seorang wanita tangguh, yang dikenal sebagai "Quenn," pemimpin sebuah organisasi mafia besar. Setelah kehilangan orang yang sangat ia cintai akibat pengkhianatan dalam kelompoknya, Quenn bersumpah untuk membalas dendam. Dia meluncurkan serangan tanpa ampun terhadap mereka yang bertanggung jawab, berhadapan dengan dunia kejahatan yang penuh dengan pengkhianatan, konflik antar-geng, dan pertempuran sengit.
Dengan kecerdikan, kekuatan, dan keterampilan tempur yang tak tertandingi, Quenn berusaha menggulingkan musuh-musuhnya satu per satu, sambil mempertanyakan batasan moral dan loyalitas dalam hidupnya. Setiap langkahnya dipenuhi dengan intrik dan ketegangan, tetapi ia bertekad untuk membawa kehormatan dan keadilan bagi orang yang telah ia hilangkan. Namun, dalam perjalanan tersebut, Quenn harus berhadapan dengan kenyataan bahwa dunia yang ia kenal bisa berubah, dan balas dendam terkadang memiliki harga yang lebih mahal dari yang ia bayangkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doni arda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21: Langkah Terakhir
Suasana semakin mencekam. Pasukan Marco, yang sebelumnya tampak seperti bayangan, kini mulai mengelilingi mereka dengan rapi. Di sisi lain, Dmitri berdiri dengan senyum dingin, tampaknya puas melihat ketegangan yang terbangun di antara mereka. Quenn merasakan hatinya berdebar lebih cepat—pertempuran ini lebih besar dari sekadar perang antar dua pihak. Ini adalah permainan hidup dan mati, dan dia harus memutuskan langkah berikutnya dengan sangat hati-hati.
"Jadi, ini semua tentang kontrol, bukan?" Quenn berkata, mencoba meredakan ketegangan dengan kata-kata. "Kau ingin mengendalikan kami semua, mengendalikan dunia ini, dengan cara yang tak terlihat."
Dmitri hanya tersenyum, tidak terpengaruh oleh kata-kata Quenn. "Kontrol bukan hanya tentang mengatur dunia. Ini tentang menguji batasan manusia. Apa yang akan mereka lakukan saat terpojok, saat tak ada pilihan lain kecuali tunduk atau mati? Aku sudah lama mengamati kalian semua. Kalian bertahan karena kalian punya sesuatu yang kuinginkan. Tapi semuanya, termasuk kamu, Quenn, ada dalam genggamanku."
Quenn menatap Dmitri tajam, lalu menoleh ke Rina dan Vincent. Meskipun mereka terjebak, mereka harus tetap berjuang. Jika mereka mundur sekarang, semuanya akan sia-sia. Dan di balik pikiran itu, dia tahu—pertempuran ini bukan hanya untuk mereka, tapi untuk menghentikan semua yang Dmitri rencanakan. Dunia yang dipenuhi dengan kebohongan, kekuasaan yang disembunyikan di balik bayang-bayang, harus dihentikan.
"Aku tidak akan membiarkanmu menang," kata Quenn dengan suara penuh tekad, meskipun dia tahu ini akan menjadi pertempuran paling berat dalam hidupnya.
Rina, yang menggenggam tablet dengan erat, menatap Quenn dengan rasa takut, namun juga rasa percaya diri. "Kita masih bisa keluar, Quenn. Kita hanya perlu melawan."
Vincent yang berdiri di samping mereka menyiapkan senjatanya. "Kita tidak bisa terus bertahan dalam jebakan ini. Kita harus menyerang."
Tapi sebelum mereka bisa bergerak, Dmitri kembali mengangkat tangannya, memberi isyarat agar pasukannya berhenti. Suasana semakin tegang. "Kalian pikir kalian bisa melawan, tapi kalian tidak tahu siapa lawan kalian sebenarnya," kata Dmitri dengan suara yang datar, penuh perhitungan. "Kalian terjebak dalam labirin yang aku buat. Kalian pikir bisa keluar begitu saja? Tidak ada jalan keluar."
Quenn merasakan amarahnya membara, tapi dia tahu ini bukan saatnya untuk bertindak gegabah. "Kita tidak akan terjebak dalam permainanmu, Dmitri. Kita punya lebih dari sekadar kekuatan fisik untuk melawanmu," katanya, berusaha untuk tetap tenang.
Dmitri menatapnya dengan tatapan yang kosong, seolah-olah dia sudah mengetahui apa yang akan Quenn lakukan. "Tentu saja kalian memiliki kekuatan. Tetapi, apakah kalian tahu bagaimana cara menggunakannya? Tidak ada yang bisa bertahan melawan aku dalam permainan yang sudah aku rancang begitu lama."
Saat itu, sebuah suara keras memecah kesunyian—suara ledakan yang berasal dari luar, yang mengguncang dasar bangunan tempat mereka berada. Pasukan Marco mulai bergerak maju dengan langkah yang lebih cepat, seolah mendapatkan perintah untuk melancarkan serangan besar-besaran. Namun, dalam momen kekacauan itu, Quenn melihat sesuatu yang tak terduga—sebuah pintu besar di bagian belakang ruangan terbuka perlahan, dan dari dalam muncul sosok-sosok yang tampaknya bukan bagian dari pasukan Dmitri atau Marco.
"Sial," bisik Quenn. "Apa ini?"
Dmitri tersenyum semakin lebar, seolah memantau setiap reaksi yang ditunjukkan oleh Quenn. "Kalian pikir kalian berjuang melawan aku, tapi kalian belum melihat siapa yang benar-benar mengendalikan permainan ini."
Dari balik pintu, muncul kelompok orang-orang yang tampak berorganisasi dengan sangat rapi, mengenakan pakaian hitam dengan emblem yang tak dikenal oleh Quenn. Mereka bergerak cepat, dengan senjata terarah, namun tampak lebih terlatih daripada pasukan yang biasa mereka hadapi. Kelompok ini bukan hanya sekedar tentara. Mereka adalah elite yang lebih berbahaya.
"Tunggu," kata Rina, matanya melebar saat dia melihat kelompok itu. "Siapa mereka?"
Dmitri menyeringai. "Mereka adalah bagian dari organisasi yang lebih besar, yang lebih kuat dari semuanya yang kalian kenal. Mereka yang mengawasi dari balik layar. Jika kalian benar-benar ingin tahu siapa yang mengendalikan dunia ini, lihatlah mereka."
Quenn merasa terperangkap lebih dalam lagi. Ini bukan hanya perang antara kelompok mafia atau individu-individu dengan agenda pribadi. Ini adalah jaringan kekuasaan global yang menggerakkan semua orang seperti pion dalam permainan mereka.
"Jadi, ini bukan hanya tentang Marco dan pasukannya," kata Quenn, menyadari bahwa mereka berada dalam permainan yang jauh lebih besar. "Ini tentang lebih dari itu. Ini tentang kekuasaan yang jauh lebih dalam."
Dmitri mengangguk, wajahnya tampak puas. "Sekarang kau mulai mengerti. Apa yang kalian hadapi bukan hanya satu kelompok atau satu orang. Ini adalah kekuatan yang menguasai banyak aspek dunia yang tak kalian pahami. Dan kalian, Quenn, kalian adalah bagian dari eksperimen untuk melihat seberapa jauh kalian bisa pergi dalam menghadapi kenyataan ini."
Quenn tidak bisa menahan amarahnya. Semua yang mereka alami, semua yang mereka perjuangkan, ternyata hanyalah bagian dari eksperimen yang lebih besar. Tetapi dia tahu satu hal—dia tidak akan membiarkan Dmitri atau siapapun yang mengendalikan mereka mendapatkan kemenangan begitu saja.
"Dmitri," kata Quenn dengan suara yang semakin tegas. "Kau bisa mengendalikan permainan ini, tapi aku tidak akan menjadi bagian dari rencanamu. Kami akan menghentikanmu, apapun yang terjadi."
Dmitri menatapnya dengan tatapan dingin, tidak menunjukkan ketakutan sedikit pun. "Kalian akan mencoba. Tapi jangan lupakan satu hal, Quenn. Dunia ini tidak seperti yang kalian bayangkan. Dan permainan ini… permainan ini baru saja dimulai."
Quenn merasakan hawa pertempuran semakin dekat. Di luar sana, ledakan dan tembakan sudah mulai terdengar. Mereka terjebak dalam perangkap yang lebih besar dari sekadar pertarungan fisik—ini adalah pertarungan untuk kebebasan mereka, untuk menghentikan kekuatan yang ingin menguasai dunia. Dan untuk itu, mereka harus bertahan, apapun harga yang harus dibayar.