Almayira seorang gadis yang sangat religius, dia tidak pernah melepaskan niqobnya.
Namun di suatu hari ketika dia mengantar temannya, untuk menemui seorang laki_laki justru dirinya yang malah direnggut kehormatannya secara paksa sehingga
menyebabkan dia hamil saat masih sekolah, demi menutupi kehamilannya dia selalu menggunakan jaket.
Bagaimana nasib mayira? Apakah pria itu akan bertanggung jawab?
Penasaran? makanya baca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ncess Iren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Astrid Ngajak Mayira Nemui Bara
Angin malam terasa dingin begitu menusuk kulit mayira dan astrid, walaupun sudah dilapisi dengan pakaian yang tertutup ditubuh mereka. Mayira yang tadi siang tiba_tiba diserang batuk dan flu, Suasana saat ini membuat kondisi mayira semakin menjadi_jadi.
Sebenarnya astrid sudah melarang mayira ikut, tapi mayira tetap kekeh. Sekarang mereka sudah sampai dihotel yang ditulis bara tadi siang, mayira dan astrid cukup takjub melihat hotel yang ada dihadapannya sekarang. Hotel itu sangat megah dan mewah, banyak orang_orang berlalu lalang disana.
"Kamu yakin ini hotelnya? tanya mayira suaranya terdengar serak dan sedikit berubah, astrid mengangguk.
"Iya gue udah cari tau tadi. ucap astrid.
"Wahh, kira_kira apa ya yang akan dibicarakan kak bara sampai minta ketemu disini, tanya mayira lagi.
"Palingan mau nembak gue jadi kekasihnya, udah biasa may. Lagian gue heran dech kenapa banyak cowok yang ngejar_ngejar gue, kenapa lo ngga? secara kan lo lebih cantik kemana_mana dibanding gue".. Memang bener kata astrid yang seharusnya jadi primadona sekolah itu mayira bukan dirinya, orang_orang belum pernah melihat wajah mayira yang berkali_kali lipat dari astrid.
"Ngga boleh bilang diri sendiri jelek".. pesan mayira.
"Gue gak bilang diri gue jelek, gue bilang lo lebih cantik dari gue.. jawab astrid.
"Emang aku lebih cantik dari kamu? tanya mayira polos.
Astrid melirik mayira kesal, inikah yang dinamakan merendah untuk meroket atau memang mayira tidak pernah bercermin?
"Ngga lo jelek.. Setelah bilang begitu astrid melangkah meninggalkan mayira.
Mayira masih bingung dengan posisinya, "May cepetan nanti kemaleman dimarah sama bunda..panggil astrid.
"Eh iya iya... Mayira segera berlari mensejajarkan langkahnya dengan astrid.
Tak lama berjalan saat ini mereka sudah berada di dalam hotel yang ternyata lebih mewah di banding dari luar.
Drrrrtt drrttt...
Tiba_tiba ponsel astrid bergetar, mereka pun menghentikan langkah astrid merogoh tas selempangnya. dan melihat siapa yang menelponnya ternyata ibunya.
"Dari mama.. kata astrid.
"Assalamualaikum mah, salam astrid saat sudah menjawab panggilan itu.
"Walaikumsalam, kamu lagi dimana sayang? terdengar suara dari sebrang.
"Astrid lagi keluar bareng mayira mah.
bla...bla...bla... pada saat berbicara di telepon raut muka astrid seketika berubah menjadi shok, mayira yang berjalan di samping pun mengernyitkan kening.
"Iya mah astrid kesana, mamah sabar ya.. jawab astrid sebelum memutus panggilan.
"Ada apa trid? tanya mayira tidak sabar.
"May papah masuk rumah sakit, dan sekarang mamah sendirian disana.. Jawab astrid menunduk.
"Ya udah yuk sekarang kita kerumah sakit.. ajak mayira sambil menarik tangan astrid.
"Tapi kak bara..
Sontak mayira menghentikan langkahnya, "Tapi papah kamu lebih penting..
"May gue boleh minta tolong lagi gak? lo disini temui kak bara, nanti gue balik lagi kalau kondisi papah sudah memungkinkan, lo jangan takut berduaan pasti kak bara bawa temen_temennya... mau tidak mau mayira harus mengangguk setuju.
"Gue minta maaf sekaligus terimakasih sama lo, karena udah bantuin gue.
Mayira mengangguk, "Sudah sana kamu pergi kerumah sakit..
Setelah kepergian astrid keluar dari pintu masuk hotel, mayira melanjutkan nit awalnya. dia akan menemui bara sebentar, menyampaikan tentang amanah yang diberikan lalu langsung pulang.
Seorang perempuan berseragam batik merah menghampirinya, "Nona astrid? tanya perempuan itu sesampainya di depan mayira.
Mayira memperhatikan penampilan wanita yang menghampirinya, sepertinya wanita ini seorang petugas khusus dihotel ini terlihat dari pakaiannya. tidak sama dengan pelayan hotel lainnya.
"Hah, iya saya astrid.. jawab mayira gugup.
"Ya Allah maafkan hamba telah berbohong.. ya kebohongan yang justru menghancurkan hidupnya.
"Anda sudah ditunggu tuan bara.. ucap petugas itu lagi.
"Di mana?.. tanya mayira.
Mayira memang tidak diberitahu dimana kamar hotel, tempat astrid dam bara berjanji ketemuan.
"Mari saya antar.. ucapnya sopan.
Mayira mengangguk membiarkan perempuan itu, berjalan di depan menuntun jalan.
Selama perjalanan mayira memperhatikan sekeliling, hotel ini mempunyai interior yang cukup unik dan klasik. Kesan kemewahannya sangat kentara, begitu banyak irang berlalu lalang dengan kesibukannya masing_masing.
Mayira menghentikan langkahnya, kala perempuan dihadapannya berhenti mendadak. mayira baru sadar kalau ternyata mereka telah berada di depan lift, tak lama kemudian lift itu pun terbuka mereka masuk dan wanita itu menekan tombol dengan tulisan angka 3.
Yang tadinya mayira mau bertanya, tapi begitu melihat angka itu dia pun sudah tau kalau mereka sekarang naik ke lantai tiga. lift berhenti dan pintu terbuka, mereka keluar dari sana.
Tiiinng..
Mayira berjalan beriringan bersama petugas wanita itu, melewati lorong_lorong hotel tersebut namun kali ini suasananya tampak sepi.
Akhirnya mereka sampai di depan sebuah kamar, yamg dimana di dalamnya terdapat seorang laki_laki yang sudah menunggunya ralat nunggu astrid.
"Mba, maaf saya hanya bisa mengantarkan sampai disini saja. Selamat menikmati malam anda" ucap perempuan itu lalu pamit pergi, mayira merasa bingung dengan perkataan perempuan itu apa maksudnya menikmati malam?
Mayira yang tak pernah berdua_duaan dengan pria manapun jantungnya berdegup sangat kencang, bagaimana bisa dia berada dalam satu kamar dengan laki_laki yang bukan mahramnya.
"Mba bisa ikut masuk?.. tanya mayira ragu.
"Maaf mba saya tidak bisa.. jawab wanita itu.
Mayira teringat perkataan astrid tadi, "Lo jangan takut berduaan dengan kak bara karena gue yakin pasti dia ajak teman_temannya.
"Ah iya mba, makasih.
"Sama_sama saya permisi dulu.. ucap petugas wanita itu berlalu meninggalkan mayira, yang masih berdiri di depan kamar yang di dalamnya ada pemuda bernama bara.
Mayira menatap pintu berwarna coklat itu, entah kenapa dia merasa was_was dihatinya. mayira ragu untuk membuka pintu itu.
Tanpa sepengetahuan Mayira ada seorang laki_laki, memakai pakaian serba hitam berdiri di samping mayira.
"Nona astrid sudah berdiri di depan pintu tuan".. laki_laki itu terlihat sedang berbicara dengan seseorang. Setelah itu laki_laki itu melenggang pergi..
Mayira masih berdiri ditempatnya tanpa ada pergerakan apapun, tak berniat mengetuk pintu atau pun membukanya langsung. mayira merasa ada hal besar yang akan terjadi jika pintu itu terbuka.
Mayira melihat jam tangannya yang melingkar di pergelangan tangannya, waktu menunjukkan pukul 20.00 malam. Mayira harus bergerak cepat menyelesaikan urusannya, kemudian langsung pulang.
Dengan mengucapkan bissmillah dalam hati, mayira membulatkan tekad untuk membuka pintu dihadapannya. Dengan tangan yang gemetaran dan pelan mayira mencoba membuka pintu, mayira menggigit bibir bawahnya.
Saat pintunya terdorong sedikit, mayira langsung melepaskan tangannya dari pintu. Ternyata pintunya tidak di kunci, entah kenapa pintunya terbuka dengan sendirinya.
Ahh mayira lupa itu kan pintu otomatis, jadi wajarlah kalau langsung terbuka sendiri.
"Assalamualaikum.. tak ada jawaban dari dalam, ini akan mengulur waktu jadi mayira memberanikan diri ke dalam ruang kamar dengan langkah pelan.
Hal pertama yang mayira dapatkan adalah ruangan yang gelap, jujur mayira sedikit takut dengan suasana gelap.
Deepp..
Mayira terlonjak kaget saat pintu dibelakangnya tertutup sendiri.
Mayira terus melafazkan zikir dan sholawat dalam hatinya.
Bersambung.....