Ariella, seorang wanita muda yang dipilih untuk menjadi pemimpin organisasi pembunuh terkemuka setelah kematian sang mentor. Kejadian tersebut memaksanya untuk mengambil alih tahta yang penuh darah dan kekuasaan.
Sebagai seorang wanita di dunia yang dipenuhi pria-pria berbahaya, Ariella harus berjuang mempertahankan kekuasaannya sambil menghadapi persaingan internal, pengkhianatan, dan ancaman dari musuh luar yang berusaha merebut takhta darinya. Dikenal sebagai "Queen of Assassins," ia memiliki reputasi sebagai sosok yang tak terkalahkan, namun dalam dirinya tersembunyi keraguan tentang apakah ia masih bisa mempertahankan kemanusiaannya di tengah dunia yang penuh manipulasi dan kekerasan.
Dalam perjalanannya, Ariella dipaksa untuk membuat pilihan sulit—antara kekuasaan yang sudah dipegangnya dan kesempatan untuk mencari kehidupan yang lebih baik, jauh dari bayang-bayang dunia pembunuh bayaran. Di saat yang sama, sebuah konspirasi besar mulai terungkap, yang mengancam tidak hanya ker
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doni arda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23: Jejak yang Tertinggal
Fasilitas di Pulau Nexus telah hancur lebur, reruntuhan beton dan api yang masih menyala menjulang tinggi ke langit malam. Ariella, Alex, Liana, dan Rael berdiri di tepi tebing, menyaksikan kehancuran yang mereka bawa bersama mereka. Mereka telah berhasil menghentikan Leonard dan Project Dominion, tetapi harga yang mereka bayar sangatlah besar.
Saat ledakan terakhir mengguncang bumi, mereka berlari untuk hidup mereka, menghindari puing-puing yang berjatuhan dan awan debu yang pekat. Meski kelelahan, mereka tahu bahwa misi ini telah selesai. Namun, di dalam hati mereka, ada kesadaran bahwa dunia yang mereka kenal kini sudah berubah.
“Dunia akan tahu apa yang Leonard coba sembunyikan,” kata Liana, suaranya dipenuhi tekad. “Kita sudah menutupnya, tapi kita juga harus memastikan bahwa tidak ada yang akan mengulang kesalahan yang sama.”
Ariella menatap hancurnya pulau itu, matanya penuh pemikiran. “Leonard bukanlah satu-satunya yang bisa mengancam dunia. Banyak yang masih bekerja di bayang-bayang, menggunakan teknologi untuk tujuan pribadi.”
“Dan kita harus memastikan mereka tidak mendapatkan kesempatan,” jawab Alex.
Rael, yang sejak awal masih bergulat dengan perasaannya, memandang ke arah laut yang luas. “Aku tidak tahu apakah aku layak untuk kembali. Aku sudah melakukan terlalu banyak kesalahan.”
Ariella menoleh padanya. “Setiap orang punya masa lalu yang gelap, Rael. Apa yang kau lakukan selanjutnya yang menentukan siapa dirimu. Ini adalah kesempatanmu untuk memperbaiki semuanya.”
Rael terdiam, memandang timnya dengan rasa terima kasih dan penyesalan yang mendalam. “Aku akan berusaha sebaik mungkin. Karena aku berhutang banyak pada kalian.”
---
Mereka akhirnya kembali ke daratan setelah meninggalkan Pulau Nexus, menyusuri jalan yang masih terjal, penuh dengan ketegangan yang belum sepenuhnya hilang. Meskipun kemenangan ada di depan mata, tak ada yang bisa sepenuhnya melupakan pertempuran besar yang baru saja mereka lewati. Mereka pulang ke dunia yang kini harus mereka bantu untuk dibangun kembali.
Beberapa minggu kemudian, sebuah konferensi internasional diadakan di kota besar. Berita tentang Project Dominion dan upaya tim Ariella untuk menggagalkan rencana jahat Leonard menjadi topik hangat. Berbagai negara di seluruh dunia kini mengetahui betapa besar ancaman yang mereka hadapi.
Ariella berdiri di podium, dihadapan para pemimpin dunia dan jurnalis. Wajahnya yang lelah namun penuh kebanggaan mencerminkan perjalanan panjang yang telah dilaluinya. Dengan satu gerakan, dia mengangkat tangan, meminta perhatian.
“Kita semua tahu bahwa teknologi bisa menjadi kekuatan yang luar biasa, baik untuk kebaikan maupun untuk kehancuran,” ujarnya, suaranya tegas dan penuh percaya diri. “Apa yang terjadi dengan Project Dominion adalah pelajaran berharga bagi kita semua. Kita harus menjaga agar kekuatan ini tetap berada di tangan yang benar, dan bukan digunakan untuk menindas.”
“Ini adalah awal dari perubahan,” lanjutnya. “Kami telah berjuang keras untuk menghentikan satu ancaman besar, tapi tugas kita belum selesai. Kita harus bekerja sama untuk memastikan bahwa apa yang telah kita mulai tidak berhenti di sini. Setiap kita, tanpa terkecuali, memiliki tanggung jawab untuk menjaga dunia ini agar tetap aman.”
Dia menoleh ke belakang, di mana Alex, Liana, dan Rael berdiri dengan ekspresi penuh tekad. “Kami mungkin bukan orang yang paling kuat, tapi kami tahu satu hal yang pasti: Kami tidak akan berhenti berjuang untuk dunia yang lebih baik.”
Setelah pernyataan itu, suasana di ruangan itu menjadi hening. Para pemimpin dunia mulai berbicara satu sama lain, dan di antara mereka, ada perubahan yang tampak jelas. Mereka tahu bahwa dunia sedang berada di persimpangan jalan, dan hanya dengan kerjasama mereka bisa membangun dunia yang lebih aman dan adil.
---
Namun, meskipun Ariella telah menyampaikan pidato yang menginspirasi, di dalam dirinya, dia merasakan beban yang tak bisa dibagi dengan siapa pun. Keputusan-keputusan yang harus dia ambil, masa lalu yang penuh dengan darah dan pengkhianatan, membuatnya merasa terisolasi, meskipun di sekelilingnya banyak orang yang mendukung.
Di malam yang sunyi, setelah konferensi selesai, Ariella berdiri di balkon hotel, menatap langit malam yang penuh bintang. Di tangannya, sebuah cangkir kopi yang hampir habis, namun rasa cemas di dadanya tak kunjung reda.
Alex, yang datang mendekat, melihatnya dari jauh. “Kau baik-baik saja?” tanyanya pelan.
Ariella menghela napas dan mengangguk perlahan. “Aku hanya berpikir, setelah semua ini, apakah kita benar-benar mengubah sesuatu? Apa dunia akan benar-benar lebih baik?”
Alex bergabung di sampingnya, memandangi bintang-bintang yang sama. “Kami sudah memberi mereka kesempatan untuk berubah. Itu saja yang bisa kita lakukan. Dunia akan terus bergerak, tetapi kita telah memberi mereka pilihan.”
Ariella diam, merenung sejenak. “Tapi ada banyak yang masih tersembunyi, Alex. Leonard hanyalah puncak gunung es.”
Alex menatapnya tajam. “Dan kita akan terus menggali, selama masih ada yang perlu diselamatkan.”
Mereka terdiam sejenak, menikmati kesunyian malam yang tenang.
Namun, dalam keheningan itu, sesuatu yang lebih besar dan lebih berbahaya masih mengintai di balik bayang-bayang. Mereka tahu bahwa meskipun mereka telah menghentikan Leonard, dunia ini penuh dengan rahasia yang belum terungkap.
Ariella tahu, perjalanan mereka belum selesai. Mereka masih memiliki banyak pertempuran yang harus mereka hadapi. Dan dunia yang mereka percayai, dunia yang mereka lindungi, akan terus berubah. Namun, satu hal yang pasti—selama mereka bersama, mereka tidak akan pernah menyerah.
Dengan tekad yang lebih kuat dari sebelumnya, Ariella memandang ke depan, siap untuk menghadapi apapun yang akan datang. Dunia ini masih membutuhkan mereka, dan mereka akan terus berjuang.