Menceritakan tentang hubungan percintaan yang rumit antara dua insan yang terjebak dalam zona persahabatan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nsti Nsti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14
HAPPY READING 🥰🥰🥰
,
,
,
,
,
Keesokan harinya di jam 06.00 waktu Thailand Ardila yang terlihat sedang mengoleskan salep di bagian lengan dan Bagian badannya di depan cermin wastafel kamar mandi
"Aaa ssttt".
Ringis Ardila
Dirasa cukup Ardila kembali keluar dari dalam kamar mandi dengan langkah pincang menuju meja rias.
Stelah duduk di meja rias Ardila memberi foundation di bagian leher dan pipi nya untuk menutupi bekas tamparan dan cekikan yang diterima nya.
Air mata Ardila seketika turun Tanpa isakan seakan berusaha tegar dengan penderita an yang datang menghampiri nya.
Ardila menarik nafas panjang nya dengan dada yang terasa sesak seakan ingin menyerah namun takdir menyuruh nya untuk lebih kuat lagi.
Luka di tubuh nya tidak sebegitu parah di banding perasaan nya Ardila terlihat melamun di depan cermin rias menatap wajahnya yang terlihat begitu memilukan Ardila kembali melirik jam dinding yang sudah Menunjukkan pukul 07.00
"Aku tidak mungkin datang ke sekolah dengan kondisi seperti ini,,"
Keluh Ardila dengan expresi sedih nya.
Dirasa cukup Ardila kembali berdiri dan berjalan pincang kearah sofa dan duduk dengan menyender kan tubuhnya di sandaran sofa
TING
TING
TING.
(suara bel berbunyi)
"Siapa yang datang,,'
Ucap Ardila stelah mendengar suara bel
Sebelum berdiri Ardila membuang nafas panjang nya dan berjalan pincang ke arah pintu apartemen
CEKLEK
(suara pintu terbuka)
Stelah membukakan pintu matanya terbuka lebar dengan expresi terkejut nya
"Nesti,,??'
Kaget Ardila
Nesti yang baru datang Nampak terlihat terkejut memperhatikan Ardila dari ujung kaki sampai ujung kepala Ardila
"Ada apa dengan mu Dila,,?".
Kagetnya sembari menutup mulutnya seakan tidak percaya dengan apa yang dilihat nya.
Ardila tidak menjawab dan segera menutup pintu apartemen nya namun dengan sigap Nesti menahannya
"Tidak kau jangan begini Ardila,, aku butuh penjelasan mu,,"
Panik Nesti dengan menahan pintu nya
"Pergilah Nesti,, tempat mu bukan Disini,, hiks hiks hiks"
Tangis Ardila yang terus berusaha menutup pintu
"Tidak Dila,,, kamu jangan menangis begini,, aku cuma ingin tahu apa yang sudah terjadi,,?'.
Paksa Nesti yang terus menahan pintu dengan air mata yang mulai mengalir.
Tubuh Ardila seketika bergetar dan kekuatan nya seketika hilang hingga membuat Nesti dengan mudah menarik pintu
"Dilaa hey,, apa yang sudah terjadi,,??'
Tanya Nesti dengan memegang kedua pundak Ardila
Sedang kan Ardila terus menunduk dengan tangisan yang terus mengalir Nesti yang melihat kondisi Ardila semakin tidak bisa mengontrol air matanya dan menarik tubuh Ardila kedalam pelukan
"Kenapa kamu tidak pernah bilang padaku Dila,, apa ini alasan mu menghilang,,hiks hiks,,"..
Tangis Nesti pecah
"Maafkan aku Nesti,, hiks hiks".
Tangis Ardila didalam pelukan Nesti
Nesti melepaskan pelukannya dan memegang kedua pipi Ardila untuk menatap kearahnya
"Apa ini ulah Abdul,???"
Tanya Nesti tajam
"Hiks hiks"
Tangis Ardila dengan anggukan kepala
Ardila Semakin emosi dengan tatapan penuh amarah
"Sekarang kau ikut aku,,!!"
Ucap Nesti dengan menarik tangan Ardila
"Aaa ssttt,, lepas kan Nesti,,,"
Ringis Ardila membuat Nesti seketika melepaskan tangannya.
Nesti semakin Melirik curiga dengan kasar menyikap lengan baju Ardila
"Aaaaa ssstttt Nesti,,!!"
"What,,????,,,"
Kaget Nesti dengan mata dan mulut menganga mendapati lengan Ardila dengan sekuiur luka cambukkan
"Nesti aku mohon pergilah,, aku tidak mau membuatmu kenapa-kenapa,,"
Geleng Ardila menarik kembali lengan nya dengan air mata yang terus mengalir
"Tidak aku tidak akan meninggalkan mu,,ini sudah sangat di luar batas,, sekarang kau ikut aku,, atau aku kan berteriak Disini supaya semua orang Melihat kondisi mu,,!!!!"
Ancam Nesti
"Tidak Nesti kau jangan begini,,"
Geleng Ardila
"Kalau begitu ikut aku,,!!!!!!"
Bentak Nesti
Ardila yang mendengar bentakan Nesti seketika membuat nya terdiam kaku dengan isakan.
Nesti yang melihat Ardila terdiam segera menggenggam tangan Ardila dan berjalan meninggalkan apartemen Ardila terus menunduk karena tidak mau orang lain melihat kondisinya hingga akhirnya mereka sudah tiba di mobil Nesti
"Masuk,,!"
Ucap Nesti sembari membuka kan pintu untuk Ardila membuat Ardila dengan patuh menuruti perkataan Nesti
Ardila dan Nesti sudah masuk kedalam mobil dan Nesti segera menancap pedal gas mobil nya dengan kecepatan tinggi meninggalkan apartemen.
Disepanjang perjalanan Ardila Terus diam tanpa berbicara sedikit pun dengan memainkan kuku tangan nya persis seperti orang bingung penuh ketakutan.
Nesti yang melihat expresi Ardila terus menancap pedal gas mobil nya hingga akhirnya mobil mereka tiba di sebuah villa yang berada di tepian laut.
Ardila nampak bingung melihat sekeliling sedangkan Nesti segera keluar dan membukakan pintu untuk Ardila.
Nesti dan Ardila berdiri sejenak dengan menikmati pemandangan pantai di siang hari Ardila nampak merasa lega meski matanya masih terlihat sedih
"Sekarang ayo kita masuk kedalam,,"
Ucap Nesti menggandeng tangan Ardila
"Mau kemana kita Nesti,,?"
Tanya Ardila menahan langkah nya
"Ini villa milik aku,, dan untuk sementara kita akan tinggal disini,,"
Ucap Nesti
"What,,??"
Kaget Ardila
"Masuklah,, kita obati dulu luka mu,,"
Ucap Nesti
Ardila hanya diam dan mengikuti langkah Nesti hingga akhirnya mereka sudah masuk kedalam villa dua tingkat yang terlihat mewah dengan pemandangan pantai Yang ada di depannya
"Kamu tunggu disini,, aku akan mengambil kan obat untuk lukamu,,"
Ucap Nesti setiba di sofa lantai bawah
Ardila hanya mengangguk patuh dengan duduk di atas sofa.
Beberapa menit kemudian Nesti kembali dengan kotak obat yang tersedia di dalam villa tersebut
"Kamu tidak perlu melakukan ini semua Nesti,, kamu seharusnya sedang belajar,, bukan Disini,, dan soal luka ini sebentar lagi juga akan sembuh dengan sendirinya,,"
Ucap Ardila
"Husstt diam lah,, sekolah bukan hal penting dalam hidup ku,, sekarang bawa kesini tangan mu,,?"
Ucap Nesti
Ardila tidak bisa berkutik lagi dengan memberi kan tangan nya pada Nesti
Nesti menyikap lengan baju Ardila lalu mengoleskan salep di area bekas cambukan
"Aaaa ssttt,,"
Ringis Ardila
"Maafkan aku,, ini memang sedikit perih tapi lukanya akan segera sembuh,,"
Ucap Nesti
Ardila mulai memperhatikan Nesti yang sibuk mengobati lukanya
"Kenapa kau begitu baik padaku Nesti,,??"
Ucap Ardila
"Karena kau orang yang penting dalam hidup ku,, aku tidak mau Melihat mu terluka begini,,".
Jawab Nesti sembari mengoles salep si bagian tangan lainnya.
Stelah selesai Nesti mulai menegak kan kepalanya dan melihat tatapan Ardila yang menatap nya dengan tatapan yang sulit untuk di artikan.
DEG
Jantung Nesti seketika berdebar kencang dengan tatapan mata Ardila
Namun Nesti berusaha menepis nya Dengan melanjutkan tugas nya untuk mengobati luka di bagian wajah Ardila Posisi mereka semakin dekat membuat jantung Nesti Semakin berdebar kencang karena menyentuh bibir Ardila untuk mengobati lukanya
"Aaaa ssttt".
Ringis Ardila yang membuat Nesti segera menepikan debaran jantung nya.
Nesti menarik kembali tubuhnya dan berusaha menetralkan debaran jantung nya
"Ap apa ada lagi,,"
Gugup Nesti
"Hmmmp"
Angguk Ardila dengan menurun pandanganya
"Di bagian mana,??"
Tanya Nesti
"Tubuh ku,,".
Ucap Ardila dengan raut wajah sedih nya
"What,,??"
Kaget Nesti Ardila diam sejenak
"Oke sekarang buka pakaian mu,, biar aku bisa mengobatinya,,"
Sambung Nesti
"Tidak perlu Nesti,, ini sudah jauh dari kata cukup,," Ucap Ardila dengan memegang tangan Nesti
Nesti melirik tajam dengan menyipitkan matanya
"Kamu buka sendiri,, atau aku yang akan membukakan nya,,!!!!"
Ketus Nesti tajam
Ardila membuang nafas panjang dan terpaksa membuka pakaian nya dan Hanya bra Debaran jantung Nesti seketika berubah menjadi amarah yang luar biasa stelah melihat luka di sekujur tubuh Ardila
"Oh my God Ardila,,, ini benar-benar keterlaluan,,,!!!!!" Emosi Nesti yang semakin menjadi-jadi Dengan mata dan mulut menganga
"Aku baik-baik saja Nesti,, ini hanya luka kecil,,".
Ucap Ardila yang berusaha menenangkan Nesti sembari memegang tangan Nesti
"Ini bukan luka kecil lagi Ardila,,!!!!!!"
Teriak Nesti dengan tubuh bergetar menahan emosi
"Tenanglah Nesti,, aku baik-baik saja,, aku mohon kamu jangan membicarakan ini pada siapapun,,"
Pinta Ardila dengan tatapan penuh harapan "
,No Dila,, untuk ini aku tidak bisa diam lagi,,"
Tegas Nesti membuat Ardila tertunduk dengan isakan.
"Berhenti lah menangis,, melihat mu seperti ini membuat ku jauh lebih terluka Dila,,"
Tangis Nesti dengan mengangkatnya kepala Ardila untuk menatap ke arah nya
"Hiks hiks,,"
Tangis Ardila yang Semakin menjadi-jadi membuat tubuh Nesti bergetar menahan air matanya dan menarik tubuh Ardila ke dalam pelukan nya.
Nesti Memeluk Ardila dengan mengelus punggung Ardila Dan terus memperhatikan bekas luka sekujur punggung Ardila.
Setelah beberapa menit tangis Ardila sudah mulai mereda Nesti melepas kan pelukannya dengan memegangi kedua pundak Ardila
"Sekarang jawab pertanyaan ku,,??"
Ucap Nesti sembari mengusap kasar matanya
"Apa kau masih mencintainya nya,,???"
Ucap Nesti dengan menatap mata Ardila dalam-dalam
Ardila hanya diam tubuh nya kembali bergetar menahan air mata yang kembali mengalir
"Jawab aku Ardila,, apa kau masih mencintainya nya,,???"
Paksa Nesti
"Aku tidak pernah mencintainya Nesti begitupun dia,, kami terpaksa menikah untuk memenuhi permintaan terakhir ayah ku,, hiks hiks"
Terang Ardila yang membuat Nesti semakin terkejut
"What..??
Lalu kenapa kau tidak meminta berpisah darinya,,???"
tanya Nesti
"Aku tidak mau kondisinya ayah nya memburuk Karena keputusan ku ini Nesti,, karena keluarga Abdul tidak pernah tahu dengan kondisi rumah tangga kami,,"
Jawab Ardila
"Apa Zean juga tidak tahu,,???"
tanya Nesti
"Hiks hiks"
Geleng kepala Ardila
"Lalu kenapa dia memukul mu sampai begini,,??"
ucap Nesti
"Ini semua karena Bebe,, dia hampir saja memperkosaku,, dan Abdul melihat itu semua dengan sebelah mata,, dia marah dengan menapar mencekik dan mencambuk ku tanpa memberi ampun sedikit pun padaku,hiks hiks,"
Terang Ardila dengan Isakan membuat mata Nesti semakin berapi-api dan menggempal kuat tinjunya
"Oh shitt,, brengsek,,!!!!!!!"
Gerutu Nesti dengan tatapan penuh amarah
"Jadi selama ini Abdul dan babe itu benar-benar menjalin hubungan,,???"
Ucap Nesti
"Ya,,tapi Mereka menyembunyikan itu semua termasuk dari keluarga nya,,"
Jawab Ardila
"Dan kau menerima ini semua,,????"
ucap Nesti
"Maafkan aku Nesti,, aku sungguh tidak punya pilihan lagi,, Daddy nya terlalu banyak berjasa dalam pengobatan ayah ku,, aku hanya tidak mau mengecewakan nya Nesti,,
Terang Ardila
" Mendengar ucapan Ardila Membuat Nesti seketika terdiam dengan expresi penuh Amarah nya
"Nesti aku mohon kau jangan begini,,aku sungguh baik-baik saja,, aku hanya butuh sedikit waktu untuk mengakhiri pernikahan ini,,"
Ucap Ardila dengan memegang pundak Nesti
"Tapi sampai kapan Dila,,???"
Tangis Nesti yang tidak terbendung lagi Ardila hanya terdiam dengan Isakan yang tidak kunjung usai
"Jawab aku Dila,, Sampai kapan kau akan di perlakukan seperti ini,,???"
Tangis Nesti dengan memegang kedua pipi Ardila
"Hiks hiks aku juga tidak tahu Nesti,, bahkan permintaan Daddy Abdul membuat ku semakin kesulitan untuk mengakhiri ini semua Nesti"
Tangis Ardila
"Memang nya apa yang dia minta,,?"
Tanya Nesti
"Daddy Franklin menginginkan kami untuk segera memberikan dia seorang cucu,, padahal selama menikah kami tidak pernah tidur satu ranjang apa lagi,,,"
"Aaa,,,?????,,apa kau tidak pernah di sentuh Abdul,,???"
Ucap Nesti yang segera memotong pembicaraan Ardila
"Kami menikah hanya sekedar formulir hitam diatas putih tanpa melakukan apapun seperti pasangan sah lainnya,, hiks hiks"
Tangis Ardila yang membuat Nesti seketika bungkam dengan expresi kosong nya
"Aku mohon kau jangan cerita kan ini pada siapapun,, dan aku harap setelah ini kau bisa mengantar ku untuk segera pulang,,"
Sambung Ardila yang membuat Nesti menoleh seketika kearah Ardila
"No,, kau tidak boleh lagi untuk bertemu dengan nya,, aku tidak mau kau kenapa-kenapa Ardila,,"
Geleng Nesti
"Aku baik-baik saja Nesti,,"
Senyum paksa Ardila
"Oke tapi besok,, untuk hari ini kita akan menginap disini,, supaya aku bisa mengobati luka mu,,"
Tegas Nesti
Ardila hanya terdiam
,
,
,