Hitam tak selamanya buruk dan kotor, putih tak selamanya bersih dan suci. Hidup seorang diri membuat Letnan Rilanggana menjadi pribadi yang keras, dingin dan tidak mudah di taklukkan. Banyak yang tidak paham atau mengerti akan jalan pikir serta 'caranya bekerja'.
Berawal dari pertemuan pertama yang tak terduga, dirinya bertemu dengan adik kesayangan seniornya yang membuatnya kesal. Namun menang taruhan dengan rekannya membuat takdirnya harus mendekati gadis itu kembali.
Niatnya yang hanya bermain-main akhirnya menimbulkan perkara dan harus berhadapan langsung dengan seniornya tersebut. Hingga waktu berganti, kisah masa lalu di antara mereka membuat prahara.
KONFLIK, silakan SKIP bagi yang tidak tahan KONFLIK.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7. Karena memendam rasa.
"Sekarang seluruh petinggi tau kalau kamu melamar adik saya. Mau di taruh dimana muka saya, Rilo..!!!!"
"Saya tidak main-main, Bang." Kata Bang Rilo.
"Kamu pikir saya tidak tau kelakuanmu bersama Yusril dan Bayu. Kalian taruhan untuk mendapatkan adik saya, kan?????" Bentak Bang Ribas.
"Ijin, Abang..!! Awalnya memang begitu tapi tidak sedikit pun niat saya untuk mempermainkan Lira. Saya bersungguh-sungguh ingin meminang Lira."
"Nggak.. nggak ada. Lira masih kecil, biar dia menikmati masa mudanya. Silakan keluar dari ruangan saya..!!" Usir Bang Ribas karena tidak ingin adik perempuannya terlibat masalah dengan salah satu juniornya.
Sungguh Bang Ribas tidak ingin adiknya menjalin hubungan dengan seorang tentara. Mengingat kehidupan sang istri yang ia nikahi saat masa mudanya dulu membuatnya tidak tega. Sang istri kehilangan masa mudanya karena menikah dengannya.
"Siap.. ijin, Danyon..!!" Pamit Bang Rilo.
~
Sesampainya di sekitar gedung, puncak kepala Bang Rilo serasa bertanduk melihat banyaknya para bujangan berkerumun mendekati Lira dan Anriya.
Melihat amarah Bang Rilo, Bang Bayu pun menghalangi.
"Jangan marah disini, Ril. Ini acara bebas, nggak enak sama 'anak-anak'." Ujar Bang Bayu yang sebenarnya juga merasa kesal namun ia berusaha untuk menahan diri.
Bang Rilo kemudian duduk dan mengambil rokok dari sakunya. Ia menyulutnya kemudian menghisapnya dalam-dalam. Hembusan asap rokok yang mengebul tebal menandakan bahwa pria tersebut pastinya sedang benar-benar marah.
"Tahan diri, tahan emosi. Kamu baru saja memulai hubungan dengan Lira. Kalau dia istrimu, jangankan menghantam 'anak-anak', kamu menghajarku pun silakan..!!" Kata Bang Bayu mendinginkan perasaan sahabatnya.
Semarah apapun Bang Rilo, tapi perkataan sahabatnya itu tidak ada yang salah. Tapi tetap saja melihat Lira terlalu dekat dengan yang lain membuat hatinya terasa panas juga.
"Apa ini tandanya kamu sudah bisa mengikhlaskan almarhumah Rasya??" Tanya Bang Bayu.
deg..
Denyut jantung Bang Rilo rasanya berhenti berdetak, ia baru menyadari bahwa kali ini dirinya mampu mengesampingkan Rasya hanya karena seorang Lira.
"Tak tau lah, Bay. Hatiku rasanya berantakan. Semua terasa serba salah." Jawab Bang Rilo.
"Kalau memang kamu ada rasa, cepat perjuangkan..!! Wanita butuh kepastian..!!" Ujarnya karena mengingat akan dirinya yang sulit mengungkapkan perasaan pada lawan jenisnya.
Sekelebat ingatan akan masa lalunya juga begitu menyakiti batinnya. Kekasihnya mengkhianatinya sebegitu dalam hingga ia tak tau menjabarkan isi hatinya. Rasa hanya sekedar rasa hingga tidak lagi berani mengungkapkan.
"Lira nggak suka sama aku, Bay." Bang Rilo pun akhirnya bicara terang-terangan. "Kamu ini tidak peka atau tidak tau.. Lira naksir kamu."
"Kamu stress atau bagaimana sih, Ril??? Kamu sudah melamar Lira di hadapan semua orang bahkan di depan Abangnya."
Bang Rilo mengepalkan jemarinya, ia menarik nafas panjang lalu membuangnya perlahan. "Biar aku menghadap Bang Ribas untuk minta maaf..!!"
...
Malam hari, Bang Bayu dan Bang Rilo menemui Bang Ribas. Amarah Bang Ribas menggelegak karena ulah kedua juniornya. Tamparan keras mendarat pada pipi Bang Rilo dan Bang Bayu.
plaaakk.. plaaaakkk..
"Saya tau ulah kalian..!!! Saya tau isi otak kalian, tapi saya pastikan.. adik perempuan saya tidak akan jatuh ke tangan kalian..!!!!!" Ancamnya.
"Maaass..!!! Sabaaaarr..!!!" Mbak Niken memeluk suaminya kemudian menenangkannya.
"Mau sabar bagaimana??? Beraninya mereka mempermainkan Lira. Seburuk-buruk Lira, Lira tetap adik kandungku, Dek..!!"
"Iya Mas, Iyaaa..!!! Mas tenang dulu..!!" Bujuk Mbak Niken. "Mereka memang salah dalam taruhan itu, tapi laki-laki tidak akan mempermalukan dirinya sendiri ataupun bercanda perkara perasaan. Sekarang salahnya, Om Bayu mengatakan perasaannya untuk Lira di saat Om Rilo sudah mengatakan di depan para anggota dan istri."
"Itu kamu tau.. gimana saya nggak marah."
"Tanyakan saja pada Lira. Sebenarnya Lira jatuh hati dengan Om Bayu, Om Rilo atau tidak dengan keduanya..!!" Saran Mbak Niken.
~
Lira duduk di antara Bang Ribas dan Mbak Niken, di hadapannya sudah ada Bang Rilo dan Bang Bayu yang menunggunya dengan perasaan tak menentu.
"Jawab, Lira..!! Apa selama ini kamu ada rasa dengan salah satu juniornya Abang??" Tanya Bang Ribas.
Lira mengangguk, pengakuan Bang Bayu tadi adalah suatu hal yang begitu di tunggunya selama ini.
"Sama siapa??" Tanya Bang Ribas lagi.
"Om Bayu." Jawab Lira lirih.
Seketika jantung Bang Rilo terasa remuk, hatinya patah lagi tersayat. Ia tau Lira memang tidak ada hati dengannya, tapi rasa sakit itu tetap nyata adanya. Sebagai seorang pria jelas dirinya harus sportif, berbesar hati dan sadar diri. Sebisa mungkin ia mengangkat senyum untuk menata perasaannya.
Disaat itu pula ada sedikit rasa tenang di hati Bang Ribas namun di sisi lain ia merasa paham bahwa sesakit itu akan sebuah rasa kehilangan. Masa lalu Lira akan kejadian satu tahun yang lalu membuat Bang Ribas begitu waspada, perselingkuhan kekasih adiknya itu membuat adik perempuannya sempat menjadi trauma.
Lira menunduk kemudian menitikan air mata. Bang Ribas seakan menangkap gelagat yang berbeda dari adik bungsunya.
"Saya sudah tau keadaannya. Silakan kembali ke mess, anggap saja semua tidak pernah terjadi." Kata Bang Ribas.
...
Lira sesenggukan di dalam pelukan Bang Ribas.
"Kamu.. Suka Rilo, kan?" Tanya Bang Ribas.
Lira masih terdiam. Mulutnya seakan tercekat, hatinya penuh sesak.
"Nggak, Bang."
"Lira.. Rilo mungkin tidak mengatakan apapun tapi kalau kejadiannya seperti ini. Kamu buat dua laki-laki itu jadi semrawut. Abangmu ini tau apa yang terjadi, Abangmu juga bisa memastikan apa yang akan terjadi nanti." Ujar Bang Ribas karena sungguh dirinya sudah mengetahui rahasia antara Rilo dan Bayu.
.
.
.
.
apa Lira dan Sitha ga bisa lepas dr Priyadi??
semoga menjadi Keluarga yg samawa yah Bang Rilo dan Bang Bayu😇
bikin penasaran...
lagi rame ini,
ayo lanjuuut kak 💪💪💪♥️♥️♥️