NovelToon NovelToon
Mr. D

Mr. D

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Nikah Kontrak / Anak Yatim Piatu / Percintaan Konglomerat
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nedl's

Menikah dengan pria yang bahkan belum pernah ia temui? Gila!

Ceira Putri Anggraini tak pernah membayangkan hidupnya akan berubah drastis dalam semalam. Dari seorang gadis yatim piatu yang berjuang di tengah kemiskinan, kini ia menjadi istri dari Daniel Dartanto, pria berusia 30 tahun yang kaya, dingin, dan penuh misteri.

Pernikahan ini terjadi karena utang budi. Tapi bagi Daniel, Ceira hanyalah kewajiban.

Satu atap dengan pria yang nyaris tak tersentuh emosi, Ceira harus bertahan dari tatapan tajam, sikap dingin, dan rahasia besar yang disembunyikan seorang Daniel.

Namun, semakin lama ia mengenal Daniel, semakin banyak pertanyaan muncul.

Siapa sosok yang diam-diam Daniel kunjungi di rumah sakit?
Kenapa hatinya mulai berdebar di dekat pria yang awalnya ia benci?

Dan yang paling penting—sampai kapan ia bisa bertahan dalam pernikahan tanpa cinta ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nedl's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 13 Gadis Kecil Nakal

Sudah dua hari Ceira dirawat di rumah sakit. Luka-lukanya mulai mengering, dan kondisinya pun semakin membaik. Namun, bukan hanya luka fisiknya yang berubah—ada sesuatu yang berbeda dalam hubungan Ceira dan Daniel.

Daniel, yang biasanya dingin dan irit bicara, kini berubah drastis. Dia menjadi lebih lembut, lebih perhatian … bahkan lebih posesif.

Sikapnya yang protektif semakin menjadi-jadi. Setiap kali Ceira hendak turun dari ranjang, Daniel langsung sigap menghentikannya. Bahkan untuk sekadar ke toilet pun, dia harus diantar oleh suaminya itu. Ceira kesal, tetapi sekaligus heran. Apa yang sebenarnya terjadi dengan seorang Daniel Dartanto?

Pagi ini, Daniel kembali menunjukkan sisi barunya yang membuat Ceira nyaris kehilangan kesabaran.

Ceira menatap semangkuk bubur di hadapannya dengan ekspresi malas. “Aku nggak mau makan ini,” rengeknya, menatap Daniel dengan tatapan memohon. “Tolonglah, Dan. Setidaknya biarkan aku makan sesuatu yang punya rasa. Aku mau bakso atau seblak. Pleaseee…”

Daniel duduk di tepi tempat tidur, menatapnya tanpa ekspresi. “Nggak. Kamu masih dalam masa pemulihan. Dokter bilang kamu harus makan makanan yang lembut dan mudah untuk dicerna.”

Ceira mengerang frustasi. “Aku udah bosan makan bubur! Rasanya hambar! Aku butuh makanan yang bisa bikin aku bahagia!”

Daniel menghela napas, lalu mengambil sendok dan menyendok bubur itu. Dia mengarahkannya ke mulut Ceira. “Buka mulut.”

Ceira mengerutkan kening, menatap sendok yang ada di depan wajahnya. “Hah?”

“Buka mulutmu, Ceira. Makan.”

Gadis itu menatap Daniel dengan ekspresi tidak percaya. “Serius? Kamu mau nyuapin aku? Habis mimpi apa semalam? Atau kamu lagi kesambet hantu rumah sakit? Omaygatttttt, ini bahaya.”

Daniel tidak menjawab celotehan Ceira yang menurut nya semakin menjadi-jadi. Dia kemudian menatap Ceira tajam.

Nyali Ceira menciut dengan tatapan Daniel, dia pun mendesah. “Aku nggak suka bubur.”

Daniel tetap bersikeras. “Kamu harus makan.”

Ceira menggeleng. “Tapu aku nggak mau. Nggak suka.”

Daniel mendekatkan sendok itu lebih jauh ke bibirnya. “Kamu harus makan.”

“Aku nggak suka.”

“Kamu harus makan.”

“Rasanya hambar, Daniel!”

“Kesehatanmu lebih penting daripada rasa,” balas Daniel santai.

Ceira mendengus, tetapi melihat tatapan Daniel yang begitu tegas, dia tahu pria itu tidak akan membiarkannya lolos. Dengan terpaksa, dia membuka mulutnya, membiarkan Daniel memasukkan bubur itu ke dalamnya.

Begitu bubur itu menyentuh lidahnya, Ceira langsung mengerang kecil. “Ih tuh kan hambar banget! Nggak ada rasanya! Kayak makan kapas basah!”

Daniel mengangkat alis. “Kapas basah?”

“Iya kaya makan kapas basah rasanya, pokoknya nggak enak!” Ceira mengunyah dengan wajah penuh penderitaan, mulutnya terus komat-kamit menggerutu. “Aku benar-benar seperti anak kecil yang dipaksa makan bubur sama ibunya.”

Daniel terkekeh kecil. “Kamu memang gadis kecil yang nakal.”

Ceira melotot. “Aku bukan gadis kecil ih!”

Daniel tersenyum tipis—sesuatu yang sangat langka terjadi. “Kalau bukan gadis kecil, kenapa harus ngambek hanya karena bubur?”

Ceira mengerucutkan bibirnya. “Karena aku nggak suka bubur ini…”

Daniel menggeleng, mengambil sendok lagi. “Satu suapan lagi.”

Ceira menghela napas, menyerah. Mau bagaimana lagi? Kalau tidak menurut, Daniel pasti akan mengomel lebih panjang daripada biasanya. Akhirnya, dia membuka mulut lagi dan membiarkan Daniel menyuapinya.

Selama beberapa menit, kamar itu dipenuhi suara Ceira yang mengeluh tentang betapa membosankannya bubur. Tetapi, di balik semua itu, ada sesuatu yang membuat dadanya terasa hangat.

Daniel berubah.

Pria itu kini lebih lembut, lebih perhatian. Ceira bisa merasakan gerbang pertahanan yang selama ini mengelilingi hati Daniel mulai runtuh sedikit demi sedikit.

Setelah Ceira selesai makan, Daniel meletakkan mangkuk di meja kecil, lalu menatap istrinya. “Bagaimana? Kenyang?”

Ceira mendesah, menatap suaminya dengan mata berbinar. “Aku kenyang secara fisik, tapi jiwaku masih kelaparan.”

Daniel mengangkat alis. “Maksudmu?”

Ceira menyeringai. “Aku masih kepingin seblak.”

Daniel menutup matanya sesaat, menghela napas panjang. “Astaga…”

Ceira tertawa kecil. “Aku serius. Aku butuh makanan yang bisa membuatku bahagia dan seblak solusinya.”

Daniel menatapnya lama, lalu akhirnya mengeluarkan ponselnya. “Baiklah.”

Ceira langsung bersorak. “Yes! Aku boleh makan seblak?”

Daniel meliriknya sekilas. “Aku akan memesan seblak. Tapi hanya satu porsi dan kamu hanya boleh memakannya setengah saja.”

Ceira mengangguk antusias. “Baik, tuan suami!”

Daniel hanya menggeleng pelan, tetapi ada senyum kecil di sudut bibirnya.

Beberapa Jam Kemudian....

Ceira sedang duduk di tempat tidur, menonton drama di ponselnya ketika Daniel kembali ke kamar dengan sekotak seblak di tangan.

Mata Ceira berbinar. “Oh my God, kamu memang suami terbaik, Daniel!”

Daniel mendengus. “Kamu hanya bilang kaya gitu karena berhasil mendapatkan seblak?”

Ceira menyengir. “Tentu saja.”

Daniel duduk di tepi tempat tidur, mengamati istrinya yang dengan penuh semangat membuka kotak seblak itu.

Ceira mengambil satu suapan, meniupnya sebentar, lalu memasukkan ke mulutnya. Begitu rasa pedas dan gurih memenuhi lidahnya, dia menghela napas puas. “Ahhh … ini surga.”

Daniel menatapnya dengan ekspresi campuran antara heran dan geli. “Kamu benar-benar drama, Ceira.”

Ceira menoleh, menatap Daniel dengan tatapan penuh arti. “Daniel, kamu harus coba ini.”

Pria itu mengangkat tangan. “Aku tidak suka makanan pedas.”

Ceira mengerutkan dahi. “Ayo, satu gigitan saja.”

Daniel menatapnya skeptis. “Aku tidak mau.”

Ceira tersenyum jahil. “Baiklah, kalau kamu nggak mau makan sendiri, aku akan menyuapimu.”

Sebelum Daniel bisa menolak, Ceira langsung mengambil satu sendok seblak dan mendekatkannya ke mulut Daniel.

Daniel menatap sendok itu dengan ekspresi horor. “Ceira, jangan.”

Ceira mendekat lebih jauh. “Buka mulut, suamiku.”

Daniel menghela napas. “Ceira—”

Namun, Ceira tidak memberinya pilihan. Dengan cepat, dia mendorong sendok itu ke mulut Daniel.

Daniel tersentak. Begitu rasa pedas menyentuh lidahnya, ekspresinya langsung berubah.

Ceira tertawa terbahak-bahak. “Oh my God! Mukamu merah!”

Daniel buru-buru menelan, lalu menatap Ceira dengan tatapan tajam. “Astaga, Ceira! Ini pedas banget!”

Ceira masih tertawa, sampai perutnya sakit. “Sesekali kamu harus cobain makanan kaya gitu."

Daniel mendengus, tetapi matanya berbinar melihat istrinya tertawa.

Saat itu juga, Ceira berhenti tertawa dan menatap Daniel dalam-dalam.

Daniel ikut terdiam.

Ada sesuatu di mata istrinya yang membuatnya terpaku.

Tanpa sadar, tangan Daniel terangkat, menyelipkan helaian rambut Ceira ke belakang telinganya. “Aku senang melihatmu tertawa seperti ini.”

Ceira menatapnya lekat-lekat. Jantungnya berdebar.

Lalu, tanpa berpikir panjang, dia berbisik, “Aku juga senang melihatmu seperti ini.”

Daniel tidak berkata apa-apa.

Dia hanya menatap Ceira.

Dan dalam keheningan yang hangat itu, mereka tahu satu hal…

Perlahan, hubungan mereka mulai berubah.

Daniel menatap Ceira tanpa berkedip, seolah ingin menghafal setiap detail wajah istrinya. Rasanya aneh, tetapi juga begitu alami. Semua jarak yang selama ini memisahkan mereka perlahan-lahan menghilang. Daniel bukan lagi pria dingin yang selalu menjaga batas, dan Ceira bukan lagi gadis yang hanya terpaksa menjalani pernikahan ini. Ada sesuatu yang tumbuh di antara mereka—sesuatu yang masih samar, tetapi nyata.

Ceira menggigit bibirnya, mencoba menenangkan debaran jantungnya. “Daniel…” suaranya lirih, nyaris seperti bisikan. Namun, sebelum ia bisa melanjutkan, Daniel sudah lebih dulu bergerak. Dengan lembut, pria itu menyentuh pipinya, ibu jarinya mengusap perlahan di sana. “Aku tidak ingin kehilanganmu, Ceira,” ucapnya pelan, tetapi penuh ketegasan. Ceira mengerjap, lalu tersenyum kecil. “Kalau begitu, jangan pernah melepasku.”

BERSAMBUNG.....

1
seftiningseh@gmail.com
menurut aku novel nya bagus bgt aju aika bgt sama prolog nya bikin penasaran dan dari Simpsons nya juga bikin penasaran bgt
maka nya aku baru baca prolog nya

oh ya kak jangan lupa baca novel aju judul nya Istri kecil tuan mafia
Lalaluna: terimakasih kak, okaiii siap kak🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!