Rara Danira, seorang gadis yang berasal dari keluarga kaya raya, namun kurang perhatian dari keluarnya.
Suatu saat dia masuk ke dalam sebuah situs terlarang dan mencari seorang laki-laki dewasa untuk menjadi sugar baby.
Levis Morelli, seorang laki-laki berusia 37 tahun yang mencari sugar baby untuk melampiaskan segala hasratnya, namun tidak ingin menikah karena di tidak percaya dengan yang namanya pernikahan.
Akankah keduanya bisa menjalani kehidupan ini dengan baik? atau malah menjadi Boomerang bagi mereka sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15. Terciduk
Seperti yang sudah di janjikan, bahwa mereka akan bertemu di perusahaannya. Di mana Levis sudah mengirimkan orang untuk menjemput sang kekasih.
Mendengar suara pintu ruangan kerjanya yang di buka membuatnya langsung tersenyum saat melihat siapa yang datang.
Levis langsung merentangkan kedua tangannya saat melihat gadis datang. Rara juga menghampiri laki-laki yang seperti sangat merindukannya itu.
Lihat saja, bahkan dia juga sudah memangkunya dan juga memberikan begitu banyak kecupan di wajahnya.
"Bagiamana dengan harimu Hem? Apa semua berjalan dengan baik?" tanya Levis yang masih memangku tubuh Rara di pangkuannya.
Melingkarkan kedua tangannya di pinggul ramping sang kekasih.
"Buruk!" jawab Rara karena memang harinya cukup buruk.
Hal itu membuat Levis sedikit merasa heran kenapa tiba-tiba saja Rara mengatakan harinya buruk. Memangnya apa yang terjadi hingga memuat harinya buruk?
"Buruk?" ulang Levis ketika mengetahui harinya sang kekasih buruk.
"Heem," jawab Rara sambil menganggukkan kepalanya karena memang dia merasa bahwa harinya itu buruk.
"Memangnya kenapa? kenapa harimu bisa buruk? apa ada sesuatu yang membuatmu tidak nyaman, atau ada masalah di luar?" tanya Levi's yang berusaha memastikan tentang keadaan kekasih hatinya.
Dia terlihat begitu manis memperlakukan gadis yang ada di pangkuannya. Rara benar-benar begitu istimewa, bahkan ketika bersama mantan kekasihnya saja pun Levis tidak pernah memperlakukannya dengan begitu mesranya. Tapi, dengan gadis ini nih bisa memperlakukannya dengan begitu sangat luar biasa.
"Kenapa? katakan apa yang terjadi hingga membuat hari kamu buruk, baby?"
"Karena ini!" Rara menunjukkan bagaian dadanya yang memerah akibat digosoknya pagi tadi.
Dia berpikir jika digosok ruam merah tadi akan hilang. Tapi, ternyata tidak sama sekali. Bekas itu semakin memerah dan itu boleh membuatnya merasa kesal.
"Oh, waw!" gumam Levis ketika melihat Rara yang menunjukkan bagian dadanya, dengan begitu mudah.
"Coba lihat lebih dalam, lagi. Ayo buka sedikit lagi, baby. Tunjukkan padaku mana yang lebih merah dari ini. Apa ada yang lebih merah lagi, honey?" sadar akan apa yang dilakukannya membuat Rara langsung kembali menutupnya.
Dia benar-benar merutuki kebodohannya sendiri. Bagaimana bisa dia melakukan hal ini. Menunjukkan sesuatu yang tidak seharusnya ditunjukkan pada Levis.
Tapi Levis tidak membiarkannya begitu saja. Dia menahan tangan Rara yang hendak menutup bagian dadanya, dan terjadi perdebatan di antara mereka berdua, sampai di mana tiba-tiba saja pintu ruangan kerjanya dibuka kembali dan masuklah dua orang yang tidak ingin ditemui.
"Oh my God!" gumam Bisma ketika melihat apa yang terjadi di depan matanya.
Rara sendiri benar-benar merasa malu, dia langsung bersembunyi dan memeluk Levi's untuk menyembunyikan wajahnya. Sumpah demi apapun yang benar-benar merasa malu dengan semua ini. Bagaimana bisa tiba-tiba saja mereka datang dan melihat kejadian itu.
Rahangnya mengeras ketika melihat mereka berdua datang. Rasanya Levi's ingin menelan hidup-hidup kedua temannya itu karena telah mengganggu kesenangannya bersama dengan Rara.
"Sorry, bos. Kita nggak tahu kalau di dalam sini lagi sibuk. Biasanya juga lu gak sibuk jadi-" Bisma tidak berani melanjutkan kata-katanya karena masih mendapatkan tatapan yang begitu mengerikan dari Levis.
"Oke, fine. Kami pergi!" lanjut Bisma yang tidak berani melakukan apa-apa lagi.
Mereka lebih memilih pergi untuk menyelamatkan nyawanya daripada bertahan di sana, mempertaruhkan nyawanya di tangan Levis.
Lagipula bagaimana bisa tiba-tiba saja ada gadis SMA itu berada di ruangan kerja teman mereka.
"Aku rasa Dia benar-benar sedang jatuh cinta saat ini." gumam Bisma, setelah menyadari perubahan sikap Levis.
"Kau benar, aku rasa Dia benar-benar sedang jatuh cinta saat ini. Tapi menurut gue itu nggak masuk akal. Gimana bisa om om kayak dia itu suka sama anak SMA. Bocil anjir, iya kali lu pacaran sama bocil kayak begitu." sahut Dodi setelah setuju dan berpikir yang sama dengan temannya itu.
Mereka berdua masih tidak habis pikir bagaimana bisa Levi's melabuhkan hatinya pada gadis beliau bernama Rara Danira itu.
"Tapi tunggu dulu, lu lihat apa yang mereka lakuin tadi kan?" tanya Bisma setelah menyadarinya.
"Beneran anjir! atau jangan-jangan mereka berdua udah-oh my God! jangan sampai Levis ngelakuin hal itu. Usia ceweknya masih sangat kecil dan masih sekolah. Gimana bisa deh ngelakuin hal itu. Astaga, gue yang bener-bener nggak habis pikir sama hal itu. Gimana kalau sampai di bocil Hamidun? Mampus, kasihan sekolahnya. Gue juga yakin kalau tuh bocil bukan dari keluarga sembarangan. Mana ada anak SMA yang pakai sepatu Gucci, tas Chanel, bahkan gue ngeliat dia pakai hair pin Celine anjir. Iya kali anak kang semir. Gak mungkin kan?" mereka berdua masih sibuk menceritakan dan berpikir tentang pasangan Levis, sampai keduanya tidak sadar jika yang mereka ceritakan saat ini sudah berada di belakang mereka.
Ya, Levis tahu bahwa kedua temannya itu masih berada di depan pintu ruangan kerjanya. Dan dia juga yakin jika saat ini mereka pasti sedang membicarakannya.
"Tapi tunggu deh, kok gue merasa ada yang aneh ya? lu rasain hal yang sama nggak? berasa kayak uji nyali anjir." gumam Dodi setelah menyadari bahwa tempat ini sudah tidak aman.
"Bener. Kayaknya gue bakalan ngirim pesan-pesan terakhir buat keluarga gue. Takut kalau gue nggak usah ketemu Mereka lagi." timpal Bisma karena dia juga merasakan hal yang sama, dengan apa yang dirasakan oleh Dodi.
Mendengar apa yang teman-temannya katakan membuat Levis semakin berusaha untuk mengontrol dirinya agar tidak meledak saat ini.
Tidak heran, karena mereka berdua memang seperti itu. Dia juga tahu jika saat ini keduanya mengetahui keberadaannya di sini, maka dari itu Bisma dan Dodi bisa mengatakan hal hal yang baru saja didengarnya.
"Mau apa?" tanya Levis ketika melihat teman-temannya masih berada di depan ruangan kerjanya.
"Beneran anjir, nyawa kita benar-benar berada di ujung tanduk saat ini." ujar Bisma setelah mendengar suara Levi's di depan mereka.
"Ya tuhan, ampuni dosa-dosa gue, dan semoga amal ibadahmu bisa diterima di sisinya nanti." lanjut Dodi yang menimpali kata-kata dari Bisma.
"Pergi gak, sebelum gue lempar kalian berdua dari jendela ruangan ini. Lagian mau ngapain sih? mendingan kalian pergi deh, nggak usah berpikir yang aneh-aneh. Apa yang kalian lihat tadi itu nggak terjadi apa-apa. Kalau pun terjadi apa-apa diantara kami, itu bukan urusan kalian berdua. Jadi mending cabut, sebelum gue yang cabut nyawa kalian!" ancamnya pada mereka berdua yang membuat kedua laki-laki itu langsung bergegas pergi meninggalkan sosok yang sedang tidak baik-baik saja saat ini.
***
udh buang aja lah laki modelan si anton itu
kog makin jengkel sama orang 1 ini....
jgn ada drama salah paham dan danira dgn anton baikan lagi
🙏👍🌹❤
anton bener " tk punya perasaan pda rara
bikin nyesel thor telah megabaikan rara