NovelToon NovelToon
Air Mata Pernikahan

Air Mata Pernikahan

Status: sedang berlangsung
Genre:Aliansi Pernikahan / Kontras Takdir
Popularitas:22.1k
Nilai: 5
Nama Author: Reny Rizky Aryati, SE.

aku tidak tahu apakah pernikahanku akan berjalan sempurna atau tidak...

aku juga tidak tahu apakah aku mampu melewati pernikahan ini hingga akhir atau tidak...

hanya Tuhanlah yang tahu akhir kisah cinta pernikahanku ini...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kesendirian Alishba

Alishba terpekur diam di dalam kamar tidurnya.

Menatap sendu ke arah jendela di depannya, sedangkan kedua telapaknya gemetar kedinginan.

Alishba masih menunggu di dalam kamar sendirian, datangnya Sulaiman ke rumahnya.

"Apa dia pergi bersama gadis itu ?" tanya Alishba pada dirinya sendiri.

Alishba mendongak ke atas sembari menghela nafas panjangnya.

"Menikah aliansi haruskah seperti ini, sama saja, aku masih sendirian tanpa seorang suami", ucap Alishba.

Alishba memandangi cincin nikahnya yang disematkan pada jari manisnya lalu memutarnya pelan.

"Hari sudah larut malam...", ucap Alishba seraya meraih ponsel miliknya dari atas ranjang tidur.

Alishba lalu berdiri seraya mendekat ke arah jendela kamar yang hanya tertutup oleh kain tirai tipis.

"Tapi dia belum kembali juga, apakah kami akan menjalani pernikahan tanpa cinta seperti ini selamanya", ucapnya sendu.

Alishba menatap sedih ke arah luar jendela kamarnya, mengusap pelan kedua lengannya yang mulai dingin.

"Haruskah aku meminta padanya agar aku dibebaskan olehnya dari ikatan pernikahan ini ataukah aku harus bertahan dalam pernikahan tanpa cinta ini", kata Alishba.

Alishba menggeleng pelan seraya menunduk dalam ke arah bawah.

Terasa hidupnya terpenjara dalam sangkar emas tanpa bisa dia hindari dari jeratan tali pernikahan yang menyesakkan hatinya.

"Demi Tuhan, mampukah aku mempertahankan diriku sedangkan hatiku tidak kuat menahan deraan cobaan pernikahan ini", ucap Alishba.

Alishba menunduk dalam, pandangannya terpejam rapat-rapat, terisak lirih, meratapi nasib pernikahannya yang tak bahagia.

"Ataukah aku harus berlari ke ayah, dan mengadu bahwa nasib pernikahanku kurang membahagiakan hatiku", kata Alishba.

Alishba menautkan jari jemari tangannya dengan erat, kedua matanya sembab oleh aliran air mata yang tertahan.

"Tuhan, kemana aku seharusnya mengadu jika bukan kepadamu ?" kata Alishba gemetaran.

Alishba berdiri sendirian di depan kaca jendela kamarnya yang gelap.

Malam terus merambat cepat, tanpa terasa waktu semakin bertambah larut malam sedangkan Sulaiman masih tidak kunjung kembali pulang.

Alishba memutuskan pergi tidur, melepas lelah setelah seharian menerima tamu di acara sore tadi.

"Sebaiknya aku berangkat tidur", ucapnya seraya menyibakkan selimut dari atas ranjang tidurnya.

Alishba merangkak naik lalu berbaring tidur sembari menghadap ke sisi ranjang tidurnya yang kosong.

Diusapnya berkali-kali sisi lain tempat tidur miliknya tanpa kehadiran Sulaiman, suaminya.

Alishba merasakan bahwa dia menikah tapi tidak memiliki seorang suami yang menemani dirinya saat ini, sendirian hanya berbaring di atas ranjang tidurnya tanpa seseorang disisinya.

Malam berganti hari, pagi mulai menjelang subuh.

Sinar terang merambat masuk, melewati celah-celah jendela ke dalam ruangan kamar tidur Alishba.

Tirai melambai lembut saat angin berhembus masuk ke dalam ruangan tidurnya yang sunyi.

Perlahan-lahan Alishba membuka kedua matanya ketika pagi menjelang, dia bergegas turun lalu masuk ke dalam kamar mandinya, membersihkan tubuhnya setelah penat seharian beraktivitas kemudian dia segera keluar dari kamar mandinya, untuk menyelesaikan ibadahnya.

Alishba menarik nafas dalam-dalam seraya melepaskan perlengkapan ibadahnya, duduk bersimpuh di atas sajadah sembari menatap sendu.

"Ternyata dia benar-benar tidak pulang ke rumah", ucap Alishba sembari mendesah pelan.

Alishba bergegas melipat perlengkapan ibadahnya lalu duduk kembali di atas ranjang tidurnya sembari menunduk murung.

"Haruskah aku berdiam diri disini ataukah pergi menengok Sulaiman, mungkin dia sedang di kamar lainnya", ucap Alishba.

Mendadak Alishba mengurungkan niatnya untuk pergi melihat Sulaiman di kamar lainnya kemudian dia berjalan ke arah meja riasnya, untuk merias wajahnya.

Diraihnya kain hijab untuk menutupi rambutnya lalu membentuknya serapi mungkin.

Alishba berniat pergi pagi ini karena dia memiliki janji dengan toko kue Hemeti, dia telah memesan sebuah kue ulang tahun untuknya. Dan dia sengaja akan merayakan hari kesialannya pada hari ini dengan menikmati kue ulang tahun.

"Sebaiknya aku segera pergi ke toko Hemeti, sebab aku harus mengambil pesanan kue ulang tahunku dari sana", kata Alishba.

Alishba menyematkan hiasan brosnya ke atas lipatan kain hijab yang dia kenakan saat ini.

Sebuah bros berlian yang sangat cantik dan cocok sekali jika dipadukan dengan gaun panjangnya yang dia kenakan pagi ini.

Alishba terlihat lebih segar ketika dalam balutan busana panjang warna kuning bermotif bunga lili putih, ditambah hijab putih yang menutupi rambutnya semakin membuat kesan anggun pada penampilan Alishba.

"Sudah pukul delapan lebih seperempat saatnya mengambil pesanan dari toko kue Hemeti", ucapnya seraya meraih tas dari atas meja riasnya.

Alishba melangkah cepat menuju ke arah pintu kamarnya lalu mendorongnya hingga dia keluar dari kamarnya.

Langkah Alishba terlihat terburu-buru ketika melangkah pergi.

"Aku akan meminta sopir untuk mengantarkanku ke toko Hemeti agar aku lebih cepat sampai kesana daripada naik kendaraan umum", ucap Alishba seraya mempercepat langkah kakinya menuruni tangga rumah.

Alishba berjalan turun melewati anak-anak tangga ke lantai bawah sembari memperhatikan jam ditangannya.

Tap... ! Tap... ! Tap... !

Langkah Alishba terlihat sangat cepat saat mencapai pintu utama rumah.

Tiba-tiba pintu terbuka lebar dari arah luar rumah.

Muncul Sulaiman bersama seorang pria sedang memapahnya masuk ke dalam rumah.

Bau minuman keras menyeruak kuat dari badan Sulaiman.

"Pagi, Alishba... ! Ngik... ! Ngik.. ! Ngik... !" sapa Sulaiman sembari melambaikan tangannya ke arah Alishba.

Allishba tercekat diam ketika melihat keadaan Sulaiman yang kusut masai dengan bau minuman keras dari tubuhnya serta aroma wangi parfum perempuan.

"Kau tampak cantik sekali, hendak pergi kemana kau pagi-pagi seperti ini, Alishba", ucap Sulaiman.

Sulaiman membelai lembut wajah Alishba dengan telapak tangannya yang dingin.

"Apa kau akan pergi mengadu ke rumah ayahmu dan menceritakan padanya bahwa aku pulang larut malam ke rumah ?" ucap Sulaiman.

Nafas Sulaiman tersengal-sengal sedangkan tubuhnya terhuyung-huyung tak normal.

"Ngik... ! Ngik... ! Ngik... !"

Suara desah nafasnya tak beraturan naik-turun.

"Bawa kemana tuan, nyonya ? Apa langsung ke kamarnya atau di kursi sofa ?" tanya pria yang bersama Sulaiman.

"Bawa dia masuk ke kamar tamu yang ada dilantai bawah, akan lebih cepat baginya beristirahat", sahut Alishba dingin.

"Baik, nyonya", ucap pria bermata hijau seraya membawa Sulaiman.

Pria itu lalu menghentikan langkah kakinya seraya berputar pelan ke arah Alishba dan bertanya kembali.

"Dimana letak kamar tidur untuk tamu, nyonya ?" tanyanya sambil menghadap ke arah Alishba.

"Disana ! Di dekat meja panjang itu, ada sebuah kamar yang diperuntukkan khusus untuk tamu !" sahut Alishba sembari menunjuk ke arah kiri.

"Mmmm..., dimana ya letaknya, maaf saya kurang paham dengan ruangan di rumah ini, nyonya...", ucap pria itu.

"Lurus saja, nanti aku akan memberitahukan letak kamar tamunya", sahut Alishba.

"Baik, nyonya...", ucap pria baik itu dengan mengangguk pelan.

Pria itu lalu berjalan menuju ke arah ruangan kamar tidur tamu.

Ruang tidur tamu terletak di lantai bawah, dekat meja konsul panjang di ruangan bawah.

"Hati-hati, tuan !" ucap pria itu kepada Sulaiman saat mereka berjalan ke arah kamar tamu dan hampir saja, Sulaiman tersandung oleh kaki meja.

Alishba berdiri terdiam seraya memandang dua laki-laki yang berjalan tak jauh dari hadapannya, melangkah hati-hati ke ruangan tidur untuk tamu yang ada di lantai bawah rumah.

Sesaat hati Alishba terpukul sedih ketika melihat keadaan Sulaiman yang pulang dalam kondisi seperti itu.

Hancur rasanya hati Alishba saat melihat keadaan Sulaiman yang tak karuan.

"Tuhan...", desahnya sedih.

Alishba segera mengikuti langkah Sulaiman dan pria gagah yang datang bersama suaminya, menuju ke ruangan tidur tamu.

1
Lina Zascia Amandia
Halo Kak Author, salam kenal. Itu like nya udah banyak, Kakak blm ajuin kontrak? Pdhl kayaknya lolos bab terbaik tuh likenya byk. Terus tadi sy lihat karyanya lumayan banyak dan ada banyak juga karya yg pop nya M M an. Boleh heran gak sih Kak, kenapa lencananya masih Silverqueen sama sprt sy sedangkan karya Kakak ada yg M M an popnya?
Lina Zascia Amandia: Ok Kak. Sama2.
Reny Rizky Aryati, SE.: gak apa apa juga... 🥲 tetap semangat juga ya 🌹
total 5 replies
Anonymous
pria tidak tahu malu, berdalih aliansi pernikahan tapi dia tidak tahu perasaan istri yang tersakiti, ini perundungan atas nama pernikahan, tepat sekali jika ini aliansi pernikahan yang berat sebelah
🌷💚SITI.R💚🌷
awal cerita penuh emosi..
Reny Rizky Aryati, SE.: 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Reny Rizky Aryati, SE.: air mata pernikahan, semoga tidak bosan mengikuti setiap babnya ya 🙏
total 2 replies
Anonymous
aduh iblis kepala ular nih, mana bisa cinta kek gini dipaksain, endingnya nanti sang istri binting trus anaknya dibawa pigi keluar rumah, normalnya nikah ma cowok kek gini, gak bakal dianya paham
🌷💚SITI.R💚🌷
nyimak dulu ceritay
Reny Rizky Aryati, SE.: thanks you semuanya atas dukungannya dan kesetiaannya pada thor thor 🎂
total 1 replies
Anonymous
gimana sich tuh laki buat gedeg saja, dah dibilang ma istrinya klo dia tidak menikah scr aliansi, buat high wa aja, mbaca nich crita !
Vania Andina
Baru sadar sekarang dan menyesal, apa yang ada di dalam otak manusia sekaleng Sulaiman nih ???
Anonymous
tudung lapis !
serem amat nikah kayak gini, thor !
aliansi pernikahan, gak ada tulus-tulusnya, gak ada cinta juga klo nikah seperti iniiii...
Vania Andina
aduh ular tangga nih thor
Reny Rizky Aryati, SE.: bukan, tapi orok orokan sawah, Vania 👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!