NovelToon NovelToon
Soraya

Soraya

Status: sedang berlangsung
Genre:Manusia Serigala / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Anak Yatim Piatu / Persaingan Mafia / Gangster
Popularitas:408
Nilai: 5
Nama Author: Soraya Shifa Muna

Cantik, kaya, muda, sopan, baik hati, cerdas, itulah Soraya Syifa Dewiana. Gadis berjilbab ini amat diminati banyak orang, khususnya laki-laki. Bahkan gangster pria terkenal di kota saja, The Bloodhound dan White Fangs, bersaing ketat untuk mendapatkan gadis yatim-piatu agamis ini.

Namun siapa sangka, dibalik semua itu, ia harus menikahi pemimpin gangster dari White Fangs, Justin, yang telah menggigitnya dengan ganas di malam Jum'at Kliwon bulan purnama. Satu-satunya cara agar Soraya tidak jadi manusia serigala seperti Justin adalah dengan menikahinya.

Hingga membuat Boss mafia sekaligus CEO untuk Soraya, Hugh, terkadang cemburu buta padanya. Belum lagi asistennya Hugh, Carson, yang juga menaruh hati padanya. Selain itu, ada rahasia lain dari gadis cantik yang suka warna hijau ini. Cukup psikopat pada 2 geng siluman serigala itu dan tangguh.

Lantas, siapa sesungguhnya yang akan Soraya pilih jadi suami sejatinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Soraya Shifa Muna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11 : Kejadian di Gedung Kantor Saingan

Besoknya, Soraya berangkat kerja kembali. Ia ditemani supir pribadi yang sudah diperintahkan oleh Justin untuk pergi ke sana. Soraya padahal sudah berniat menolak. Tapi tetap diam dingin menerimanya.

Sesampainya di sana, ia masuk ruangan dan menyapa beberapa pegawai yang lewat atau yang menyapanya lebih dulu.

Tepat di koridor kantor, Hugh berpapasan dengan Soraya. Ia menyapa duluan gadis itu, "Hei!"

Soraya melirik ke sumber suara. Melihat Boss-nya yang menyapa, ia membalas dengan senyuman kecil dan sapaan juga, "Hei juga, Boss!"

Hugh mendekati Soraya. Kemudian menundukkan kepala sedikit melihat gadis cantik yang pendek darinya itu, meskipun sudah memakai sepatu high-heels.

"Bagaimana malamnya dengan si dia?" tanyanya dengan senyuman kecil juga.

Soraya tahu apa yang Hugh maksud. Ia menjawab, "Yah...biasa saja, Boss. Tidak terlalu menyenangkan. Masih begitu asing bagiku."

"Karena kamu baru mengalaminya."

Hugh bicara begitu sambil mengusap kepala Soraya yang tertutupi oleh jilbabnya yang panjang. Soraya berusaha menjauh sedikit, dan akhirnya pamit.

"Sorry, Boss! Saya pamit dulu, mau ke ruangan saya. Permisi!"

Segera saja ia meninggalkan Hugh dengan berjalan biasa. Meskipun terdengar dari suara langkah kakinya seperti terburu-buru.

Hugh membelakangi Soraya yang berjalan menjauh. Terdiam sejenak, tapi akhirnya tersenyum kecil dan bergumam.

"Aku harap, kau sungguh-sungguh bahagia dengan si dia."

Setelah itu, barulah Hugh membalikkan badannya. Soraya sudah tidak terlihat lagi. Nampaknya sudah masuk ke ruangan pribadinya yang khusus untuk sekretaris. Hugh menghela nafas dan kembali ke ruangannya sendiri, meskipun dengan langkah berat.

...***...

2 jam kemudian...

Soraya melihat laporan untuk jadwal Hugh hari ini. Kelihatannya, banyak yang harus Boss-nya lakukan. Dan ada beberapa berkas yang harus diberikannya pada Soraya.

Namun tiba-tiba, terjadi sesuatu pada Soraya. Seperti gejala mual dan pusing. Hingga makin tak tahan lagi, sekarang rasanya mau muntah. Batuk-batuk mulai menyerang, kerongkongan terasa tersayat, dan perutnya serasa kram. Sadar pusat sakit dan gejalanya berasal dari perutnya.

Buru-buru lari ke kamar mandi. Dan muntah di wastafel kamar mandi kantor. Kebetulan tempat itu kosong. Isi perutnya terasa keluar semua, dengan batuk yang masih menyerang kerongkongannya.

Ketika mulai enak sedikit, Soraya berkumur-kumur dari keran air wastafel. Namun, rasa mualnya kambuh lagi.

Tapi setelah sedikit membaik, Soraya bersandar ke dinding kamar mandi. Tersadar akan sesuatu.

"Apa mungkin...aku mulai..." gumamnya menebak-nebak.

Perlahan Soraya melirik perut kecilnya, dan mengusap sedikit. Lalu mencekram sedikit perutnya. Tebakannya tepat. Dan terngiang-ngiang kembali ucapan Justin sebelum pria itu menggigit untuk kedua kalinya. Apalagi di bagian penjelasan eksperimennya.

"Aku...aku hamil..." gumamnya, dengan perasaan campur aduk. Antara senang dan kaget.

Matanya tiba-tiba buram. Terasa pusing menyerang kepalanya. Jalan ke pintu kamar mandi seperti orang mabuk miras. Namun, rasa tak enak di perut hingga ke kerongkongannya kembali kambuh.

"Aku...Justin..." gumamnya pelan, menyebut nama Justin. Seperti memanggil nama suaminya untuk minta bantuan.

Sampai akhirnya, Soraya jatuh pingsan. Kakinya seperti tidak bisa lagi menopang tubuhnya yang mabuk mual karena gejala awal kehamilannya.

Tapi, tubuhnya tidak jadi jatuh ke lantai karena ditahan oleh seseorang. Seseorang yang menahan tubuhnya agar tidak jatuh tersungkur ke lantai kamar mandi. Orang itu adalah Hugh.

Dengan gagah dan mata penuh kekhawatiran, Hugh membantu menopang tubuh Soraya. Mata Soraya yang masih buram namun dengan kondisi yang semakin melemah, bisa mengetahui dan melihat sekilas siapa itu.

"Hugh..." Soraya menyebut namanya.

"Iya. Aku di sini," balas alpha itu tegas, walau seperti mau menangis.

Soraya lanjut bicara dengan suara yang makin melemah, "Hugh...Justin...aku..."

Tidak ada lanjutannya, karena Soraya sudah keburu menutup kedua matanya. Tak sadarkan diri secara total.

Dengan siaga, Hugh melepas kacamata minusnya Soraya, dan membawa tubuh gadis itu ke ruangannya sendiri.

...***...

Setelah di tidurkan di sofa ruangannya, Hugh meminta Carson memanggil dokter untuk memeriksa Soraya. Carson segera menurut. Ia mengeluarkan ponselnya dari saku celana dan menghubungi nomor darurat.

Dennis melihat gadis itu. Dengan cemas ia bertanya, "Kenapa dia bisa pingsan di toilet?"

Hugh menghela nafas panjang dan menjawab, "Dia sepertinya pusing karena sakit. Aku melihatnya ketika sedang memeriksa koridor depan kamar mandi. Lalu menemukannya mau jatuh pingsan ke lantai. Dia sempat menyebut namaku dan Justin."

"Apa dia tidak sarapan, ya?"

"Entahlah. Ku lihat dia sempat mabuk saat mau keluar toilet. Perutnya terasa tidak enak."

"Ku rasa Justin melakukan keburukan padanya. Dasar pria biad*b!"

Hugh terdiam, tapi sepertinya ia ikut marah juga. Membenarkan apa yang Dennis ucapkan barusan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!