Sejak awal pernikahan,kehadiran Deandra tak pernah di anggap oleh suaminya, bagi athar dia hanyalah istri di atas kertas, terlebih statusnya hanya sebagai "pengganti" kakaknya yang seharusnya menikah dengan athar namun menghilang di hari pernikahan dan Dea lah yang akhirnya menjadi istrinya athar.
Berbagai usaha telah Deandra lakukan untuk meluluhkan hati sang suami, namun tak pernah terlihat sama sekali di mata athar.
Hingga akhirnya kesabaran Deandra mulai terkikis dan dia memilih untuk menyerah lalu mulai merubah sikapnya sama seperti sikap athar padanya, hal itu membuat athar merasa kehilangan, seperti ada sesuatu yang kurang yang selalu mengisi kesehariannya.
Perlahan sikap athar mulai berubah untuk meluluhkan sikap deandra kembali, di tambah persaingan cinta yang tanpa diduga muncul, membuat keduanya mulai menyadari perasaan masing-masing, lalu bagaimana kah akhirnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
04
"Kalian berdua saling kenal? "
Tanya Thalia yang penasaran dengan interaksi keduanya yang cukup akrab, ketiganya kini sudah duduk di meja masing-masing, dengan Thalia yang berada di antara keduanya.
"Ya, kebetulan mas aryaan adalah teman kerja suami ku," Ucap Deandra yang kemudian mendapatkan anggukan dari Thalia.
"Bukan hanya teman kerja Deandra, athar suami mu itu sudah bersahabat dengan ku semenjak bangku kuliah dulu, kita sudah seperti saudara."
"Oh benarkah, aku baru tahu, " ucap Dea yang tersenyum manis, aryaan sempat terkesima lalu detik berikutnya dia menggeleng- gelengkan kepala.
"Sadar Aryaan dia istri sahabat mu! " ucapnya dalam hati.
Di sela obrolan, Thalia berdiri. "Sebentar ya aku ingin menyambut tamu lain, " ucapnya karena kebetulan dialah panitia yang mengusung acara malam ini dan Hotel tempat mereka sekarang adalah milik keluarga suaminya.
"Baiklah."
"Oke thal. "
Ucap Deandra dan aryaan yang hampir berbarengan, Thalia sedikit terkekeh karena kekompakan mereka berdua yang secara kebetulan.
Thalia kemudian melenggang pergi dengan hanya menyisakan keduanya yang kini mulai nampak canggung.
"Aku pesankan minum ya, " cetus aryan demi mengisi kekosongan obrolan yang tiba-tiba lenyap di antara mereka.
"Maaf mas, tapi aku tak minum. "
Aryaan tersenyum. " tenang, aku tahu kok, aku akan memesankan jus untuk mu. "
Dea mengulas senyum lega. "Baiklah, kalau boleh jus mangga ya. " requestnya.
"Oke siap. " lantang aryaan sambil mengedipkan mata kirinya membuat Dea tertegun sejenak lalu menggeleng dengan terkekeh pelan.
Sambil menunggu aryaan kembali dengan pesanannya, Dea bermain ponsel untuk mengisi kebosanan.
Di antara riuhnya orang- orang itu Deandra tidak tahu saja jika saat ini ada sepasang mata yang terus mengawasi nya dari meja yang tak jauh dari tempat nya duduk.
Pria dengan setelan serba hitam seperti intel yang profesional, dia sengaja mengalihkan perhatian agar Dea tak curiga jika sekarang dia sedang di buntuti dengan memakai kacamata hitam dan topi serta koran yang menjadi senjata jika sewaktu-waktu Dea menoleh kearahnya.
Pria itu, siapa lagi jika bukan athar. Sebenarnya dia tidak tahu apa yang di lakukannya sekarang ini, terkesan konyol tapi tetap ia lakukan entah apa yang menggerakkan nya untuk melakukan semua ini entah dari hati atau otaknya..
Namun athar hanya merasa jika dia perlu untuk membuntuti sang istri, bukan karena khawatir ya tentu bukan, dia menolak itu. ini hanya karena ia tidak ingin jika wanita itu kenapa- napa dan berakhir merepotkan nya.
Ya ini hanya karena ia tak ingin di repotkan, berulang kali Athar meyakinkan hal itu dalam otaknya.
Tak lama athar melihat aryaan kembali membawa dua minuman, dahi athar dengan cepat mengernyit.
"Minuman apa yang di kasih cecunguk itu untuk Dera. "
Dera adalah nama panggilan yang athar berikan untuk Deandra, berawal dari jarangnya interaksi diantara mereka hingga berakhir athar yang sering melupakan nama istrinya sendiri karena jarangnya dia memanggil nama Deandra hingga nama dera lah yang selalu pria itu sematkan untuk memanggil nama istrinya.
"Ck, sial aku tak bisa membiarkan ini terjadi! " Awalnya athar memang sudah waspada ketika pertama kali melihat Deandra dan Aryaan bertemu secara tidak sengaja disini, kekesalannya semakin menjadi- jadi ketika melihat mereka begitu akrab, bahkan kepada dirinya Deandra tak pernah se terbuka itu dalam mengobrol apalagi Aryaan yang memang terkenal pandai menarik perhatian wanita membuat athar khawatir Dea akan menjadi incarannya.
Tunggu? kenapa dia harus khawatir seperti itu? Athar berdecak, tak ada waktu untuk memikirkan nya sekarang dia harus mencegah agar Dea tak meminum minuman yang pria itu berikan.
Bisa jadi kan aryaan memasukkan sesuatu ke dalam minumannya? meskipun mereka adalah teman tapi bagi athar kewaspadaan tetaplah nomor satu.
Terlihat Deandra yang tersenyum menyambut minuman yang di berikan aryaan semakin menambah panas di hatinya hingga athar tanpa sadar meremat kasar koran di genggamannya hingga kucel.
"Tunggu! " ia memanggil seorang pelayan.
"Ada apa tuan? " tanya pelayan itu.
"Kau ingin uang? "
"Tentu tuan. "
"Aku ada tugas untuk mu. "
Athar tersenyum miring. Tak lama pelayan yang di tugaskan nya itu menghampiri meja Deandra dan Aryaan, dia berjalan melewati Deandra yang hendak meneguk minuman yang di berikan aryaan.
Brakk! tak lama gelas yang berada di tangan Deandra terjatuh sebelum dia meminum isinya.
"Astaga nyonya maaf saya tidak sengaja! " Ucap pelayan itu segera panik, menimbulkan beberapa pasang mata yang langsung mengarah ke mereka.
Pelayan itu segera menekuk lutut untuk membersihkan gaun Deandra yang terkena siraman jus.
"Oh astaga tidak apa- apa, kau tidak perlu sampai melakukan itu, " ucap Deandra saat si pelayan mencoba untuk membersihkan gaunnya.
"Maaf nyonya saya benar-benar tidak sengaja. "
"Tidak apa- apa aku tahu itu, " ujar Deandra tak ingin pelayan itu semakin merasa bersalah.
"Akan saya buatkan jus yang lain untuk nyonya. "
"Eh tidak perlu!"
"Tidak apa- apa nyonya itu sebagai ganti rugi dari saya, tolong terima."
Deandra yang tak enak hati pun menganggukkan kepalanya.
Pelayan itu berlalu pergi untuk membuat jus yang baru, persis seperti yang di perintahkan athar padanya.
Melihat itu athar tersenyum. "Nice."
"Kau tidak apa- apa Ra? " tanya Aryaan yang khawatir.
Deandra mengulum senyum tipis sambil menggeleng pelan isyrat dia baik- baik saja.
"Cih! " Athar berdecih melihat pemandangan itu, harusnya ia tak boleh marah karena tak ada hak nya juga untuk nya marah namun entah kenapa melihat kedekatan mereka sungguh menganggu hatinya seperti ada sesuatu di sana yang membuat nya tak nyaman.
"Tunggu di sekitar mulut mu juga ada tumpahan jus. "
Saat mengatakan itu mata aryaan menyapu ke seluruh penjuru dia tersenyum dingin.
"Eh benarkah? aku tak sadar. "
Saat Deandra hendak membersihkannya dengan tangan aryaan segera menahannya.
"Biar aku bersihkan. "
Dia mengambil tisu dan mengelap sekitar bibir Deandra.
Brakk!
Di saat itulah tiba-tiba sebuah meja di gebrak dengan keras.
Semua pengunjung terkejut. Di sana athar dengan wajah datar dan rahang mengeras gegas menghampiri mereka. Matanya tajam melihat ke arah Deandra lalu semakin tajam saat melihat ke arah Aryaan.
"Mas athar?" sungguh Deandra di buat terkejut dengan kedatangan suaminya yang secara tiba-tiba.
"Ayo pulang! " ucap athar tanpa basa- basi langsung menarik tangan Deandra.
"Aww sakit mas! " ringis Deandra tapi athar tak mengindahkan itu.
"Tunggu tapi acaranya belum di mulai, aku tak bisa pergi! " Deandra menahan langkahnya dengan sekuat tenaga meski athar sudah menariknya dengan sangat kuat.
"Jika kau tak ingin aku mengacaukan tempat ini, turuti perintah ku! " ujar athar begitu lantang dengan kilatan amarah yang menyambar- nyambar dari kedua matanya.
Terlihat jelas jika pria itu sedang sangat marah saat ini, tapi kerena apa? Deandra tak mengerti.
*
*
*
Bersambung....
dan awalan nya sy langsung suka