NovelToon NovelToon
Sekretaris "Ngegas"

Sekretaris "Ngegas"

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Zaraaa_

Alya, seorang sekretaris dengan kepribadian "ngegas" dan penuh percaya diri, melamar pekerjaan sebagai sekretaris pribadi di "Albert & Co.", perusahaan permata terbesar di kota. Ia tak menyangka akan berhadapan dengan David Albert, CEO tampan namun dingin yang menyimpan luka masa lalu. Kehadiran Alya yang ceria dan konyol secara tak terduga mencairkan hati David, yang akhirnya jatuh cinta pada sekretarisnya yang unik dan penuh semangat. Kisah mereka berlanjut dari kantor hingga ke pelaminan, diwarnai oleh momen-momen lucu, romantis, dan dramatis, termasuk masa kehamilan Alya yang penuh kejutan.
[REVISI]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zaraaa_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7. Aturan Kantor vs. Efisiensi Alya

Pagi itu, Alya duduk di mejanya dengan wajah serius, memeriksa dokumen yang harus diaarsipkan. Aturan tentang pengarsipan dokumen di Albert Group cukup rumit. Semua dokumen harus diurutkan dengan cara tertentu dan format yang sangat spesifik. Meskipun Alya sudah terbiasa dengan cara kerjanya yang lebih cepat dan fleksibel, dia tahu bahwa aturan yang ada harus dipatuhi agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.

"Astaga," gumam Alya sambil mengarsipkan dokumen dengan hati-hati. Ia merasa aturan ini benar-benar membuang waktu. "Kenapa harus ada urutan yang ribet begini? Semua ini bisa lebih cepat."

Namun, ia segera menahan diri dan melanjutkan pekerjaannya. Alya sadar bahwa meskipun aturan tersebut terasa tidak efisien baginya, ia harus mengikutinya jika ingin tetap dihargai di kantor.

Setelah selesai dengan pengarsipan, Alya beralih ke tugas berikutnya: menggunakan printer. Di Albert Group, setiap karyawan diharuskan memesan waktu untuk menggunakan printer melalui sistem online yang sudah disediakan. Meskipun Alya tahu ada cara yang lebih cepat untuk mencetak dokumen, ia harus mengikuti prosedur yang ada agar tidak melanggar aturan.

"Benar-benar ribet," gerutu Alya sambil menunggu giliran untuk mencetak dokumennya. Ia bisa saja menyelesaikan tugas ini dalam hitungan detik jika tidak harus menunggu antrean dan sistem yang penuh birokrasi. Namun, aturan adalah aturan.

---

Setelah menghabiskan beberapa waktu menunggu, Alya akhirnya berhasil mencetak dokumen yang diperlukan. Ia kembali ke mejanya dan melanjutkan tugas selanjutnya, yaitu mengirim email dengan format yang sudah ditentukan perusahaan. Setiap email yang dikirim harus memiliki subjek dan isi yang sesuai dengan standar yang sangat ketat. Alya merasa aturan ini membatasi kreativitas dan fleksibilitasnya, yang selama ini menjadi kekuatan utamanya.

"Ini seperti menulis surat resmi zaman dulu," keluh Alya sambil mengetik email dengan hati-hati. Ia merasa bahwa menggunakan format yang kaku seperti ini mengurangi efisiensi kerja, terutama ketika banyak email yang harus dikirim dalam waktu singkat.

Alya hampir selesai menyelesaikan semua tugasnya ketika Ibu Ratna mendekatinya dengan langkah tegas. Suara Ibu Ratna selalu terdengar dingin dan formal, seolah-olah ia selalu siap untuk memberi teguran.

"Alya," kata Ibu Ratna dengan nada yang serius, "Anda melanggar aturan kantor."

Alya mengerutkan kening dan menatap Ibu Ratna dengan bingung. "Melanggar aturan apa, Ibu Ratna?" tanyanya, sedikit terkejut.

Ibu Ratna menyilangkan tangan di dada dan memandang Alya dengan tatapan tajam. "Anda tidak mengisi formulir permintaan penggunaan printer," jawabnya dengan nada tinggi. "Itu melanggar aturan kantor. Semua penggunaan printer harus dipesan melalui sistem online terlebih dahulu."

Alya merasa kesal mendengar hal itu. Ia tahu bahwa ia memang tidak mengisi formulir tersebut, tetapi ia merasa aturan tersebut tidak efisien dan hanya membuang-buang waktu. "Maaf, Ibu Ratna," kata Alya dengan nada sabar, "Saya merasa aturan tersebut tidak efisien. Saya memiliki cara yang lebih cepat dan efektif untuk mencetak dokumen tanpa harus melalui proses yang ribet seperti itu."

Ibu Ratna mendengus dan menatap Alya dengan tajam. "Aturan adalah aturan, Alya," katanya, tegas. "Anda harus mengikuti aturan kantor. Jika tidak, Anda akan mengalami konsekuensinya."

Alya menahan diri untuk tidak membalas dengan emosi. Ia tahu bahwa Ibu Ratna berpegang teguh pada peraturan yang ada, tetapi itu tidak mengurangi rasa frustrasinya. "Saya mengerti, Ibu Ratna," jawabnya pelan, meski dalam hatinya masih ada kekesalan. "Saya akan mengisi formulir seperti yang diminta."

Ibu Ratna mengangguk, lalu berjalan pergi tanpa berkata lagi. Alya menghela napas panjang, merasa cemas namun juga bingung dengan sistem yang sepertinya begitu mengikat. Ia tahu ia harus tetap mematuhi aturan, meskipun ia merasa ada cara yang lebih baik untuk melakukannya.

---

Setelah kejadian itu, Alya memutuskan untuk tidak hanya mengikuti aturan, tetapi juga mencoba mencari solusi agar pekerjaan di kantor bisa lebih efisien. Ia mulai menganalisis setiap aturan yang ada dan mencari celah di mana perubahan bisa dilakukan tanpa melanggar kebijakan perusahaan.

Setelah beberapa hari berpikir, Alya akhirnya menulis sebuah proposal yang berisi ide-ide untuk memperbaiki sistem kerja di Albert Group. Ia merasa proposal tersebut bisa meningkatkan efisiensi, sekaligus mengurangi birokrasi yang dirasakannya sangat menghambat.

Alya mengirimkan proposal tersebut kepada David Albert, CEO Albert Group, berharap bahwa ide-idenya bisa diterima dan diterapkan. Beberapa jam kemudian, ia menerima panggilan dari sekretaris David yang memintanya untuk datang ke ruangannya.

Ketika Alya memasuki ruang kerja David, ia merasa sedikit gugup. David Albert duduk di belakang mejanya dengan ekspresi serius, memegang proposal yang baru saja diserahkan Alya. Setelah beberapa saat membaca dengan seksama, David akhirnya menatap Alya dan berkata, "Alya, proposal Anda sangat bagus. Anda telah menemukan beberapa kelemahan dalam aturan-aturan kantor kita."

Alya merasa sedikit terkejut mendengar pujian itu. "Terima kasih, Pak Albert," jawabnya, sedikit gugup namun senang. "Saya hanya ingin meningkatkan efisiensi kerja di Albert Group."

David tersenyum tipis. "Saya paham," katanya sambil menutup proposal tersebut. "Saya akan mempertimbangkan apa yang telah Anda ajukan. Saya yakin kita bisa membuat Albert Group menjadi lebih efisien."

Alya merasa sedikit lega mendengar respon positif dari David. Ia tahu bahwa usahanya tidak sia-sia. "Sebenarnya, Pak," kata Alya, "Saya sudah mencoba menjalankan beberapa ide yang lebih efisien dalam pekerjaan saya. Misalnya, dalam mengarsipkan dokumen, saya punya metode yang lebih cepat dan mudah diakses. Begitu juga dengan penggunaan printer dan email. Hanya saja, saya masih beradaptasi dengan aturan yang ada."

David mendengarkan dengan seksama. Ia tampak tertarik dengan penjelasan Alya. "Ceritakan lebih detail tentang metode Anda," katanya sambil menunjuk kursi di depan mejanya. "Saya ingin mendengarnya lebih lanjut."

Alya duduk dengan hati-hati, lalu mulai menjelaskan ide-idenya. "Untuk pengarsipan dokumen, saya pikir kita bisa menggunakan sistem digital yang lebih terorganisir, daripada mengandalkan pengarsipan manual yang memakan waktu. Begitu juga dengan penggunaan printer, mungkin kita bisa memanfaatkan aplikasi untuk memesan jadwal lebih efisien, tanpa harus menunggu antrean. Untuk email, mungkin bisa ada kebijakan fleksibilitas tertentu yang memberi ruang bagi karyawan untuk berkomunikasi secara lebih bebas, tanpa terlalu terpaku pada format yang kaku."

David mendengarkan dengan penuh perhatian, seolah mencerna setiap kata yang diucapkan Alya. "Saya suka ide Anda," katanya setelah beberapa detik berpikir. "Saya akan membicarakan ini dengan tim manajer. Kita akan coba untuk memperkenalkan beberapa perubahan yang lebih efisien. Terima kasih atas inisiatif dan kreativitas Anda."

Alya merasa sangat lega dan termotivasi. "Terima kasih, Pak Albert. Saya akan terus berusaha untuk membantu meningkatkan efisiensi di sini."

David tersenyum. "Saya yakin Anda akan membawa perubahan yang baik di Albert Group. Teruskan kerja keras Anda, Alya."

Dengan semangat baru, Alya keluar dari ruang David dengan rasa percaya diri yang semakin tinggi. Ia tahu bahwa perjuangannya belum selesai, tetapi setidaknya, kali ini, suaranya didengar.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!