Genre : TimeTravel, Action, Adventure
Mo Lian. Seorang Kultivator terkuat di Alam Semesta.
Saat ia hendak naik ke Alam Selestial, Dao menolaknya karena di dalam hatinya terdapat penyesalan besar. Akhirnya pun Dao mengirimkannya kembali ke masa sekolahnya saat berusia 18 tahun.
"Kali ini aku harus berkultivasi secara perlahan sembari membalaskan semua dendam yang ada! Hingga tidak lagi meninggalkan penyesalan maupun rasa bersalah, yang mana dapat membangun iblis hati!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaKertas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 04 : Array Perampok Roh
Mo Lian melangkahkan kakinya menuju meja kasir, yang dijaga oleh pria paruh baya dengan pakaian tradisional China berwarna abu-abu.
"Ada yang bisa saya bantu?" Pria paruh baya itu menanyakan keperluan Mo Lian.
Mo Lian menganggukkan kepalanya kecil sebagai balasan, kemudian mengeluarkan secarik kertas berisikan daftar herbal. "Bisakah Anda menyiapkan bahan-bahan yang ada di sini?" tanya balik Mo Lian seraya menyerahkan daftar herbal.
Pria paruh baya itu membaca herbal yang tertulis dalam daftar, kemudian mengangguk kecil. "Tolong tunggu sebentar," ucapnya berpamitan pada Mo Lian menuju rak-rak rempah yang tidak jauh dari meja kasir.
Beberapa menit kemudian, pria paruh baya itu kembali ke meja kasir dengan membawa sekantung penuh rempah maupun herbal. "Ini Tuan. Total keseluruhannya adalah 50.000 Yuan," ujarnya memberitahukan harga.
Mo Lian sedikit terkejut dengan harga yang disebutkan, tapi ia mengerti mengapa harganya sangat mahal. Karena mencari tanaman herbal yang berkualitas di Bumi sangatlah sulit. Akhirnya Mo Lian pun membayarkan sejumlah uang yang telah disepakati melalu e-banking, lalu berbalik menuju pintu keluar.
Kultivasi tanpa bantuan apa pun memanglah mungkin, tetapi itu akan menjadi proses yang sangat lambat. Hal-hal seperti obat dan harta karun berharga yang mengandung energi spiritual akan sangat meningkatkan tingkat kemajuan seorang pembudidaya. Meskipun obat-obatan herbal di Bumi sangat rendah kualitasnya, itu lebih baik daripada tidak sama sekali.
Mo Lian berdiri di depan jalan masuk dari Jalan Jinli untuk memberhentikan taxi.
Mobil berwarna abu-abu dengan corak garis hitam berhenti tepat di depan Mo Lian. Perlahan, jendela terbuka memperlihatkan pria paruh baya berseragam putih. "Mau kemana?" tanya pria paruh baya itu tanpa berbasa-basi.
"Apartemen Xuan," jawab singkat Mo Lian.
Apartemen Xuan adalah apartemen yang berlokasi tidak jauh dari pusat Kota Chengdu, memiliki lokasi strategis. Meski dikatakan apartemen murah, namun sebenarnya memiliki harga sewa 3000 Yuan untuk satu bulannya. Yang mana harga itu terbilang mahal untuk Mo Lian.
Pria paruh baya mengangguk kecil, kemudian membuka kunci pintu bagian belakang mobil.
Mo Lian memasuki taxi, dan menutup pintu. Ia bersandar di kursi belakang seraya memejamkan matanya sejenak. Beberapa menit berlalu dengan cepat, taxi yang ditumpanginya berhenti tepat di depan apartemen.
"Berapa?"
"100 Yuan," jawab pria paruh baya.
Mo Lian mengangguk kecil, kemudian mengeluarkan uang pas. "Terimakasih," ucapnya singkat kemudian keluar dari taxi.
Setelah membayar uang taxi. Mo Lian memasuki apartemennya untuk menyiapkan rempah maupun herbal yang telah dibelinya tadi.
Untuk menyiapkan ramuan ini, ia tidak membutuhkan Tungku Alkimia, juga tidak perlu merebusnya selama dua hari dua malam seperti yang disarankan oleh apoteker di toko obat.
Mo Lian hanya menggambar lingkaran langsung di lantai apartemen, lalu menyebarkan obat di sekitar dan di dalam lingkaran. Kemudian ia melangkah ke dalam lingkaran dan memprakarsai seni yang ia tahu untuk memanfaatkan qi dari herbal.
"Array Perampokan Roh!"
Ini adalah formasi susunan paling dasar yang bisa dipanggil oleh kultivator.
Rempah-rempah maupun herbal yang telah ia sebarkan di sekelilingnya mulai menari-nari di tanah sampai mereka melemparkan diri ke arah Mo Lian.
Sesuai dengan namanya, teknik ini digunakan untuk menarik roh qi dari herbal dan menggabungkannya dengan cara membentuk menjadi segumpal energi spiritual yang padat. Ini adalah mantra yang mudah untuk dijalankan, tetapi sangat efektif. Itu tidak hanya bisa menarik qi dalam ramuan umum tetapi juga dalam harta karun berharga lainnya.
Para pembudidaya telah mempelajari dan mengembangkan teknik budidaya selama jutaan tahun, dan karena itu mereka tidak perlu lagi mengikuti metode budidaya rumit yang dijelaskan dalam novel-novel Xianxia, seperti halnya harus mengolah tanaman herbal menjadi pil hanya untuk mendapatkan energi spiritual yang berlimpah.
Efektivitas susunan array sendiri sebagian besar tergantung pada pengalaman pembudidaya. Dalam kehidupan masa lalu Mo Lian, ia telah secara luas dianggap sebagai master hebat dalam menggunakan array.
Dengan mata terpejam, Mo Lian terus memanfaatkan qi dalam ramuan selama berjam-jam. Ketika akhirnya ia membuka matanya, matahari telah terbenam di ufuk barat.
"Kultivasi hari ini bahkan lebih efektif daripada upaya semalam. Sayangnya, efeknya tidak akan bertahan lama. Tapi setidaknya aku telah memasuki Fase Mendalam tahap Awal, yang mana aku dapat melihat arah laju peluru yang ditembakkan dari pistol." Mo Lian mengerutkan kening.
"Kenapa ramuan ini begitu mahal? Aku sudah menghabiskan setengah pendapatan ku dari menjual Talisman. Aku tidak mampu lagi memanfaatkan cara ini untuk meningkatkan kekuatanku."
“Tampaknya aku harus pergi ke tempat yang sama, yang memiliki aura spiritual seperti di Danau Teratai.” Mo Lian tidak pernah berpikir bahwa uang, inti dari beban duniawi, barang yang tidak berguna di Dunia Kultivator, akan sangat berguna di Bumi.
Mo Lian beranjak dari tempatnya menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, kemudian pergi tidur.
***
Mo Lian terbangun dari tidurnya saat alarm jam berbunyi tepat pada jam lima pagi. Ia beranjak dari tempat tidur untuk membersihkan dirinya kembali, sebelum bersiap-siap berangkat ke sekolah.
Sebenarnya Mo Lian sangat enggan untuk berangkat ke sekolah, karena baginya sekarang, hal itu tidaklah penting. Namun karena saat ini ia belum memiliki kekuatan yang memadai, dan tidak ingin mengecewakan ibunya, akhirnya Mo Lian memutuskan untuk tetap bersekolah.
Jarak antara apartemen dengan SMA 1 Chengdu sendiri hanya berjarak 2 mil. Sebelumnya, sebelum Mo Lian berkultivasi, ia selalu pergi ke sekolah menggunakan taxi maupun bus, yang mana itu sangatlah membebankan biaya.
Tapi untungnya saat ini ia tidak perlu khawatir lagi tentang biaya berangkat sekolah, hal itu dikarenakan ia hanya perlu berjalan kaki maupun berlari, sembari meregangkan otot kakinya yang telah lama tidak digerakkan.
Di jalan menuju SMA 1 banyak sekali para pejalan kaki wanita yang menatap dirinya, terutama dengan penampilan wajah Mo Lian yang tidak kalah dari para selebritis, bahkan tidak sedikit pula yang diam-diam membicarakan tentang ketampanannya.
Mo Lian yang mendengar itu hanya menggelengkan kepalanya dengan sedikit senyuman kepuasan, ia sendiri tidak tahu mengapa tersenyum saat mendapati pujian tentang penampilannya, yang mana saat berada di Galaxy Pusat ia selalu diam dengan wajah dingin.
"Mungkin karena di Bumi sangat damai, sehingga aku melupakan niatku sebenarnya dan terlena karena sedikit pujian ... ini seperti bukan diriku saja." Mo Lian kembali menggelengkan kepalanya.
Beberapa menit berlalu dengan cepat, kini Mo Lian telah berada di depan gerbang bertuliskan 'SMA 1 Chengdu' di atasnya.
Sekali lagi, banyak tatapan dari para siswa perempuan yang melihat Mo Lian saat ia baru tiba. Beberapa obrolan dari mereka pun terdengar di telinga Mo Lian.
"Apakah itu Mo Lian mantan kapten basket? Bukankah dia mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kakinya tidak dapat digerakkan?" tanya salah satu dari mereka.
"Benar. Dua hari yang lalu aku melihatnya masih menggunakan tongkat untuk membantunya berjalan, tapi hari ini dia telah dapat berjalan dengan normal ..."
"Bukan hanya itu saja, coba kalian lihat wajahnya. Tidak ada lagi bekas luka yang mengerikan, apakah selama ini dia hanya berpura-pura cacat dan menyembunyikan fakta bahwa dia telah sembuh ... tapi, sepertinya ada yang aneh. Tinggi badannya meningkat ..."
Obrolan terus terjadi sepanjang Mo Lian berjalan, hingga akhirnya bel berbunyi yang membubarkan kerumunan siswa untuk memasuki kelas masing-masing.
Saat ia memasuki ruang kelas, terjadi lagi obrolan yang membicarakan tentang kesembuhannya yang sangat aneh. Bagaimana tidak, hanya dalam waktu satu hari tidak terlihat, Mo Lian sudah banyak berubah menurut pandangan mereka.
Banyak para siswa yang berpikiran bahwa Mo Lian telah melakukan operasi plastik pada wajahnya. Tapi saat mengingat kembali waktu yang diperlukan, itu sangatlah tidak mungkin. Akhirnya hingga jam pelajaran terakhir berakhir, semua siswa masih memiliki pertanyaan besar didalam benak mereka mengenai perubahan Mo Lian.
Mo Lian tidak langsung pulang saat mendengar bel terakhir, melainkan ia menunggu semua siswa untuk kembali pulang terlebih dahulu, sehingga ia dapat menuju gunung di belakang gedung sekolah tanpa diketahui siswa lain, yang mana ia ingin berkultivasi kembali di Danau Teratai.
Meskipun aura spiritual di Danau Teratai tidak sampai 1/10.000 dari Galaxy Pusat, tapi itu lebih baik ketimbang tidak ada sama sekali.
Di Bumi, yang mana udaranya telah tercemar, sangat menyulitkan untuk mencari tempat yang tenang dengan udara segar untuk berkultivasi.
Mo Lian pernah membaca laman web yang ada di internet, di sana tertulis bahwa kesegaran udara di Gunung Emei sangatlah terjaga meski telah dibangun beberapa vila milik orang-orang terpandang dari Provinsi Sichuan, bahkan dikatakan di sana memiliki danau yang dapat bercahaya ketika diterangi oleh sinar bulan.
Mo Lian yakin jika di sana memiliki aura spiritual yang sangat padat untuk ukuran Bumi. Ia juga berkeinginan untuk mempunyai satu vila di sana, tapi mengingat harga vila termurah adalah 10 juta Yuan. Mo Lian hanya dapat menggelengkan kepalanya pasrah.
"Butuh menjual 100 Talisman jika aku ingin mempunyai vila di sana. Tapi siapa juga yang ingin membeli Talisman sebanyak itu." Mo Lian menggelengkan kepalanya kecewa, kemudian menutup matanya untuk berkultivasi di tepian Danau Teratai.
...
***
*Bersambung...