Dituduh mencelakai sang kakak, Shani di usir dan dihabisi oleh orang yang tidak menyukainya.
Datang kembali membawa dendam setelah bertahun-tahun untuk menghabisi pengkhianat itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27
💓SELAMAT PAGI💓
Shani langsung menemui Kazio dengan memakai topeng, agar dia bisa melihat wajah Papanya lebih dekat.
"Queen," kata Dara kemudian berdiri.
Shani mengkode tangannya agar Dara tetap duduk.
Dara kemudian kembali duduk.
"Apa ada info dari mulutnya?" tanya Shani seraya menyiapkan alat siksaan dan itu berhasil membuat Dara bergidik ngeri.
"Tidak ada Queen," sahut Dara.
"Kenapa tidak ada?" tanya Shani lebih dingin.
"Dia sangat menjaga rahasianya, Queen."
"Benarkah," kata Shani lagi mengambil silet dan memasukkannya ke kantong.
Shani melihat gunting dan mengambilnya lalu pergi ke bawah tanah.
Dara melihat alat yang dibawa Queen hanya mengelus dada.
"Semoga saja tahanan itu tidak mati hari ini," gumam Dara.
Shani langsung menendang wajah Kazio yang tengah tidur.
Bugh ..
"Akh ahh ..." kaget Kazio bahkan meringis kesakitan.
"Bangun, sialan!" kata Shani dengan datar.
Kazio perlahan membuka matanya dan melihat seseorang memakai pakaian serba hitam dan topeng.
"Kamu siapa?" tanya Kazio dengan lirih.
"Jawab pertanyaanku, apa kau berselingkuh dengan Laras?" tanya Shani dengan jongkok.
"Apa maksudnya ini, kau ... kau datang dan langsung bertanya padaku, siapa kau sebenarnya?" bukannya menjawab, Kazio malah balik bertanya dan itu membuat Shani marah.
Brugh ...
"Aku bertanya sekali lagi, apa kau berselingkuh dengan Laras?"
Uhuk ...
Kazio muntah darah, penampilannya sangat memperihatinkan.
Shani menjambak rambut Kazio dengan kasar.
"Akhhh ..." ringis Kazio.
"Apa kau tidak punya telinga, sialan!" maki Shani.
"Ekhh ... sebenarnya kalian ini siapa dan maunya apa?"
Shani menyentuh pipi Kazio dengan gunting.
"Apa kau tidak mendengar pertanyaanku tadi." Shani makin menguatkan sentuhannya dipipi Kazio dengan gunting.
"Ekhhh ..." ringis Kazio kembali.
"Kau melupakan sesuatu yang penting, Kazio."
Kazio menatap orang yang menyiksanya.
'Siapa orang ini kenapa dia bisa tahu tentang hubunganku dengan Laras, apa Laras yang membocorkannya.' Kazio membatin.
"Bagaimana dengan Xavier, aku punya anak buah di Jepang?"
"Apa yang kau rencanakan dengan anakku, Xavier."
"Hanya mengulangi tindakanmu dimasa lalu," sahut Shani.
Kazio membelalakkan matanya.
"Maksudmu apa? sialan!"
"Xavier Arizaya anakmu dengan Laras, bukan?"
Jantung Kazio berdetak lebih kencang dari biasanya.
Degh ...
Degh ...
Degh ...
"Jangan macam-macam kamu sama anak saya, cepat tunjukkan siapa kamu yang sebenarnya."
"Haha ... pikirkan lagi yang tahu masalahmu selain Laras!" kata Shani menekan kalimat diujungnya.
Shani sengaja menjebak pikiran Kazio mengarah pada Ken, adiknya sendiri.
"Tidak mungkin kau ...?"
"Apa kau mau bebas dari sini," kata Shani menawari.
"Tanpa kau tanya, aku sudah pasti ingin keluar sialan!"
"Nah, bagus tapi ada syaratnya."
"Apa itu?" kata Kazio.
"Bunuh Ken Arizaya," sahut Shani.
Kazio terdiam.
"Kenapa? tidak sanggup yahh," kata Shani lagi.
"Kenapa kau menyuruhku untuk membunuh Ken, apa ada masalah apa kau dengan Ken?"
Shani makin menguatkan kembali gunting itu pada pipi Kazio.
"Bisakah kau hanya menjawab Ya atau Tidak, karena pertanyaanmu itu hanya membuatku makin membenci keluarga Arizaya, pengecualian untuk Tuan Daniel Arizaya!" kata Shani lebih datar.
Kazio menatap orang didepannya dengan menahan emosi.
"Jangan menatapku seperti itu, bodoh."
Kazio makin penasaran siapa orang ini, sepertinya sangat mengenal keluarganya.
"Pilihanmu hanya dua, Ya atau Tidak."
Kazio berfikir jika dia ingin bebas maka dia harus membunuh Ken, adiknya.
Tapi jika dirinya menolak sudah pasti dirinya akan mati ditangan bajingan ini.
'Mungkin aku bisa mengambil kesempatan." Kazio membatin.
'Kau memang bebas Kazio tapi aku tidak bodoh.' Shani membatin, seakan tahu apa yang dipikirkan Kazio.
"Baiklah, aku akan melakukan apa yang kamu suruh."
"Bagus."
Shani menyuruh anak buahnya untuk melepaskan rantai ditubuh Kazio.
"Kalian, lepaskan rantai itu."
"Baik Queen."
'Queen,' kata Kazio dalam hati.
Setelah Kazio lepas, Shani menyuruh anak buahnya untuk tetap memegang Kazio.
"Tetap pegang dia," titah Shani.
Shani berdiri menyamping lalu menjelaskan pada Kazio, jika berkhianat.
"Aku tekankan sekali lagi, jika kau berkhianat aku akan menghabisi keluargamu atau membumihanguskan seluruh keluarga Arizaya, mungkin juga menghancurkan Arizaya Official, aaa ... aku lupa perusahaan Arizaya sudah dalam genggamanku Kazio, sedikit saja kau berkhianat anak buahku yang ada di Jepang akan beraksi, bahkan Laras dan komplotannya sekalipun akan mati!"
Kazio menelan salivanya karena takut dengan ancaman Shani.
"Ayo kita antar dia ke rumahnya."
Shani dan anak buahnya mengantar Kazio ke mansion.
Setelah sampai depan mansion, Kazio langsung ditendang oleh anak buah Shani.
Bugh ...
"Akhh, sialan kalian!" teriak Kazio.
Kazio kemudian masuk ke mansionnya.
Dan Shani memutuskan untuk pulang dan ke kamarnya lewat balkon lagi karena tidak ingin mengganggu satpam yang sedang tidur.
Shani mengganti bajunya dengan setelan baju tidur warna biru malam.
"Gue harus suruh Bu Dewi membeli sekolah itu," gumam Shani lalu memutuskan untuk tidur.
***
Sarapan pagi dikeluarga Arsenio.
"Enak gak Pa, masakan Mama?" tanya Alya.
"Enak, Papa suka."
"Ma, Pa, Aevan berangkat dulu yahh."
"Gak makan Van?" tanya Zaki.
"Enggak Pa, disekolah Aevan mau latihan basket."
"Makan dulu Van, justru mau latihan basket itu kamu harus makan," sambung Alya lagi.
"Makan disekolah aja Ma," sahut Aevan lalu mencium tangan Alya.
"Ya udah Ma, biarin aja." Zaki menimpali sambil makan sandwich.
"Uang jajan masih ada, kan?" tanya Alya lagi.
"Masih ada kok, Ma. Ya sudah, Aevan berangkat dulu, bye."
"Hati-hati, jangan ngebut!" nasehat Alya sambil teriak.
***
Oma Ratna pagi ini mau siap-siap kembali ke rumah yang ada di Bandung.
"Pagi Pi, pagi Mi, pagi Oma," sapa Shani.
"Eh pagi sayang," sahut mereka semua.
"Shani ini Oma sudah bikinkan nasi goreng."
"Wah kalau Oma yang bikin nasi goreng pasti enak."
"Of course," sahut Toni.
"Kalau masakan Mami?" tanya Shina.
"Masakan kamu itu gak enak," sahut Oma Ratna.
Toni menahaj mulutnya yang hampir saja ketawa.
"Mama ih, kesel deh."
"Masakan Mami juga enak kok," puji Shani.
"Anak pinter, cakep, nih uang jajan Mami tambahin." Shina memberikan lembaran uang ratusan.
"Makasih Mi," sahut Shani sumringah.
Toni dan Oma Ratna hanya menggeleng kepala saja melihat tingkah Shina dan Shani.
"Oma hari ini jadi mau ke Bandung?" tanya Shani.
"Jadi sayang, kasihan Opa kamu sendirian."
"Salam buat Opa ya Oma," kata Shani lagi.
"Iya sayang, nanti Oma sampaikan."
"Shani berangkat dulu," pamit Shani sambil mencium tangan mereka.
"Hati-hati sayang," kata Shina.
"Yuk Shin, Mama udah selesai nih."
"Ouh iya Ma bentar yah."
Shina mengantar Mamanya ke Bandung.
"Mama sama Shina hati-hati yah, maaf Toni gak bisa ngantar."
"Iya gak papa kok Ton, Mama paham."
"Ayo Ma, Pi, Mami antar Mama dulu yahh."
"Iya sayang, hati-hati."
Setelah melihat mobil sang istri pergi, Toni langsung menyuruh anak buahnya untuk mengikuti Shina dari kejauhan, takutnya terjadi apa-apa.
***
Tin ...
Shani menghidupkan klakson depan panti.
"Shani," kata Sifa yang sudah pakai seragam.
"Naik," sahut Shani.
Sifa tersenyum lalu naik motor bersama Shani ke sekolah.
Sesampainya disekolah, baik Shani dan Sifa berpisah karena kelas mereka beda.
Julia sekarang memilih berteman dengan orang biasa.
Gea dan Finni menarik tangan Julia ke tempat sepi dan itu dilihat oleh Shani.
"Sini ikut kita," kata Gea dan Finni.
"Apaan sih kalian berdua main tarik-tarik aja," kesal Julia.
"Diem!" bentak Gea.
Ternyata Gea dan Finni membawa Julia ke tempat tongkrongan mereka yang guru saja tidak boleh masuk karena anak sultan.
"Kalian ngapain bawa gue kesini hah!" maki Julia.
"Woy santai, girl." Suara seseorang yang tampak familiar bagi Julia.
Julia menoleh ke belakang.
"Lu ...?" tunjuk Julia.
"Nih tangan gak usah nunjuk-nunjuk," kata Finni menepis tangan Julia.
"Fathar, kenapa lu ada disini?" tanya Julia.
"Kenapa tidak? ini, kan tongkrongan anak sultan siapa aja boleh masuk," sahut Fathar mendekati Julia.
"Jangan dekat-dekat!" maki Julia sambil memegang tubuhnya sendiri.
"Wah gokil temen lu Fin, Abang suka."
"Kalian semua jangan macam-macam yah," kata Julia memperingati Fathar yang ingin menyentuhnya.
"Jangan takut adik manis," kata Fathar menarik dan mendekap tubuh Julia dengan paksa karena ingin menciumnya.
"Lepasin gue, bangsat emang lu!" teriak Julia memberontak karena tidak ingin bibirnya dicium secara cuma-cuma.
Prang ...
Tiba-tiba sebuah bola baseball menembus kaca tongkrongan Gea dan Finni.
"Hah," kaget mereka semua.
"Wah wah, ada yang ingin jadi pedofil rupanya," kata Shani sambil memegang tongkat baseball ke arah belakang.
"Lu ...?" tunjuk Gea dan Finni bersamaan.
Shani tersenyum miring dan semakin maju ke depan.
***
💓DUKUNG KARYA INI DENGAN LIKE DAN KOMENTAR SERTA VOTE KEMUDIAN FOLLOW AKUN AUTHOR 💓
💓AKUN TIKTOK @AUTHORBTM💓
***
semoga ada season 2 nya
dari awal sampek sini padahal Arga dan Dara yang selalu ada disisi Shani
untung aku nya mudeng sama alur ceritanya..