Naomi Tias Widuri menjalani hari-harinya sebagai seorang ibu rumah tangga biasa setelah menikah dengan laki-laki bernama Henda Malik Ahmad. Di persunting oleh Hendra satu tahun yang lalu, kini Naomi dan Hendra akan segera memiliki buah hati.
Naomi yang patuh kepada suami memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan nya sebagai seorang Direktur di perusahaan ayahnya, dan lebih banyak menghabiskan waktu di rumah untuk melayani sang suami.
Namun ternyata kepatuhan Naomi terhadap suami tidak membuat Hendra setia terhadapnya, justru Hendra mempunyai wanita lain di saat Naomi hamil di usia tujuh bulan.
Penderitaan yang Naomi alami semakin lengkap setelah mengetahui bahwa selingkuhan suaminya tersebut adalah orang yang sangat ia kenal.
Jika kalian Penasaran siapa selingkuhan Hendra, mari kita simak bersama-sama novel ini.
Happy Reading ❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi cahya rahma R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 11
Pagi-pagi sekali Naomi di buat terkejut oleh Hendra, bagaimana tidak, saat Naomi baru saja bangun tidur ia melihat suaminya sedang terburu-buru sambil keluar dari kamar. Naomi yang melihat Hendra pergi begitu saja menggunakan kaos polos dan celana panjang seketika beranjak turun dari ranjang tempat tidur.
Dengan tatapan yang penuh kebingungan Naomi menatap ke arah jam dinding yang masih menunjukan pukul lima pagi. "Mau kemana mas Hendra sepagi ini, aku harus mengikutinya." Naomi merasa ada yang aneh dengan perilaku Hendra.
Namun saat baru melangkahkan kakinya beberapa langkah, ia baru teringat bahwa dia masih menggunakan piyama, apa lagi belum mandi dan siap-siap lainnya.
"Aku kan baru bangun tidur." Naomi yang memegangi perutnya karena nyeri langsung berdiri secara tiba-tiba.
Naomi pun mempunyai ide, ia langsung saja menghubungi pak Wicak selaku supir pribadinya. Telefon sudah tersambung namun pak Wicak tak kunjung mengangkatnya. "Aduh.. apa pak Wicak masih tidur?." Naomi yang merasa gelisah.
Tidak lama telefon pun sudah di angkat.
"Halo nyonya.."
"Halo pak. pak Wicak sekarang di mana?." tanya Naomi.
"Saya sedang ada du pos security bersama pak Agus dan pak Leman nyonya, apa nyonya perlu sesuatu?." tanya pak Wicak.
"Berarti bapak baru saja melihat suami saya keluar?."
"Iya nyonya.. tadi pak Hendra juga bilang katanya kalau nyonya mencari bapak, bapak sedang keluar karena ada urusan mendadak katanya."
"Cepat ikuti suami saya pak, jangan sampai kehilangan jejak, terus kirim lokasi nya ke saya segera." perintah pak Wicak.
"Kenapa saya harus mengikuti pak Hendra nyonya? apa ada masalah?."
"Sudah jangan kebanyakan tanya pak, saya gak punya banyak waktu, nanti keburu ketinggalan jejak."
"Baik nyonya.. saya akan mengikuti pak Hendra sekarang.."
Naomi kini segera meraih baju di lemari dan segera mengganti pakaiannya. Tanpa mandi dan make up, Naomi langsung meraih tas, tidak lupa handphone ia masukan ke dalam tas dan juga meraih kunci mobil di atas nakas.
Naomi sengaja menyuruh pak Wicak terlebih dahulu untuk mengikuti Hendra agar ia tidak kehilangan jejak, secara Naomi sedang hamil besar, ia tidak bisa bertindak cepat, apa lagi berjalan cepat mengejar Hendra.
Dengan berhati-hati Naomi menuruni anak tangga lalu masuk ke dalam mobilnya. Kini mau tidak mau Naomi harus mengemudikan mobilnya sendiri. Saat mobil sudah mulai keluar dari halaman rumah, Naomi merasa bingung kemana dia harus pergi.
Pak Agus yang baru saja membukakan gerbang seketika mengetok jendela Naomi, dan Naomi pun segera membuka kaca mobil.
"Pagi buk.. tadi pak Wicak pergi ke arah kanan."
Naomi yang mendapat informasi dari pak Agus langsung tancap gas ke arah kanan. Untuk mengikuti Hendra dan juga pak Wicak. Di perjalanan Naomi mencoba untuk membuka ponselnya untuk menghubungi pak Wicak.
"Halo pak.. bapak sedang di mana? saya sudah di jalan?."
"Ini saya sedang memasuki pedesaan nyonya, mulai melewati pemukiman warga, di sini sinyal juga agak buruk, sebaiknya ibu berhenti dulu di tepi jalan, nanti jika saya sudah sampai akan mengirim lokasinya, takutnya ibu salah jalan."
"Tapi bapak tidak kehilangan jejak mas Hendra kan?."
"Tidak nyonya, saya tepat lima meter dari mobil pak Hendra."
"Baiklah.. ikuti dia terus, lalu segera hubungi saya."
"Baik Nyonya.."
Naomi seketika mencoba berhenti di tepi jalan di dekat cafe. "Sayang.. makasih ya kamu sudah kuat, kita harus saling bekerja sama untuk mengungkap kebusukan daddy kamu." ucap Naomi sambil mengusap perutnya.
Naomi yang sudah menunggu hampir 15 menit akhirnya mendapat info lokasi Hendra dari pak Wicak. Naomi pun mencoba membuka lokasi tersebut.
"Untuk apa mas Hendra ke desa? menemui siapa dia di sana? bukankah dia tidak mempunyai kerabat di desa? bahkan bapak dan ibunya sudah meninggal dua tahun yang lalu." Naomi yang semakin penasaran kembali melakukan mobilnya.
Kini mobil sudah mulai melewati sawah dan hutan di sekelilingnya. Bahkan jalanan di sana cukup rusak hingga membuat perut Naomi sedikit sakit karena beberapa benturan. Namun Naomi tidak mau menyerah. Naomi ingin tahu sebenarnya siapa selingkuhan suaminya, hingga membuat dia selalu pulang larut pagi.
Dari beberapa meter, Naomi sudah melihat mobil yang di kendarai pak Wicak, bahkan Naomi melihat pak Wicak sedang berdiri di sebalik mobil bermerek Alphard tersebut. Naomi langsung menghentikan mobilnya dan turun menemui pak Wicak.
"Pak Wicak.." Naomi yang menyentuh pundak pak Wicak dari belakang.
"Eh setan.. setan.. eh maksud saya.. duh nyonya ngagetin aja." ucap pak Wicak yang terkejut sambil mengelus dada karena kedatangan Naomi secara tiba-tiba.
"Ngapain bapak di sini? mana suami saya?." tanya Naomi.
"Sutssss.. jangan keras-keras nyonya."
"Kenapa? ada apa?." Naomi dengan suara yang lirih.
"Pak Hendra ada di rumah itu.." Pak Wicak yang menunjuk ke salah satu rumah yang tidak terlalu besar namun cukup bagus.
Naomi seketika menoleh ke arah rumah yang pak Wicak tunjuk. Di sana Naomi melihat Hendra suaminya sedang bersama seorang wanita masih muda dan satu anak kecil yang umurnya sekitar tiga tahunan di depan rumah.
"Siapa mereka pak?." tanya Naomi yang masih menatap ke arah rumah tersebut.
"Lah.. saya kira perempuan dan anak cewek itu kerabat pak Hendra, secara mereka terlihat sangat dekat."
"Saya saja baru melihat pertama kali." sahut Naomi.
"Apa lagi saya nyonya.." sahut pak Wicak kembali.
Naomi semakin di buat bingung dengan semua perilaku suaminya. "Sebenarnya apa yang kamu sembunyikan mas? dan apa lagi yang aku tidak tahu tentang kebejatan kamu selama ini." ucap Naomi di dalam hati.
"Papa.."
"Papa.."
"Papa.."
Dengan sangat jelas Naomi dan pak Wicak mendengar anak kecil tersebut memanggil Hendra dengan sebutan papa.
"Papa aku mau di gendong.." teriakan anak balita tersebut.
"Papa?." pak Wicak yang menoleh ke arah Naomi. Naomi pun juga menoleh ke arah pak Wicak, mereka pun saling beradu pandang.
"Ah sepertinya kuping saya sedang bermasalah, makanya salah dengar." Pak Wicak yang mencoba mengalihkan pembicaraan.
next Thor...