Seorang gadis yang terpaksa menikah dengan ayah dari sahabatnya sendiri karena sebuah kesalahpahaman. Apakah dirinya dapat menjalani kehidupannya seperti biasanya atau malah sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AgviRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Acara Reuni
Sial!!
"Kenapa Leo sekarang jadi beda banget sama yang dulu? Aku sampai pangling sama dia. Sekarang dia benar-benar tampan dan berwibawa, mana kelihatan tajir melintir begitu." Ucap Risma bermonolog.
Drrt!! Drrt!! Drrt!!
[Hallo]
[Hallo, Ris. Kamu udah dapat undangan ke acara reuni belum?]
[Belum, memangnya ada acara reuni?]
[Ah, mungkin kamu belum dapat karena mereka mengira kamu masih berada di Luar Negeri mungkin]
[Memang acaranya kapan?]
[Besok malam. Kamu datang kan?]
[Ya kalau undangannya ada ya aku akan datang, eh bentar, kira-kira Leo datang gak?]
[Jelas datang dong. Tapi, kenapa kamu menanyakan dia?]
[Ah gak ada apa-apa, ya udah, Mir. Mungkin undangannya nanti akan sampai di aku, akan aku tunggu]
[Oke deh, bye, sampai ketemu besok]
Orang yang menelfon Risma adalah Mira, sahabatnya waktu masih di SMP. Setelah mematikan telepon dari Mira, ada yang menekan bel pintu apartemennya.
Risma pun membuka pintu.
"Permisi. Dengan mbak Risma?" Ucap seorang kurir paket.
"Iya, saya." Jawab Risma.
"Ini ada paket mbak. Silahkan diterima." Kurir paket menyerahkan paket kepada Risma.
"Oh, terima kasih."
"Sama-sama." Lalu si kurir paket pun berlalu pergi.
Risma masuk dan menutup mintu. Setelah dibuka ternyata isi paketnya adalah undangan reuni.
"Oh, besok di Hotel LA Abadi. Sepertinya aku pernah mendengarnya. Entahlah. Aku harus tampil cantik dan maksimal, nanti kalau Leo datang biar dia terpesona denganku. Aku harus bisa merebut Leo dari wanita tadi." Ucap Risma lagi-lagi bermonolog.
.
.
.
.
Malam harinya setelah makan malam. Leo dan Wulan yang berada di dalam kamar memberi tahu istrinya tentang undangan reuni. Wulan tak mempermasalahkannya. Wulan akan selalu percaya pada suaminya. Tapi, Leo tak mau datang kalau Wulan tak ikut hadir dalam acara reuni tersebut.
"Ayolah, Bun. Ayah gak akan datang kalau Bunda tak mau ikut." Ucap Leo.
"Tapi, itu acara reuni Ayah. Apa gak masalah jika bunda ikut?" Tanya Wulan.
"Siapa yang akan mempermasalahkan hal ini, Bun? Lagian acaranya di Hotel kita kok. Mau nanti ada yang protes juga gak akan berpengaruh terhadap kita. Kita tinggal usir atau kita yang pergi dari sana." Ucap Leo.
"Emb, baiklah, Bunda akan ikut Ayah." Jawab Wulan.
"Nah, gitu dong, Bun. Ini baru istri Ayah yang penurut. Haha." Ucap Leo.
"Oh, jadi kalau gak nurut bukan istri Ayah?" Selidik Wulan.
"Tetap istri Ayah dong. Istri tercinta." Ucap Leo.
Wulan pun mengerucutkan bibirnya. Leo yang gemas dengan istrinya langsung melahap bibir Wulan. Dari situ terjadilah perang lidah. Dan tak tahu lagi mereka ngapain. Hehe.
Umur boleh tua, tapi sikap mereka jika sedang berdua masih seperti abg.
.
.
.
.
Malam acara reuni pun tiba.
Wulan saat ini sedang memoles wajahnya tipis agar terlihat natural. Meskipun umur Wulan sudah tak muda lagi tapi wajah Wulan masih sangat terlihat awet muda. Wulan terlihat begitu cantik dengan balutan hijab warna hitam dan menggunakan dres modern hitam bergradasi abu-abu. Benar-benar senada dengan Jaz yang dikenakan Leo.
"Istriku cantik sekali. Kelihatan seperti gadis. Ayah sampai tak rela kecantikan Bunda ini dilihat oleh orang lain, terutama laki-laki." Ucap Leo.
"Ayah mulai deh lebaynya. Tapi, terima kasih atas pujiannya Ayah. Ayah juga begitu tampan dengan Jaz yang Ayah kenakan. Kita terlihat sangat serasi. Hihi." Jawab Wulan dengan sedikit bergurau.
"Ya udah yuk ratuku. Kita berangkat sekarang." Ucap Leo. Wulan pun menggandeng tangan Leo.
Sedang di Hotel sudah begitu ramai.
Mira dan sahabat lainnya sudah datang. Mereka sedang menikmati jamuan.
"Hei, kalian udah lama?" Ucap Risma.
"Wih, bidadari dari mana nih, cantik bener. Sampai pangling begini." Ucap Sasa memuji Risma.
"Bisa aja." Jawab Risma singkat.
Risma pun bergabung dengan ketiga sahabatnya. Pandangan Risma mengitari seisi ruangan. Namun, yang dia cari belum ada. Padahal dia sudah melakukan perawatan dan berdandan seperti wanita berkelas. Risma sebenarnya seorang model. Tapi, karirnya seketika anjlok ketika dirinya dikabarkan telah menggoda suami dari Sutradara ternama di Paris. Istri Sutradara tak terima dan membuat perhitungan dengan Risma, dari situ karir Risma anjlok begitu pesat. Risma balik ke Indonesia karena dirinya sudah tak laku di sana. Namun, tak ada yang mengetahuinya.
Risma berlaga seperti orang kaya pada umumnya. Dia tak mau orang-orang apalagi sahabatnya sampai tahu kalau dirinya sebenarnya sedang diambang kehancuran. Tapi, dengan bertemunya dirinya dengan Leo kemarin, dia bertekad akan mendapatkan hati Leo. Dia yakin jika dia mendapatkan hati Leo kehidupannya akan enak.
Yah, Risma sudah diambang kehancuran malah menambah dirinya untuk hancur. Begitulah jika seseorang sudah dibutakan dengan tipu daya setan.
Kini Leo sudah sampai di Lobi Hotel. Wulan dengan setia menggandeng suaminya. Begitu sangat serasi. Tiba di Ballroom Hotel, semua mata tertuju pada kedatangan mereka berdua.
Leo dan Wulan pun disambut dan persilahkan duduk oleh salah satu rekan kerjanya yang mana dulu juga teman disaat masih di bangku SMP yang bernama Joni. Hanya Joni dulu yang mau berteman dengan Leo, hingga Leo pindah tak ada kabar. Joni baru bertemu Leo kembali disaat perusahaan atasannya ingin mengajak kerja sama dengan perusahaan Leo. Ya siapa lagi kalau bukan perusahaan menantunya. Memang saat itu Damian masih menjadi rekan dan dia datang bersama Joni. Dari sanalah Joni bertemu lagi dengan Leo.
Joni saat ini juga datang bersama istrinya.
"Loh, Jeng, Jeng juga ikut. Aduh, tau begitu kita janjian tadi, Jeng. Jeng Wulan terlihat begitu muda dan cantik, apa rahasianya, Jeng? " Ucap istri Joni.
"Saya juga baru tahu, Jeng. Syukur kalau saya ada temannya. Jeng Nilam ini bisa aja, Alhamdulillah kalau saya terlihat muda, Jeng. Resepnya hanya selalu berfikir positif dan selalu bahagia. Hihi" Jawab Wulan.
Mereka berempat pun terlihat mengobrol santai. Hingga tiba-tiba datang Risma dan sahabatnya mengganggu acara mengobrol mereka.
"Wow, wow, siapa ini? Bukannya dia si culun menjijikkan itu ya? Sekarang terlihat tampan begini ya. Abis perawatan atau operasi plastik kamu?" Ucap Mira menghina Leo.
"Iya, dia beda sekali ya, aku jadi pangling bener." Ucap Sasa.
Sedang Risma menatap sinis Wulan.
"Kalian ini mau apa kesini? Kalau cuma mau mengganggu mending pindah sana." Ucap Joni yang kesal dengan kedatangan Risma dan sahabatnya.
"Apaan sih, kita kesini cuma mau ketemu sama Leo kok. Iya kan Leo?" Ucap Risma mengelak.
Mita menyenggol lengan Risma.
"Kamu apa-apaan sih? Malah bilang seperti itu." Bisik Mira.
"Ya gak papa kan?" Ucap Risma santai.
"Udah, kalian kalau cuma mau buat rusuh dan menghina orang, mending pulang aja." Ucap Joni yang tak tahan dengan mulut wanita bermuka dua.
"Heh, kita gak ada masalah sama kamu ya, gak usah nyuruh-nyuruh kita. Kita disini sama. Paham." Ucap Sasa.
"Oh, kamu mau semua orang tau siapa kamu, Sa?" Ucap Joni dengan menyinggung Sasa.
"Apaan sih." Ucap Sasa. Sasa pun sekarang menjadi diam tak ikutan karena tak mau semua orang tahu bagaimana kehidupan Sasa sekarang.
"Kamu cowok gak usah belagu. Kamu gak tau siapa aku? Aku bisa buat kamu dipecat dari jabatan kamu, kamu lupa siapa suamiku? Kamu itu jabatannya masih dibawah suamiku. Jadi mending diem aja gak usah ikut-ikutan." Ucap Mira.
"Memangnya siapa kamu?" Ucap Leo.
"Akhirnya ngomong juga kamu ya. Kamu mau tau siapa aku? Aku ini istri dari Direktur Pemasaran PT MJ Jaya. Paham?" Ucap Mira dengan sombong.
"Oh, begitu. Kalau begitu suruh suamimu kesini." Ucap Leo menantang Mira.
"Kamu menantangku? Oke, kamu tunggu dan jangan sampai kamu lari dari sini. Aku pastikan kamu akan bersujud di bawah kakiku." Ucap Mira sombong.
"Lalu, kalau sampai nanti terbalik. Apa kamu akan bersujud di kakiku?" Ucap Leo.
"Siapa kamu berani memintaku untuk bersujud di kakimu?" Ucap Mira.
"Ya sudah, kamu hubungi saja suamimu. Suruh kesini secepatnya." Ucap Leo santai.
Mita pun gegas menghubungi suaminya. Dan Suaminya ternyata sedang berada dekat dengan Hotel tempat mereka mengadakan acara reuni. Suami Mira pun langsung menuju Hotel dan menemui istrinya.
"Ada apa kamu menyuruhku kesini, Ma?" Ucap Handi suami Mira yang baru saja datang.
"Dia, menantangku, Pa. Kamu juga harus beri pelajaran pada anak buahmu itu, dia kurang ajar." Ucap Mira.
Handi pun menoleh kearah pandang istrinya. Seketika Handi terkejut dengan siapa istrinya membuat masalah.
"Tuan, Anda disini?" Ucap Handi.
"Ya, apakah benar dia istrimu?" Tanya Leo.
"Ben-benar Tuan. Apa istri saya membuat masalah dengan Anda. Maafkan kesalahannya Tuan, saya kurang pandai mendidik istri saya." Ucap Handi sedikit gugup.
"Hmm, Istri Anda menghina saya, Pak Handi." Ucap Leo.
"Ap-pa, maaf kan saya, Tuan."
"Pa, apa-apaan sih malah minta maaf pada laki-laki udik seperti dia? Papa seharusnya pecat itu anak buah papa, terus bikin laki-laki ini menderita." Ucap Mira emosi dengan suaminya.
"DIAM" Handi membentak Mira.
Semua orang yang berada di sana menjadikan mereka pusat tontotan gratis.
"Pa, papa membentak, Mama?" Ucap Mira tak percaya.
"Mama tahu siapa dia? Dia ini Tuan Leo, Pemberi saham terbesar di perusahaan tempat Papa bekerja, dia juga pemilik PT LA Group dan juga pemilik Hotel LA Abadi ini, dan masih banyak lagi cabang yang Tuan Leo punya. Mama benar-benar mempermalukan Papa. Mama membuat jabatan Papa terancam. Asal Mama tahu, perusahaan MJ Jaya adalah milik menantu Tuan Leo. Mama paham? Apa sudah puas Ma?" Ucap Handi emosi dengan keangkuhan dan kesombongan istrinya.
"A-apa? Papa gak bohong kan?" Ucap Mira tak percaya.
"Untuk apa Papa berbohong, Ma. Sekarang minta maaflah kepada Tuan Leo, Ma." Ucap Handi meminta istrinya agar meminta maaf kepada Leo.
"I-iya, Pa." Ucap Mira. Jatuh sudah harga diri Mira. Apalagi semua orang melihatnya. Mira pun akhirnya meminta maaf pada Leo.
Leo yang tak mau menghancurkan acara reuni tersebut pun memberikan maaf. Leo tau tempat, apalagi Handi orang yang bertanggungjawab dalam pekerjaannya dan sama sekali belum pernah melakukan kesalahan. Di dalam ruangan pun begitu riuh.
Risma yang mendengar semua penjelasan dari suami Mira pun kini akan semakin gencar mengejar Leo. Risma menyinggungkan bibirnya.
kecuali kamu meminta yang bukan menjadi hak mu
peran pria dan wanitanya juga tegas