Bahagia karena telah memenangkan tiket liburan di kapal pesiar mewah, Kyra berencana untuk mengajak kekasihnya liburan bersama. Namun siapa sangka di H-1 keberangkatan, Kyra justru memergoki kekasihnya berkhianat dengan sahabatnya.
Bara Elard Lazuardi, CEO tampan nan dingin, berniat untuk melamar tunangannya di kapal pesiar nan mewah. Sayangnya, beberapa hari sebelum keberangkatan itu, Bara melihat dengan mata kepalanya sendiri sang tunangan ternyata mengkhianatinya dan tidur dengan lelaki lain yang merupakan sepupunya.
Dua orang yang sama-sama tersakiti, bertemu di kapal pesiar yang sama secara tak sengaja. Kesalahpahaman membuat Kyra dan Bara saling membenci sejak pertama kali mereka bertemu. Namun, siapa sangka setelah itu mereka malah terjebak di sebuah pulau asing dan harus hidup bersama sampai orang-orang menemukan mereka berdua.
Mungkinkah Bara menemukan penyembuh luka hatinya melalui kehadiran Kyra? Atau malah menambah masalah dengan perbedaan mereka berdua yang bagaikan langit dan bumi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon UmiLovi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Namanya Sada, Bukan Kyra
"Kamu mengenalnya?" Bara menoleh pada Morgan yang berdiri di belakangnya sekilas.
Morgan yang sedang melamun, sontak tersentak kaget. "Mengenal siapa, Pak?"
"Perempuan yang tadi berada di lift ini. Kenapa kalian terlihat sangat akrab!?"
"Oh." Morgan menggaruk keningnya keki. "Itu karyawan yang saya ceritakan tadi siang, Pak. Namanya Sada."
Sada?
Bara berpikir sejenak. Mengapa Kyra mengenalkan dirinya sebagai Sada? Apa yang sedang ia sembunyikan?
"Jadi dia karyawan baru itu?"
Morgan mengangguk. "Iya, Pak."
Suasana kembali hening. Ketika lift sudah sampai di lantai 1 dan pintunya terbuka perlahan-lahan, Bara segera beringsut keluar. Ia menadahkan tangan pada Morgan sambil berjalan menyusuri lobi.
"Anda mau pulang sendiri, Pak?"
"Iya. Cepat berikan kontak mobilmu! Kamu pulanglah bersama Pak Tino."
.
.
Sementara itu, masih di lantai 25.
Kyra menghembuskan napasnya lelah ketika pintu lift yang mengangkut Bara dan Morgan itu perlahan bergerak turun. Terpaksa ia harus menunggu lift satunya untuk turun ke lantai 1.
Sungguh, Kyra masih tak mengira ia akan bertemu lagi dengan Bara di tempat ini. Dan yang lebih memalukan, Bara bertingkah seolah Kyra adalah kuman yang harus dibasmi.
"Apa yang kamu mau, Kyra? Bukankah kamu yang sudah meminta Bara untuk melupakanmu?? Kenapa sekarang kamu tak terima dengan perlakuannya?" Kyra bermonolog.
Ting.
Pintu lift terbuka ketika Kyra baru saja menyelesaikan percakapan dengan dirinya sendiri. Ia bergegas masuk dan memencet lantai tujuan.
Beberapa menit kemudian, ketika keluar dari area kantor, Kyra yang memilih untuk pulang berjalan kaki merasa ada mobil yang mengikutinya dari belakang. Ia menoleh sekilas, dan benar saja, mobil itu ikut berhenti ketika Kyra menghentikan langkah. Jalanan memang ramai dengan kendaraan lalu lalang, namun tak ada satupun yang berjalan di trotoar sepertinya. Mulai panik, Kyra bersiap untuk berlari dan kabur. Sayang, perempatan jalan di depan yang ramai mau tak mau membuat Kyra menghentikan larinya karena tak mungkin ia menyebrang jalan begitu saja.
'Ya Tuhan, mimpi apa aku semalam! Kenapa hariku sial terus seharian ini!!' Kyra membatin dalam hati. Ia menoleh ke kanan dan kiri untuk menyebrang, namun mobil yang sejak tadi membuntutinya tiba-tiba berhenti tepat di depan Kyra.
Kyra terbelalak, hampir saja ia berbalik dan kabur sebelum kemudian jendela kaca di bagian penumpang terbuka. Wajah yang tadi sempat membuat Kyra kesal muncul dan menatapnya tajam dari balik kemudi.
"Masuklah!" perintah Bara angkuh.
Kyra menggeleng, karena sudah tahu yang membuntutinya bukan orang jahat, Kyra akhirnya melanjutkan langkahnya untuk pulang.
Mendapatkan penolakan kesekian kali dari Kyra membuat Bara geram. Ia turun dari mobil dan lekas menyusul langkah Kyra. Begitu sudah dekat, ia mencekal pergelangan tangan gadis itu dan menyeretnya masuk ke dalam mobil. Kyra yang mungil tak kuasa melawan kekuatan Bara yang fantastis. Ia akhirnya menyerah ketika lelaki pemaksa itu mendudukkan dan memasangkan seatbelt di kursi penumpang.
Sekelebat aroma parfum Bara membuat Kyra terpaku, sangat wangi dan oohh, kenapa dia jadi basah!! Sialan! Bayangan ciuman panas mereka ketika melakukan hubungan terlarang itu melintas dan membuat pipi Kyra meremang.
Ketika Bara sudah duduk di balik kursi kemudi, mobil pun perlahan melaju. Kyra melirik Bara yang nampak sangat keren ketika mengenakan jas itu. Sangat berbeda dengan penampilan yang biasa ia lihat di pulau.
'Pulau? Hentikan, Kyra! Kenapa kamu terus memikirkan pulau!' Kyra merutuk dirinya sendiri dalam hati.
Bara masih bungkam hingga mereka hampir tiba di rumah Kyra. Bahkan hingga sudah sampai pun, tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya.
"Terima kasih, Bara," ucap Kyra akhirnya setelah cukup lama mereka terdiam di depan rumahnya.
Tak berniat untuk merespon, Bara akhirnya membuang muka. Entahlah, mengapa ia jadi mendadak bisu di depan Kyra? Apakah karena ia takut salah bicara dan membuat Kyra tak mau bertemu lagi dengannya??
"Bara." Kyra memberanikan diri memanggilnya sebelum ia turun.
Bara menoleh sekilas, lalu membuang muka lagi untuk menutupi wajahnya yang grogi.
"Aku minta maaf untuk kata-kataku yang mungkin menyinggungmu ketika terakhir kali kita bertemu. Tapi aku serius, Bara. Tolong jangan perlakukan aku seperti ini."
"Aku tidak melakukan apapun!" tukas Bara kesal karena masih saja salah di mata Kyra.
"Perlakukan aku seperti ketika kita bertemu lift tadi. Bisa kan?" jelas Kyra.
Bara tak menyahut. Ia kembali membuang muka.
"Jangan lagi mengantarku seperti ini. Kamu membuat aku bingung."
"Lalu kamu sendiri kenapa harus muncul lagi di depanku!? Kenapa kamu harus bekerja di perusahaanku?! Masih banyak perusahaan lain, kenapa kamu memilih bekerja di tempatku dan membuatku meragukan lagi kata-katamu!"
Kyra terhenyak. Ia sendiri bingung mengapa takdir seolah menyatukan mereka dengan cara yang aneh.
"Aku akan mengajukan resign setelah tiga bulan. Karena sudah terlanjur terikat dengan kontrak jadi aku nggak bisa berhenti sekarang. Maafkan aku. Aku nggak tahu kalo itu perusahaanmu, sungguh!"
Bara tersenyum kecut. "Karena kamu hanya memandangku sebelah mata, bukan? Kamu menolakku karena kamu pikir aku hanyalah seorang driver!"
"Bukan begitu, Bara. Aku nggak pernah berpikiran seburuk itu sama kamu. Aku hanya ..." Kyra menghentikan ucapannya ketika Bara tiba-tiba membalas tatapannya dengan tajam. "Aku hanya masih takut untuk dekat dengan siapapun. Aku belum siap untuk mencintai siapapun."
"Aku tidak pernah memintamu mencintaiku! Aku hanya memintamu untuk bertahan di dekatku, Kyra! Kita sama-sama dikhianati oleh pasangan masing-masing, apa salahnya kita saling menguatkan seperti ketika kita masih di pulau dulu!!"
"Salah, Bara. Ini salah. Bagaimana kalo kita terbawa perasaan lagi seperti dulu? Bagaimana kalo kita melakukan kesalahan itu lagi? Kita akan semakin terikat, dan aku nggak mau itu terjadi."
Tok tok tok.
Sepasang muda mudi yang sedang beradu mulut itu sontak menoleh ke kaca jendela di samping Kyra. Wajah Roni sudah menempel di balik jendela itu dengan sangat dekat.
"Kyra, apa itu kamu?!"
...****************...