Adrian adalah seorang pemuda yang tanpa sengaja mendapatkan kekuatan mata yang super hebat. Selain dapat menembus setiap benda, mata itu juga memberikan Adrian kemampuan medis legendaris dan juga bela diri kuno.
Seketika nasib Adrian berubah dan banyak di sukai oleh para wanita cantik.
Sekilas cahaya keemasan terlintas di mata Adrian.
"Apa ini, mataku mampu menembus pakaiannya," ucap adrian.
Bagaimana kelanjutannya bisa langsung di baca di novel ini ya !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus budianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 9 TANTANGAN WANTO
Adrian melemparkan tubuh Rudi ke lantai dengan keras. Alhasil kekuatan Adrian membuat tubuh Rudi berguling-guling di lantai.
"Brengsek," ujar Rudi berusaha untuk kembali bangkit.
Sedangkan Vanesa yang melihat itu mulai tersenyum sendiri. Vanesa berpikir untuk menggunakan Ardian guna menjauhkan dirinya dari Rudi. Di tambah lagi Vanesa juga mulai menyukai Ardian secara diam-diam.
"Kebetulan aku bisa meminjam kesempatan ini mendekatkan hubungan ku dengan Ardian," pikir Vanesa.
Kemudian tiba-tiba saja Vanesa langsung merangkul pergelangan tangan Adrian dengan lembut. Ini pertama kalinya bagi Vanesa sedekat ini dengan seorang pria.
"Kenapa kamu baru datang sekarang, kekasihmu sampai di ganggu oleh orang lain," ujar Vanesa dengan nada manja ke pada Adrian.
"Eh...?" Adrian sontak saja terkejut.
Begitu juga dengan Rudi yang telah menyelediki bahwa Vanesa masih lajang, lalu sekarang tiba-tiba saja begitu mesra terhadap seorang pria.
"Adrian bantu aku," ujar Vanesa dengan pelan kepada Adrian.
Adrian juga langsung mengerti maksud dari perkataan Vanesa ini. Bahwa Vanesa ingin menggunakannya sebagai tameng untuk menjauhi Rudi.
Adrian langsung merangkul pinggang Vanesa dengan begitu lembut sehingga mereka berdua terlihat begitu mesra.
"Kita baru beberapa hari tidak berjumpa, kamu sudah merindukanku lagi," ujar Adrian kepada Vanesa.
Rudi yang melihat adegan itu juga langsung tersulut emosinya. Wanita yang telah lama dia incar malah bermesraan dengan orang lain di hadapannya.
"Bocah tengil, kamu berani berebut wanita denganku, aku akan membunuhmu," teriak Rudi sambil menggertakkan giginya.
Rudi melesat ke arah Adrian dan langsung mengayunkan tinjunya dengan cepat.
"Adrian hati-hati," teriak Vanesa melihat itu.
Adrian terlihat begitu santai dan matanya mulai kembali melintas cahaya keemasan.
"Buk," Adrian langsung melayangkan tendangan dan telak menghantam dada dari Rudi.
"Bruk," tubuh Rudi jatuh keras membentur lantai.
Rudi berusaha untuk bangkit kembali namun sama sekali tidak bisa. Luka yang di deritanya kali ini cukup parah.
"Hebat sekali," pikir Vanesa melihat Adrian tampak begitu keren barusan.
Adrian kemudian kembali merangkul pinggang Vanesa dengan begitu mesra dan membawanya pergi menuju ke luar restoran.
"Ayo kita pergi, jangan pedulikan pria itu," ujar Adrian.
"Bocah sialan, kamu berani berebut wanita denganku, aku pasti akan membuatmu mati dengan mengenaskan," Rudi menggerutu sambil menahan rasa sakitnya.
Sampai di luar restoran Adrian mulai merasakan pinggangnya mulai terasa sakit.
"Eh ini..." Adrian menyadari bahwa Vanesa sedang mencubitnya.
"Apa kamu sudah bisa berhenti merangkul ku?" wajah Vanesa terlihat merah dan malu.
Adrian juga langsung melepaskan tubuh Vanesa seketika.
"Bukankah kita sedang berakting, jadi harus terlihat sedikit nyata," balas Adrian tersenyum.
"Tapi kamu terlalu banyak mengambil keuntungan dariku," ujar Vanesa berjalan pergi.
Sebelum pergi Vanesa berbalik badan ke Adrian lagi dan mengatakan bahwa dia besok akan pergi ke sebuah pasar judi batu.
"Besok apa kamu mau ikut denganku?" tanya Vanesa.
"Aku ikut," balas Adrian dengan cepat.
Adrian juga ingin tahu lebih banyak tentang batu giok dan juga tentunya ingin menghasilkan uang lebih banyak lagi.
Di tempat lain Rita yang merupakan ibu dari Angel juga telah selesai menjalani operasi. Operasinya berjalan cukup lancar dan sukses, sehingga Rita hanya tinggal beristirahat sambil menunggu masa pemulihan.
Namun operasi tersebut tidak bisa membuat penyakit yang di derita oleh Rita sembuh sepenuhnya. Rita masih harus menjalani jenis-jenis pengobatan lainnya dan yang jelas masih membutuhkan biaya yang besar.
Namun Angel masih bisa merasa lega dengan hasil ini. Setidaknya dia dan ibunya masih bisa terus bersama.
Esok harinya Vanesa dan Adrian telah sampai di sebuah bangunan yang cukup besar di mana di dalamnya terdapat pasar judi batu.
Vanesa mulai menjelaskan sedikit kepada Adrian bahwa judi batu merupakan sesuatu yang sangat menantang. Orang bisa kaya dalam semalam atau juga justru sebaliknya.
Pada intinya seseorang yang berhasil mendapatkan isian batu yang bagus maka dirinya akan mendapatkan keuntungan berkali-kali lipat.
"Ayo masuk ke dalam!" ajak Vanesa.
Begitu mereka berdua masuk langsung melihat begitu banyak batu di atas meja. Batu-batu itu memiliki ukuran dan bentuk yang berbeda.
"Nona Vanesa, kamu juga datang," sapa seorang pria yang juga datang untuk berjudi batu.
"Pada waktu itu kamu mendapatkan batu giok es, nona benar-benar mewarisi kemampuan dari Kakek Setiawan," sambung pria itu memuji Vanesa.
"Hanya kebetulan saja, kamu jangan terlalu berlebihan," balas Vanesa sambil tersenyum.
Seorang pria tua dengan janggut putih berjalan ke arah Vanesa dan yang lainnya.
"Waktu itu aku tidak ada di sini, jika tidak bagaimana membiarkan bocah itu mendapatkan hadiah pertama," ujar pria tua itu.
Kehadiran pria tua berjanggut itu menarik perhatian orang-orang yang berada di sana.
"Itu master Wanto, dia juga sudah datang," ujar salah seorang di sana melihat pria tua berjanggut.
"Master Wanto sangat luar biasa, tidak kalah di bandingkan oleh Kakek Setiawan," sambung orang yang lain.
"Aku dengar master Wanto pernah mendapatkan giok kaca dengan kwalitas terbaik," sambung orang yang lain lagi.
Pria tua berjanggut itu bernama Wanto, yang merupakan salah satu orang hebat dalam dunia judi batu. Bahkan namanya cukup di kenal di semua kalangan judi batu. Wanto juga memiliki perusahaan perhiasan yang menggunakan giok sebagai bahan dasar.
"Vanesa sepertinya orang tua ini tidak suka denganmu dan sedang mencari masalah denganmu," ujar Adrian berbisik kepada Vanesa.
"Perusahaan perhiasannya adalah musuh perusahaan perhiasan kami, dia sering merebut sumber persediaan kami," jelas Vanesa ke Adrian.
"Karena kamu mewakili keluarga Setiawan, bagaimana kalau kita bertanding," Wanto menantang Vanesa.
"Kita lihat batu pilihan siapa yang paling berharga," sambung Wanto dengan penuh rasa percaya diri.
Mendapatkan tantangan ini Vanesa terlihat hanya diam saja dan sedikit menundukkan kepalanya. Vanesa sadar jika dia menerimanya begitu saja, hasilnya sudah dapat di pastikan.
"Tidak bisa, penglihatan ku memang tidak sebanding dengannya, jika aku kalah maka harga diri keluarga Setiawan akan hilang, perusahaan akan mengalami kerugian besar," pikir Vanesa.
"Apa aku perlu memanggil kakek," pikir Vanesa lagi.
Vanesa juga tidak bisa menolak tantangan itu karena itu sama saja dengan mengakui kekalahan. Melihat Vanesa hanya diam saja dan tertunduk, Wanto mulai tertawa lepas sekali.
"Haha... kalau tidak berani lebih baik pergi saja," Wanto mengejek Vanesa.
Sontak saja Vanesa menjadi sangat kesal dan mengepalkan tangannya. Hanya saja Vanesa tetap tidak berani untuk menerima tantangan itu.
"Sapa bilang tidak berani, aku yang akan bertanding denganmu," sela Adrian secara tiba-tiba.
Vanesa tampak terkejut mendengarnya dan begitu juga dengan semua orang yang ada di dekat mereka.
"Siapa orang ini, beraninya dia bertanding dengan master Wanto?" ujar seseorang di sana yang terkejut dengan Adrian.
"Melihat wajahnya begitu asing, tampaknya dia baru pertama kali datang ke sini," ujar orang yang lain.
"Umur masih muda, tapi keberaniannya besar sekali, kita lihat bagaimana dia akan kalah," ujar orang yang lain lagi.
Orang-orang tampak begitu sangat meremehkan Adrian dan menganggap Adrian hanya punya mental tapi tidak dengan kemampuan.
"Bocah, kamu termasuk apa, apa bisa mewakili keluarga Setiawan?" tanya Wanto.
Wanto hanya ingin bertanding dengan anggota keluarga Setiawan agar dirinya dapat mempermalukan mereka dengan kekalahan.
"Eh... aku..." Adrian bingung harus menjawab apa dan hanya bisa menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
Namun Vanesa secara mengejutkan langsung merangkul lengan Adrian dengan manja.
"Dia adalah kekasih ku," ujar Vanesa.
"Eh..." Adrian hanya diam saja.
"Menantu dari keluarga Setiawan, mengapa dia tidak bisa mewakili keluarga Setiawan?" ujar Vanesa.
Sebelumnya Vanesa pernah menyaksikan kemampuannya di toko miliknya tempo hari, sehingga mungkin Adrian memiliki cukup kemampuan.
Sedangkan banyak pria yang berada di tempat itu seketika menjadi patah hati, begitu mengetahui bahwa Vanesa sudah memiliki kekasih. Vanesa begitu cantik dan sempurna sehingga membuat banyak pria sangat mengidolakannya. Tapi siapa sangka ternyata kini Vanesa sudah mempunyai seorang kekasih.
"Boleh saja membiarkan dia mewakili keluarga Setiawan, akan tetapi Hadian dari tantangan ini harus di tambah," ujar Wanto.
"Hadiah apa?" tanya Vanesa.
"Aku dengar keluarga Setiawan memiliki toko batu giok di pusat kota, posisi itu bagus dan aku menyukainya," jawab Wanto.