Shani Aira Natio, gadis lemah lembut yang begitu di gemari oleh seluruh orang di sekolah berkat citra baiknya itu ia berhasil menjabat sebagai ketua osis di sekolah nya, Pelita Bangsa. selain itu Shani juga sangat pintar walaupun dia bisa belajar seperti orang orang umum nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yasmin Dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
00
Shani tengah fokus duduk di depan meja belajar nya, membaca buku buku yang akan di pelajari besok saat pembelajaran.
Ctekkk....
" BUNDA," Shani menyembunyikan kepalanya saat lampu seketika redup, Shani begitu ketakutan membuat badannya bergetar hebat, " takut, Shaira takut," isakan terdengar di kamar Shani.
" Shani, Cici," bunda membuka pintu kamar Shani menyalahkan flash ponsel untuk melihat keadaan putrinya yang taku kegelapan, " Bunda, Shaira takut," bunda memeluk tubuh putrinya yang di kendalikan oleh Shaira.
" Shaira tenang ya, ada bunda," Shaira menangis dalam pelukan bunda sambil meminta agar lampunya cepat di nyalakan, " Bunda takut, takut!!!" Shaira terus histeris ketakutan sambil memeluk bunda.
Ctekkk...
" nah lampu nya udah hidup," bunda mengelus kepala Shaira sambil menenangkan putrinya yang begitu ketakutan, Shaira membuka matanya dan melihat ke sekeliling yang sudah terang.
" Udah, Shaira tidur lagi ya biar Cici Shani aja yang kendalikan tubuh nya," Shaira mengangguk sambil terisak, " bunda," Shani memeluk bunda nya setelah berganti pengendali.
" Kenapa hmm?" tidak biasanya Shani seperti ini, " Shani habis di Omel in sama Aira, dia kata kata in Shani," Shani cemberut tak suka, " di marahin kaya gimana?" bunda mengelus kepala putrinya.
" Katanya Shani lemah, Shani penakut, Shani pecundang," bunda menghela nafasnya, kepribadian anaknya yang satu itu memang mulutnya sangat menyakitkan bahkan tak jarang Shaira muncul untuk mengaduk ke bunda nya.
" Aira, mulut nya ga boleh kaya gitu ya," bunda mengelus kepala Shani, sebenarnya selain di kendalikan diri sendiri kepribadian Shani bisa di kendalikan oleh orang terdekat atau orang tersayang, mengajaknya berbicara contohnya karena di hati mereka akan mendengar walaupun samar samar.
" Kamu bobo aja ya, pasti capek badannya soalnya Shaira sama Aira hari ini keluar," Shani mengangguk lalu tiduran di kasur, Shani memeluk boneka kesayangannya dan memejamkan matanya sedangkan bunda membenarkan selimut Shani.
...ʕ·ᴥ·ʔ...
" Cici," bunda berjongkok di depan putrinya yang belum bangun itu, " Emh," Shani mengulet saat sang bunda membangunkannya, " kamu sekolah ga?" bunda mengelus kepala Shani.
" kamu demam ya," bunda merasakan kening Shani yang panas, " Kamu mau libur sekolah aja?" Shani bangun dan merubah posisinya menjadi duduk, " hari ini pertama kali Shani belajar di kelas 11 Bun."
" ya udah kamu siap siap ya, bunda buatin sarapan dan minum obat," bunda keluar kamar, Shani pun bersiap berangkat sekolah, " bunda masak apa?" Shani melihat sang bunda yang sudah selesai membuat sarapan.
" bunda buat roti bakar sama bekal buat kamu, bunda udah masukin obat juga di cup kecil di kotak makan, langsung minum kalau udah makan siang," Shani mengangguk sambil memakan roti bakar yang di buat sang bunda.
Shani sarapan lalu memakai jaketnya, " Ayo," Shani dan bunda pun pergi ke halte bus, " kalau udah ga enak banget badannya telpon bunda ya," Shani mengangguk lalu mengecup pipi sang bunda saat bus arah sekolah sudah datang.
Bunda melihat bus yang di tumpangi putrinya sudah berangkat, Shani duduk di samping jendela dan menyandarkan kepalanya di jendela bus sambil memejamkan matanya.
Habis sarapan tadi Shani minum obat tapi memberi efek ngantuk untuknya, Shani turun saat sudah berada di halte depan sekolah, " Selamat pagi Shani," sapa Akasha yang bertugas untuk menyambut murid di pagi hari.
" Ci," Shani mendekati Akasha, " kamu sakit?" Akasha melihat wajah pucat Shani lalu mengecek suhu tubuh Shani dengan cara meletakan punggung tangan di kening Shani.
" iya demam, kamu ga usah jaga dulu aja istirahat di kelas," Shani mengangguk, " aku ngantuk, maaf ya ci ga bisa jaga dulu," Shani pun ke kelasnya.
Shani duduk di bangku yang tertulis namanya lalu Shani langsung menelungkupkan kepalanya di meja, lemas, sakit kepala, kedinginan semua bercampur tapi Shani tidak mau bolos.
.....................