wajah keduanya masih merona, baik Sehun dan Juga Naira, keduanya terlihat begitu kaku serta gugup
"Terima kasih sudah memberikan mahkota mu untukku Istriku, aku berjanji akan selalu membahagiakanmu!" ucap Sehun bersungguh-sungguh.
"Jangan pernah meninggalkanku Mas, aku tidak bisa hidup tanpamu!" sahut Naira yang kemudian memeluk erat suaminya.
'Aku janji tidak akan pernah meninggalkanmu, kau adalah wanita satu-satunya yang aku cintai, ku harap setelah ingatanku kembali, aku masih tetap mencintaimu dan tidak akan pernah untuk melupakanmu, I love you Naira, Forever.' ucap Sehun dalam hati.
Bersambung...
🌻🌻🌻🌻🌻🌻
gk tega aku thor, klo Naira diduakan😭