Zara Salsabila, seorang gadis cantik dan juga pekerja keras. Diusianya yang menginjak dua puluh lima tahun dirinya sudah menjabat sebagai sekretaris CEO. Dia begitu dikagumi oleh banyak pria dan juga wanita yang menjadikan dia sebagai sosok idola. Prestasi yang begitu membanggakan tetapi tidak dengan perjalanan cintanya.
Justru dirinya dikhianati oleh sahabat baiknya dan juga kekasihnya sendiri.
Lalu bagaimana kelanjutan kisahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Niken Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 12
Berkali-kali Zara mencoba menghubungi Azka akan tetapi dia tidak mendapatkan balasan. Teleponnya di abaikan oleh pria tersebut. Zara kali ini mencoba mengirimkan pesan WhatsApp tetapi juga hanya centang dua. Azka tidak berniat membaca pesannya.
Zara memutuskan kembali ke kontrakannya. Dia harus memutuskan masalah ini dengan pikiran yang tenang. Di saat emosi seperti ini justru membuat dirinya semakin panik saja. Dan Zara tidak bisa berpikir dengan baik karena emosi sedang menguasai dirinya.
Taksi online yang membawa Zara sudah sampai di pelataran rumah kontrakannya. Setelah membayar taksi, Zara pun turun dari mobil. Ketika masuk ke dalam rumah kontrakannya, dia mendapati sebuah amplop coklat yang di masukkan ke lubang pintu rumahnya.
Siapa yang mengirimkan ini?
Zara pun membuka amplop coklat tersebut. Dan dia semakin lemas saat melihat foto-foto mesra dari Azka dan juga Widia. Selain itu juga ada video yang menunjukkan kemesraan mereka di tempat umum. Bahkan Widia dengan tidak tahu malunya mencium Azka di sebuah restoran tanpa merasa risih sedikitpun.
Bruk!
Zara menarik napas panjang. Dia tidak menyangka bahwa dibelakangnya keduanya tega melakukan hal ini. Zara memejamkan matanya sejenak dan menghela napasnya panjang. Dia tidak tahu apa saja yang sudah terjadi selama ini dibelakang dirinya. Apa salahnya sampai kedua orang itu tega mempermainkan hati dan pikirannya.
Tiba-tiba saja Zara teringat kalau tadi Widia pulang kerja tampak terburu-buru. Kini pikiran buruk mulai muncul di benak Zara. Dia ingin mengecek langsung apa benar memang seperti dugaan dia. Dan kalaupun memang benar maka Zara tidak akan segan-segan memutuskan hubungan dengan Azka secepatnya.
Zara segera memanggil taksi online untuk mengantarkannya ke tempat Azka berada. Entah mengapa feeling Zara mengatakan jika Azka berada di sana. Dan itu sepertinya bersama dengan Widia.
Di dalam taksi Zara merasa gugup. Dia mencoba menenangkan dirinya dan juga menghilangkan pikiran-pikiran buruk. Akan tetapi tetap saja bayangan adegan mesra di foto dan video yang dia terima tadi membuat dia kepikiran.
Zara menghela napasnya panjang. Dia mencoba menetralkan detak jantungnya yang berdetak dengan cepat saking gugupnya dia.
Membutuhkan waktu hampir empat puluh lima menit untuk sampai di apartemen mewah milik kekasihnya tersebut. Azka pernah mengajaknya beberapa kali ke sana. Sehingga Zara bisa masuk dengan mudah ke apartemen tersebut.
Zara menggenggam handphonenya kuat-kuat. Dia merasa gugup di dalam lift. Dia hanya mampir berdoa bahwa apa yang dia pikirkan salah.
Ting!
Pintu lift terbuka. Sampailah Zara di sebuah lorong yang akan membawanya ke apartemen sang kekasih. Zara menuju ke sebuah pintu yang tidak asing. Dia menghembuskan napas perlahan sebelum menekan tombol pembuka pintu otomatis.
Zara masih mencoba menekan tombol tanggal lahirnya di sana.
Tring!
Ceklek!
Kunci pintupun terbuka. Ternyata Azka masih menggunakan tanggal lahirnya sebagai kode pin apartemennya. Zara pun mendorong gagang pintu apartemen.
"Astaghfirullah!" pekik Zara tertahan saat dia melihat sesuatu yang berserakan di depan pintu.
Blazer dan juga sepatu wanita. Itu bukanlah sepatunya karena Zara tidak pernah menginap di apartemen Azka. Meskipun dahulu Azka sering menawarkan apartemen itu untuk ditinggali Zara. Tetapi Zara menolaknya secara halus karena mereka memang belum ada status hubungan yang resmi. Dan Zara juga tidak mau disebut wanita tidak benar karena tinggal bersama sebelum menikah.
"Baju ini bukankah milik...."
Zara menutup mulutnya saat menyentuh blazer yang tergeletak di depan pintu. Dengan sepatu dan tas wanita yang juga ada di sofa ruang tamu. Zara memejamkan kedua matanya. Rasanya dia tahu apa yang akan dia temukan di atas sana. Di lantai dua, di kamar Azka kalau dia tetap nekat naik ke sana.
Tetapi Zara mencoba menguatkan hatinya untuk tetap naik ke atas. Dia ingin melihat dengan langsung apa yang sebenarnya terjadi selama ini dibelakangnya.
Zara tetap berjalan meski tubuhnya sedikit bergetar. Dia meyakinkan dirinya sendiri bahwa apapun yang terjadi nanti dia harus kuat. Dia tidak boleh jatuh atau itu hanya akan membuatnya lemah dihadapan kedua pengkhianatan seperti mereka berdua.
"Ahhhh.... Azka...."
Suara itu terdengar saat Zara telah tepat berdiri di depan pintu kamar Azka.
Zara hampir meneteskan air matanya saat suara-suara manja yang diyakininya berasal dari Widia itu terus saja memanggil nama sang kekasih dengan mesranya.
Bunyi-bunyi yang ditimbulkan bukan hanya jeritan namun juga gesekan dari dua benda yang terdengar menjijikan bagi Zara. Dia sampai menutup kedua telinganya mendengar suara yang begitu keras.
"Kamu sangat nikmat Widia," suara Azka kali ini mampu meruntuhkan air mata yang sedari tadi menggenang di pelupuk mata Zara.
Kekasihnya telah memuja tubuh sahabatnya. Dan keduanya bermain begitu apik di depannya seolah-olah tidak begitu mengenal. Tetapi ternyata saat ini mereka telah menjadi partner ranjang. Apalagi ini bukanlah yang pertama karena foto dan video juga apa yang dilihat oleh Zara tadi siang di restoran sudah menunjukkan semuanya. Kalau memang keduanya selama ini sudah bermain drama di depan Zara.
Ceklek!
Zara menutup mulutnya menahan agar suaranya tidak keluar saat melihat adegan yang tidak seharusnya dia lihat. Zara menangis tanpa suara karena dia membekap erat mulutnya saat melihat betapa Azka sangat mendominasi tubuh Widia yang berada dibawahnya. Sedangkan Widia sendiri bergerak kesana kemari sambil mengeluarkan suara-suara manjanya yang membuat Azka semakin bersemangat berada di atas tubuh Widia.
Tap
Tap
Tap
Cukup!
Zara tidak sanggup melihat kelakuan mereka yang begitu menjijikan buatnya. Dia lebih memilih pergi daripada membuat keramaian disana. Biarkan saja mereka melanjutkan apa yang disukainya.
"Sayang... terus sayang....terus....emmpphh," Widia yang sudah begitu pro terus membuat Azka semakin bersemangat menghujam dirinya di bawah sana. Dia meliuk-liukkan badannya membuat Azka semakin tertantang untuk menaklukan tubuh indah itu.
Widia tersenyum tipis saat kelakuan liar Azka cukup membuat dia kuwalahan. Tetapi Widia ingin menunjukkan kepada Zara bahwa kekasihnya lebih memuja dirinya.
Ya, benar!
Widia tahu kalau tadi Zara melihat mereka berdua berhubungan. Widia sengaja memancing hasrat Azka untuk semakin liar berada di atasnya. Widia yakin Zara melihat semuanya dengan jelas.
Widia tidak perlu bersusah payah memaksa Azka meninggalkan Zara. Karena widia yakin gadis itu pasti akan meminta putus dengan Azka. Zara tidak akan mau bersama dengan lelaki yang sudah mengkhianati dirinya.
Widia semakin bersemangat malam itu dalam melayani Azka. Karena kemenangan berada di depan matanya. Besok pagi pastinya akan ada berita baik yang akan dia dengar.
Yaitu perpisahan antara Azka dengan Zara.
❤️❤️❤️
TBC