NovelToon NovelToon
Jejak Cinta Dan Dosa

Jejak Cinta Dan Dosa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Konflik etika / Selingkuh / Mengubah Takdir / Kaya Raya / Harem
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Lucky One

Hidup Kirana Tanaya berubah dalam semalam. Ayah angkatnya, Rangga, seorang politikus flamboyan, ditangkap KPK atas tuduhan penggelapan dana miliaran rupiah. Keluarga Tanaya yang dulu disegani kini jatuh ke jurang kehancuran. Bersama ibunya, Arini—seorang mantan sosialita dengan masa lalu kelam—Kirana harus menghadapi kerasnya hidup di pinggiran kota.

Namun, keterpurukan ekonomi keluarga membuka jalan bagi rencana gelap Arini. Demi mempertahankan sisa-sisa kemewahan, Arini tega menjadikan Kirana sebagai alat tukar untuk mendapatkan keuntungan dari pria-pria kaya. Kirana yang naif percaya ini adalah upaya ibunya untuk memperbaiki keadaan, hingga ia bertemu Adrian, pewaris muda yang menawarkan cinta tulus di tengah ambisi dan kebusukan dunia sekitarnya.

Sayangnya, masa lalu keluarga Kirana menyimpan rahasia yang lebih kelam dari dugaan. Ketika cinta, ambisi, dan dendam saling berbenturan, Kirana harus memutuskan: melarikan diri dari bayang-bayang keluarganya atau melawan demi membuktika

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lucky One, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tawaran yang menggiurkan

Siamg itu, dengan tubuh yang lemah dan langkah tertatih, Kirana akhirnya tiba di rumah. Wajahnya pucat, matanya sembab, dan tubuhnya terasa berat, seolah-olah seluruh dunia sedang menghimpitnya. Dia membuka pintu dengan tangan gemetar dan langsung menuju ke kamar, berharap tidak bertemu siapa pun.

Namun, Arini yang sedang duduk di ruang tamu melihatnya dan segera menghampiri.

"Kirana? Kamu kenapa? Kok baru pulang?" tanya Arini, suaranya terdengar lebih penasaran daripada khawatir.

Kirana berhenti di tengah langkahnya. Dia membalikkan badan dan menatap ibunya dengan pandangan penuh kebencian. "Apa aku kenapa, Mah? Kau tidak tahu?" suaranya gemetar.

Arini terlihat bingung. "Apa maksudmu, Nak? Kamu terlihat berantakan. Ada apa?"

Air mata mulai mengalir di pipi Kirana. "Kenapa, Mah? Kenapa kau tega melakukan ini padaku?"

Raut wajah Arini berubah. Ia berusaha tetap tenang, tetapi sorot matanya menunjukkan kegelisahan. "Apa yang kau bicarakan, Kirana? Aku tidak mengerti."

Kirana mendekati ibunya, tangannya mengepal kuat. "Haryo! Apa kau mengenalnya?!" teriak Kirana, suaranya pecah oleh emosi yang meluap.

Arini tertegun. Dia mencoba menghindari tatapan Kirana, tetapi anaknya semakin mendesaknya. "Kenapa kau mengenalkannya padaku?!"

"Kirana... dengar dulu. Aku hanya ingin kau bertemu orang-orang yang bisa membantu kita," jawab Arini, suaranya bergetar.

"Membantu kita?!" Kirana tertawa pahit, matanya dipenuhi air mata. "Membantuku atau menjualku, Mah? Kau tahu apa yang dia lakukan padaku?!"

"Jangan menuduh seperti itu, Kirana!" Arini mencoba membela diri. "Itu salahmu sendiri! Kalau kau tahu bagaimana menjaga dirimu..."

Kirana terbelalak mendengar ucapan ibunya. "Apa?! Jadi ini salahku sekarang?!"

"Kirana, aku hanya..." Arini tidak bisa melanjutkan kata-katanya.

Kirana semakin emosional. "Aku tahu, Mah! Aku tahu kau yang merencanakan semua ini! Kau menjualku, bukan?!"

Arini terdiam. Tidak ada kata-kata yang bisa keluar dari mulutnya.

"Jangan bohong, Mah! Aku butuh kau mengatakan kebenarannya!" desak Kirana, air matanya semakin deras.

Akhirnya, Arini menyerah. "Baik! Ya! Aku melakukannya!" suaranya terdengar keras, tetapi penuh penyesalan. "Aku tidak punya pilihan, Kirana! Kita butuh uang! Kau tidak tahu bagaimana sulitnya hidup tanpa ayahmu!"

Kirana terhuyung, tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. "Kau menjualku demi uang, Mah? Kau menjual anakmu sendiri?!"

"Ini semua demi kita, Kirana! Aku melakukannya untuk kita! Untuk bertahan hidup!" teriak Arini, mencoba membenarkan perbuatannya.

"Demi kita?" Kirana tertawa pahit. "Apa kau tahu apa yang dia lakukan padaku? Kau menghancurkan hidupku, Mah! Kau menjadikan aku tumbal demi keserakahanmu!"

Arini mulai menangis, tetapi Kirana tidak tergerak. "Aku bahkan tidak bisa menyebutmu ibu lagi," ujar Kirana dingin. "Kau menjadikan aku alat untuk memenuhi kebutuhanmu. Kau tidak peduli dengan aku, dengan perasaanku, dengan hidupku."

"Kirana, maafkan aku," bisik Arini, air mata mengalir deras di pipinya. "Aku tidak punya pilihan..."

"Tidak punya pilihan?" Kirana memotong, suaranya penuh kemarahan. "Pilihan itu selalu ada, Mah. Tapi kau memilih uang daripada aku!"

Kirana berbalik, meninggalkan ibunya yang terduduk lemas di lantai. Hatinya sudah terlalu hancur untuk memikirkan apapun.

Kirana melangkah ke kamarnya, mengunci pintu, dan menangis sejadi-jadinya. Di luar, Arini hanya bisa duduk dalam keheningan, menyesali tindakannya dan tidak menyangka anaknya bisa semarah itu. Tapi bagi Kirana, pengkhianatan ibunya adalah luka yang tidak akan pernah sembuh.

...****************...

Di sisi lain, Haryo yang masih terobsesi dengan Kirana mulai merancang langkah berikutnya. Dia menghubungi Mirna, yang selalu bisa menjadi penghubung.

"Mirna, aku rasa aku benar-benar tertarik dengan Kirana," ujar Haryo dengan nada serius saat menelepon dari kantornya.

Mirna tertawa kecil. "Oh, benar? Aku sudah menduga hal itu. Lalu, apa rencanamu?"

"Aku ingin bertemu ibunya. Kau bisa mengaturkan pertemuan?" tanya Haryo, suaranya terdengar tegas.

"Tentu saja. Aku yakin Arini akan sangat senang dengan tawaranmu. Aku akan menghubunginya hari ini," jawab Mirna sambil tersenyum, membayangkan keuntungan yang akan ia dapatkan.

Keesokan harinya, saat Kirana sedang keluar untuk mencari pekerjaan, Haryo datang ke rumah Arini. Dengan jas mahal dan parfum mewah yang menyelimuti dirinya, ia tampak seperti pria yang tidak bisa ditolak.

Arini membukakan pintu dengan wajah bingung. "Anda siapa?" tanyanya ragu.

"Saya Haryo, Bu. Mungkin Anda pernah mendengar nama saya dari Mirna," jawab Haryo dengan senyum ramah.

"Oh, ya... Silakan masuk," ujar Arini, membukakan pintu lebih lebar.

Setelah duduk di ruang tamu, Haryo membuka pembicaraan dengan santai. "Bu Arini, saya datang dengan maksud baik. Saya ingin membicarakan sesuatu yang penting tentang Kirana."

Arini menegang sejenak. "Apa maksud Anda?"

Haryo tersenyum kecil. "Saya tertarik dengan putri Anda. Sangat tertarik. Dan saya ingin menjadikannya istri saya."

Arini terdiam, matanya melebar. "Istri? Maksud Anda... menikahi Kirana?"

"Betul sekali, Bu. Saya ingin menikahi Kirana," jawab Haryo sambil menyilangkan kaki. "Dan saya tidak datang dengan tangan kosong. Saya tahu situasi keuangan Anda saat ini. Saya bersedia memberikan 10 miliar sebagai mas kawin, dua kali lipat dari yang Anda dapat sebelumnya. Selain itu, saya akan memberikan uang bulanan sebesar 100 juta untuk Anda."

Arini terkejut mendengar angka fantastis itu. "Sepuluh miliar... dan 100 juta setiap bulan?" gumamnya, mencoba mencerna informasi itu.

Haryo mengangguk. "Benar, Bu. Ini kesempatan besar untuk Anda dan Kirana. Saya yakin, dengan status sosial saya, Kirana akan hidup dalam kemewahan. Dan Anda, tentu saja, tidak perlu khawatir lagi tentang keuangan."

Arini menatap Haryo dengan pandangan penuh pertimbangan. "Tapi... bagaimana kalau Kirana menolak? Dia mungkin tidak akan setuju."

"Tenang saja, Bu. Saya yakin Anda bisa meyakinkannya. Anda seorang ibu yang tahu bagaimana berbicara dengan putri Anda," ujar Haryo sambil tersenyum.

Arini menghela napas panjang. Di satu sisi, tawaran itu terlalu menggiurkan untuk ditolak. Namun, ia juga tahu bahwa Kirana mungkin akan membencinya selamanya jika tahu apa yang sedang direncanakan.

"Baiklah," akhirnya Arini berkata. "Saya akan memikirkannya. Tapi saya tidak bisa menjanjikan apa-apa."

"Bagus. Saya percaya Anda akan membuat keputusan yang tepat," jawab Haryo dengan senyum puas. "Saya akan menunggu kabar dari Anda."

Setelah Haryo pergi, Arini duduk termenung di ruang tamu. Dalam hatinya, ia tahu ini adalah kesempatan besar untuk keluar dari kemiskinan.

1
Wega kwek kwek
kasih syarat Kirana kau mau menikah asal ayahmu dibebaskan dari semua tuduhan , jangan mau rugi minta bagi harta juga sebagai mas kawin
Wega kwek kwek
semoga kirana itu darah daging mu Haryo biar kapok
Wega kwek kwek
ayo semangat kak author,,,,kita tunggu updatenya
Lucky One: makasih udah mampir
total 1 replies
Uti Enzo
kok yh like dikit ya
Lucky One: makasih ya, udah mampir
total 1 replies
Uti Enzo
Luar biasa
Uti Enzo
hadir thor
Yuniarti Yuniarti
lg 10persen
Ninik
semoga aja Kirana darah daging Haryo biar Haryo menyesal dan hancur
Ninik
ya Alloh ada ya seorang ibu yg tega menjual anaknya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!