NovelToon NovelToon
Perjalanan Hidup Pahlawan Kota

Perjalanan Hidup Pahlawan Kota

Status: sedang berlangsung
Genre:Epik Petualangan / Light Novel
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Abdul Rizqi

karya ini murni imajinasi author jika ada kesamaan nama itu hal yang tidak di sengaja

Galang Bhaskara adalah anak yang dibuang oleh ayah kandungnya sendiri waktu masih bayi. Setelah Galang tepat berumur tujuh belas tahun, Galang bermimpi bertemu kakek tua bungkuk yang mengaku sebagai leluhurnya.

Bagaimana perjalanan Galang untuk menjadi pahlawan kota? Dan, akankah Galang menemukan keluarga kandungnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

penculik

Seminggu berlalu, Galang menjalani hidupnya seperti biasa-biasa saja dengan latihan di alam ghoib setiap hari, membuat dia semakin lama semakin kuat.

Saat ini Galang sedang duduk di bawah pohon besar yang berada di hutan Demit.

"Aku harus memberi pelajaran pada Abimanyu," ucap Galang.

"Aku setuju, Tuan. Tapi bagaimana dengan Candra?" tanya Singokolo.

"Hmm, sebenarnya ini salahku karena melukai Tuan Muda Rangga dan merebut keris miliknya. Apa kau punya saran, Singo?" tanya Galang.

"Sebaiknya Tuan kembalikan saja keris itu pada Tuan Muda Rangga saat ini juga. Tuan sudah mendapat senjata jarak dekat yang cukup kuat," jawab Singokolo.

"Hmm, baiklah. Ini juga salahku. Aku akan mengembalikan kerisnya pada Tuan Muda Rangga."

"Oh, yah, Singo. Apa kau sudah tahu nama senjata gadah ini?" tanya Galang.

"Aku sudah tahu, Tuan. Nama senjata itu Gadah Rajapala. Entah bagaimana orang itu bisa memiliki pusaka itu. Mungkin saja dia bertapa dan meminta anugerah pada dewa," ucap Singokolo.

"Oh, apa gadah ini sekuat busur panah Kanigara milikku?" tanya Galang.

"Tidak, Tuan. Busur panah Kanigara milik Tuan jauh lebih kuat dari gadah itu. Cuma orang itu sudah sangat berpengalaman dalam memakai gadah Rajapala miliknya. Tuan baru pertama kali dan tenaga Tuan juga belum sebanding dengan orang itu. Wajar saja jika Tuan sangat kewalahan menghadapi orang itu."

"Begitu ya? Jadi aku masih sangat lemah. Aku harus bisa jadi lebih kuat," ucap Galang.

"Apa kamu tahu, Singo, agar aku bisa jadi lebih kuat?" tanya Galang.

"Tidak, Tuan. Lebih baik Tuan keluar dari desa ini dan mencari sesuatu di luar agar Tuan bisa jauh lebih kuat."

"Hmm, baiklah. Aku akan keluar dari desa ini, tapi tidak sekarang," ucap galang

Sementara itu, saat ini Bu Sari sedang berjalan pulang setelah menjual kayu bakar di pasar. Tiba-tiba dia menabrak seseorang. Dia begitu kaget melihat orang itu.

"Agung!" teriak Bu Sari.

Yah, Sari melihat Agung saat ini berjalan bergandengan tangan dengan istri barunya.

"Dia siapa, Mas?" tanya Istri Agung.

"Dia itu mantan istriku yang pernah kuceritakan padamu," ucap Agung.

"Sari, kenalin ini istri baruku, namanya Laras. Dia cantik, bersih, tidak dekil, dan pasti bisa mempunyai keturunan. Bahkan saat ini dia sedang mengandung," ucap Agung.

"Oh, semoga kalian bahagia," ucap Bu Sari.

"Apa kau iri? Wanita dekil kamu kan hidup sebatang kara?" ucap Laras.

"Aku iri? Aku sudah punya yang lebih baik. Dan yang pasti dia yang terbaik dan tidak akan berhianat," ucap Bu Sari sambil menekan kata "berhianat".

"Siapa? Apa kau sudah menikah? Pasti orang yang mau sama kamu cuman gembel!" ucap Agung.

"Kamu tidak perlu tahu. Yang pasti dia 100 persen lebih baik dari pada kamu," ucap Bu Sari sambil berjalan pergi.

"Tcihh, paling dia cuman ngarang aja, Mas!" ucap Laras.

Sari sampai di rumahnya dengan perasaan marah, tetapi marahnya langsung hilang mendengar suara Galang.

"Ibu, kenapa, Ko? Kaya marah gitu?" tanya Galang.

"Ga papa, Ibu cuman kangen sama kamu," ucap Bu Sari sambil memeluk Galang.

"Aneh, kangen ko masang ekspresi marah," ucap Galang dalam hati.

"Udahlah, tugas-tugas kamu yang ketinggalan udah kamu selesaiin, Lang?" tanya Bu Sari.

"Udah, Bu, tenang aja. Asli, kalau kamu bohong, Ibu bakal ngejewer kamu!" ucap Bu Sari.

"Asli, ko, Bu, Ibu tenang aja," jawab Galang.

"Ya udah, Ibu masuk dulu. Iya."

Hari Minggu gabut gini, ga tau harus ngapain. Mau latihan lagi, males juga. Udah latihan dari tadi. Mending Tuan ke kediaman Tuan Muda Rangga mengembalikan keris itu," ucap Singokolo.

"Benar juga, kamu Singo," ucap Galang langsung berdiri dan mengambil motornya.

"Bu, Galang pamit, yah. Mau kemana?" tanya Bu Sari.

"Mau ke rumah temen Galang yang ada di kota," jawab Galang.

"Oke, pulangnya jangan malem-malem," ucap Bu Sari.

Galang langsung melakukan sepeda motornya ke rumah Rangga. Beberapa jam perjalanan, Galang sampai dan melihat banyak sekali penjaga.

"Gimana cara ngembaliinnya? Gw tau," ucap Galang.

Galang mengeluarkan keris Kertana dari tangan kanannya, Galang langsung menjalankan sepeda motornya dan melempar keris itu ke halaman depan rumah Rangga.

"Woy!" teriak para penjaga. Para penjaga mencoba menangkap Galang, tetapi Galang langsung menggas motornya dengan sangat cepat.

"Apa ini?" teriak Tuan Candra.

"Tadi ada orang yang melempar batu, Tuan!" ucap penjaga.

"Batu?" Candra melihat sekeliling halaman rumah, nampak keris warna hijau tergeletak.

"Ini kan keris Kertana! Apa bocah itu berarti tadi bocah itu mengembalikan keris ini?"

Sementara itu, Galang sampai di pinggir jalan raya.

"Apa gw kerumah Tanty kali, yah? Tanggung kalau pulang sekarang," gumam Galang dalam hati.

"Gas aja lah!" ucap Galang.

Beberapa menit kemudian, Galang sampai di rumah Tanty.

"Gila, rumahnya gede gini! Bahkan lebih gede dari rumahnya Rangga," gumam Galang dalam hati.

Galang mendekat ke arah gerbang.

"Cari siapa, Mas?" ucap pembantu yang sedang menyeram tanaman.

"Cari Tanty, Bu. Saya temennya."

"Oh, silahkan masuk, Mas!" ucap pembantu tersebut dan langsung membukakan gerbang untuk Galang.

"Makasih, Bu. Iya, bentar, Ibu panggilan Non Tanty dulu, yah, Mas?"

"Iya, Bu."

Beberapa menit kemudian, Tanty datang.

"Eh, Lang! Datang ga ngomong-ngomong!" ucap Tanty dengan rambut yang berantakan.

"Kamu baru bangun tidur?" tanya Galang.

"Hehe, iya. Soalnya libur, jadi tadi malem aku begadang."

"Oh, yah! Kamu kesini ada apa?"

"Ga kenapa, napa sih? Cuman pengin main aja kerumah kamu. Aku penasaran, kan? Kamu sering kerumah aku," ucap Galang.

"Oh, kita jalan-jalan yuk keliling perumahan ini. Ayo! Bentar, aku mandi dulu."

"Oke."

Alex yang tiba-tiba datang berkata, "Lang, kamu kesini sendirian?"

"Iya, Om."

"Oh, yah! Lang, yang ngirim Groban buat bunuh kamu, siapa?" tanya Alex sambil berbisik.

"Orang yang ngirim, Tuan Abimanyu, Om."

"Punya masalah apa kamu sama dia? Apa kamu perlu bantuan Om?"

"Ga usah, Om. Biar Galang sendiri yang nyelesain masalahnya."

"Oke, tapi kalau kamu butuh bantuan, Om kesini aja."

"Siap, Om."

"Oh, yah! Kamu mau keliling di daerah sini, kan?"

"Iya, Om. Kenapa?"

"Hati-hati di sini, banyak penculik," ucap Alex.

"Hah? Penculik? Tenang aja, Om. Galang bisa jaga diri."

"Bukan kamu, tapi Tanty. Jangan tinggalkan dia sendirian di daerah sini."

"Oke, Om."

"Ya sudah, Om. Masuk dulu."

"Oke, Om."

Satu jam Galang menunggu, akhirnya Tanty keluar.

"Lama banget kamu mandinya!"

"Namanya juga perempuan!"

"Ya udah, ayo kita keliling. Ga usah pake motor, jalan kaki aja."

"Oke."

"Hebat, yah? Kamu, Nty, bisa punya rumah sebesar ini!"

"Bukan aku yang hebat, tapi ini semua punya Ayah," ucap Tanty sambil berjalan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!