Erika gadis biasa yang harus bekerja keras untuk menyambung hidup karena dia menjadi tulang punggung keluarga.
Namun karena parasnya yang cantik membuat gadis seumurannya iri terhadapnya karena banyak pemuda desa yang ingin mendekatinya.
Hingga suatu hari Erika harus terjebak dalam situasi yang membuat dirinya harus terpaksa menikahi seorang pria asing yang tidak di kenalnya karena kecerobohannya sendiri dan di manfaatkan oleh orang yang tidak menyukainya.
Tara, nama pria itu yang bekerja di salah satu proyek perumahan di desa Erika.
Bagaimanakah kisah Erika dan Tata menjalani kehidupannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astri Reisya Utami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Sepulangnya Rianti aku memikirkan apa yang dikatakannya namun apa harus aku yang lebih dulu menemui bang Tara atau menunggu dia yang datang.
"Lebih baik aku tidur dulu baru nanti aku pikirkan lagi harus bagaimana" gumam ku dan langsung mengambil selimut dan menutup mata.
Paginya setelah sarapan aku pergi ke pasar untuk membeli sayuran karena ingin memasak untuk bang Tara lalu aku antar ke tempat kerjanya. Aku memilih sayuran yang segar dan tak lupa aku membeli daging ayam. Sesampainya di rumah aku langsung mengolah sayuran yang aku beli dan aku sengaja membuatnya sedikit banyak karena untuk orang rumah juga.
"Selesai juga" semua makanan sudah aku tata di tempat makan dan tinggal aku bawa ke proyek. Sebelum pergi aku bersiap dan berpenampilan cantik padahal aku hanya menggunakan kaos lengan panjang yang di padukan dengan celana yang longgar dan tak lupa hijab segitiga yang biasa aku pakai. Aku pun keluar lalu mengambil tempat makan yang sudah di isi tadi,aku berjalan ke luar rumah dan langsung menuju motorku. Aku bawa motor karena tempatnya tidak terlalu jauh dan masih daerah kampung ku,jalanan pun sudah di perbaiki sejak insiden malam itu. Aku mengendarai motor dengan pelan dan saat tiba di proyek tepat saat jam makan siang,aku pun berpapasan dengan bang Bima.
"Bang" panggilku dan bang Bima menghampiriku.
"Erika"
"Bang Tara dimana? " tanya ku langsung.
"Di kantor tapi kayanya sedang ada tamu deh" jawab nya.
"Oh, ya sudah aku ke sana saja"ucapku lalu berjalan menuju kantornya bang Tara namun saat di depan kantor aku melihat beberapa motor dan salah satu dari motor itu aku mengenalnya. Namun aku gak mau tau akhirnya aku hendak masuk tapi tiba-tiba mendengar pecahan kaca dan aku pun langsung masuk. Aku melihat bang Tara hendak bangun namun di tahan oleh beberapa orang dan akan di pukul lagi.
"Berhenti" teriak ku dan membuat semua orang melihat ke arahku termasuk bang Tara.
"Ngapain kamu kesini? "tanya dengan nada khawatir. "Balik sekarang" titahnya.
Namun aku malah mendekat dan saat melihat orang yang memegang kayu ternyata itu bang Rusli.
"Bang Rusli" kaget ku.
"Iya aku kenapa? " tanya nya sedang senyum mengejek.
"Lepasin" pintaku pada dua orang yang memegang bang Tara.
"Kamu ngapain kesini? " tanya bang Tara sambil memegang pundak ku.
"Aku ingin bicara sama abang" jawab ku sambil nunduk.
Bang Tara hanya menarik nafas kesal karena sepertinya dia kesal. Namun belum sempat aku menjawab bang Tara di pukul oleh bang Rusli membuat dia ambruk lagi.
"Mau abang apa? " tanya ku sambil memeluk bang Tara.
"Mau aku di mati karena sudah merebut kamu dari aku" jawab nya.
"Merebut kata kamu, kamu gak lupa kan kalau dari awal kamu yang udah gak setia" balasku dengan menatapnya tajam.
"Ha... ha.... ha...." bang Rusli menarik ku lalu berkata "aku memang sudah khianati kamu tapi itu cuman untuk mengambil alih usaha orang tau ku setelah itu aku berniat balik lagi sama kamu tapi kamu malah menghindar dan menikah dengan bajingan ini" ucapnya.
Bang Rusli menyuruh anak buahnya memegang ku dan dia langsung menghabisi bang Tara dan itu membuat aku sungguh tidak sanggup melihatnya. Namun beruntungnya bang Bima datang bersama anak buahnya dan langsung melawan bang Rusli. Aku menghampiri bang Tara yang sudah babak belur.
"Bang" lirihku dengan air mata sudah menetes.
"Jangan nangis" ucapnya lirih.
Tak lama bang Bima masuk dan langsung membawa bang Tara ke rumah sakit aku mengikutinya dari belakang. Sesampainya di rumah sakit bang Tara langsung di tangani dokter dan aku menunggunya bersama bang Bima.
"Kamu beruntung bisa dapatin Tara karena dia laki-laki baik dan tulus" ucapnya.
Aku hanya meliriknya dan bang Bima melanjutkan ucapannya "Selama dia jauh dari kamu yang dia pikirkan hanya pekerjaan dan malamnya dia datang ke kafe hanya untuk minum"lanjutnya.
"Aku bingung bang" balas ku.
"Abang tau,tak mudah untuk kita memaafkan orang yang sudah bohong pada kita, tapi dia bohong dengan alasan tersendiri untuk mencari tahu kebenaran di proyek ini dan sekarang dalang nya sudah tertangkap" ucap bang Bima.
"Siapa bang? " tanya ku.
"Ayahnya Rusli, dia yang mengurangi harga beli tanah" jawab nya.
Namun obrolan kami terpotong karena bunda datang bersama mbak Melda.
"Erika kamu gak apa-apa kan? " tanya bunda sambil memeluk ku.
"Aku gak apa-apa bun, tapi bang Tara" lirih ku.
"Kamu tenang saja dia udah biasa kaya gini" balas bunda.
"Maksud bunda? " tanya ku tak mengerti.
"Udah jangan khawatir, bunda saat mendengar kamu ada di tempat itu yang bunda khawatirkan itu kamu" ujar bunda.
Tak lama dokter keluar dan memberitahu kami kalau bang Tara tidak ada yang harus di khawatirkan dia hanya butuh istirahat saja.
Aku pun masuk bersama bunda. Bang Tara tersenyum melihat ku masuk bersama bunda.
"Mana makanannya? " tanya nya membuat aku heran.
"Kenapa gak jawab? " tanya nya lagi.
"Ya aku heran saja abang masih mikirin makanan dengan keadaan babak belur gini" omel ku kesal.
"Aku senang saat tau kamu masak untuk ku" ucapnya manis.
"Dih gombal".
Bunda hanya tersenyum melihat perdebatan aku dengan bang Tara.
" Bunda senang akhirnya kalian akur lagi jadi bunda gak khawatir ninggalin Tara disini"ujarnya.
"Loh bunda mau pulang? " tanya bang Tara.
"Papa mu nyuruh bunda segera pulang" jawab bunda.
Bunda pun langsung pamit dan tak lama Alma datang membawa baju yang aku pinta. Ayah bicara dengan bang Tara membahas masalah ini akan seperti apa. Bang Tara sudah menyuruh orang untuk melaporkan masalah ini dan akan di urus oleh polisi namun ayah khawatir keluarga Rusli akan membuat kekacawan lagi karena mereka tidak akan terima jika anak nya di masukan kantor polisi. Namun bang Tara terlihat santai dan menenangkan ayah agar jangan khawatir. Ayah pun pamit pulang dan bang Tara nyuruh aku pulang dengan ayah karena dia gak mau jika aku harus tidur di rumah sakit. Aku pun ikut pulang karena bang Tara ada orang yang menemaninya yaitu pak Rapi asistennya.
Saat di jalan ayah menanyakan kenapa aku bisa berada di sana dan apa aku sudah memikirkan masalah kami.
"Erika sudah putuskan untuk melanjutkan pernikahan ini, karena Erika menyukai bang Tara dan Erika gak mau kehilangan orang yang Erika sayang untuk kedua kalinya" penjelasan ku.
"Ayah senang akhirnya kamu mau memaafkan Tara karena dia laki-laki baik dan tanggung jawab" balas ayah dan aku pun memeluk ayah.