Menikah dengan pria yang tidak di cintainya, dan sering di sakiti oleh suaminya sendiri, membuat hati Farhana mati rasa. Namun semua berubah saat kedatangan Ayah mertuanya yang berstatus Duda dan sangat Hot. Lalu apakah Farhana akan beralih ke lain hati ataukah akan tetap mempertahankan pernikahannya?
Ikuti terus kisahnya, ya!
follow IG @thalindalena
Add Fb Thalinda Lena
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lebih baik pergi!
Dante melipat kedua tangannya di dada, berdiri tidak jauh dari tempat tidurnya sembari memandang Hana yang menangis sesegukan di tepian tempat tidurnya. Lagi-lagi Gery berulah menyakiti Hana untuk yang kesekian kalinya.
Walaupun hati Hana sudah sekuat baja, bukan berarti dirinya tidak bisa mengeluarkan air mata. Ia juga membutuhkan teman untuk berbagi kesedihannya.
"Daddy bolehkah aku meminta tolong kepadamu?" tanya Hana kepada ayah mertuanya.
Dante berjalan mendekati Hana, lalu mendudukkan diri di sebelah Hana. "Apa yang kamu butuhkan, Han?" tanya Dante seraya menaikan dagu Hana, menatap wajah cantik nan sendu itu. Dante menghapus air mata yang membasahi pipi tirus Hana dengan penuh kelembutan.
"Aku ingin keluar dari rumah ini, tapi aku tidak tahu harus pergi kemana," jawab Hana yang turut menatap wajah Ayah mertunya yang masih terlihat sangat tampan walau sudah berusia 40 tahun.
"Daddy bisa membantuku?" tanya Hana lagi dengan penuh harap.
"Of course," jawab Dante, seraya menganggu pelan.
"Terima kasih." Hana langsung memeluk Dante dengan erat. Ia tidak tahu harus berkata apa lagi karena Ayah mertuanya begitu baik dan peduli dengannya.
"Iya, don't cry," ucap Dante mengelus punggung Hana dengan lembut, lalu membalas pelukan menantunya itu.
"Aku mempunyai sebuah apartemen kosong, kamu bisa menempatinya untuk sementara waktu," ucap Dante, mendorong kedua sisi pundak Hana agar pelukan tersebut terurai.
"Bukankah itu sangat berlebihan?" tanya Hana, menolak halus tawaran Ayah mertuanya.
"No, sama sekali tidak berlebihan," jawab Dante dengan yakin. "Kamu berhak mendapatkan fasilitas yang bagus, karena kamu adalah menantuku Hana," lanjut Dante memandang Hana dengan manik birunya yang mampu membius siapa pun yang menatapnya termasuk Hana.
Hana menundukkan kepala, ia menggelang pelan, "aku tidak pantas untuk mendapatkan apapun dari Daddy karena sebentar lagi akan bercerai dengan Gery," ucap Hana seraya menipiskan bibirnya.
Hatinya sudah sedikit lega, setidaknya ia sebentar lagi akan terbebas dari cengkraman Gery, itu sudah lebih dari cukup untuk dirinya.
"Ini semua demi kebaikanmu, menurutlah!" paksa Dante, tidak ingin di bantah.
Hana mengangguk pada akhirnya dan menuruti keinginan Dante.
"Bisakah aku pergi malam ini juga?" tanya Hana, sembari menggigit bibirnya. Merasa tidak enak hati karena harus menyusahkan Ayah mertuanya lagi.
"Kenapa tidak? Ayo!" Dante beranjak lalu menarik tangan menantunya keluar dari kamarnya.
"Tapi pakaianku?" Hana menahan Ayah mertuanya saat dirinya di tuntun menuju garasi mobil.
"Semua pakaianmu sudah terlihat kuno, tinggalkan saja, nanti aku akan membelikan yang baru untukmu," ucap Dante.
"Tidak perlu, Dad. Sebentar saja, aku ingin mengemas beberapa pakaianku sekaligus berpamitan kepada Bibi," ucap Hana.
"Baiklah, aku tunggu di sini," ucap Dante.
Lima belas menit kemudian, Hana sudah kembali ke garasi mobil, di antarkan oleh Bibi.
"Jaga dirimu semoga kamu mendapatkan kebahagiaan di luar sana," ucap Bibi tulus kepada Hana.
"Terima kasih, Bi," jawab Hana lalu memeluk wanita paruh baya itu dengan erat.
Dante memasukkan koper Hana ke dalam bagasi, kemudian dirinya masuk ke dalam mobil dan duduk di balik kemudi lalu menatap Hana dan Bibi sedang melakukan perpisahan.
"Aku akan merasahasiakan kerpergianmu dari Tuan Gery. Semoga kamu di lindungi Tuhan dan di limpahkan kebahagiaan," ucap Bibi saat Hana sudah memasuki mobil, dan duduk di samping Dante.
"Bibi jaga kesehatan. Aku akan sering-sering menghubungimu, Bi," ucap Hana, melambaikan tanganya saat Dante sudah menjalankan mobilnya.
btw mampir juga ya dikaryaku jika berkenan/Pray/
Mommymu itu yang tidak tahu diri jangan di tiru.
jangan cuma enaknya aja yang kau nikmati.
papanya gak penting beeuuuhhh
Istrimu kau sia2kan dengan berbagai tuduhan yang belum tentu kebenarannya. Daddymu dapat janda yang masih tersegel wkwkwk