Vanila Fedora, gadis berusia 27 tahun itu tiba-tiba di culik oleh kedua orang tuanya yang dulu sudah menelantarkan dirinya. Wanita itu dipaksa menikah dengan mantan suami kakaknya demi anak kecil yang bernama Baby Fiona Barnett. Vanila juga di paksa oleh Calvin Barnett pria yang akan menjadi suaminya untuk melahirkan seorang putra yang akan menjadi penerus keluarga Barnett. Seperti apa kehidupan rumah tangga Vanila dan Calvin ? Yuk kepoin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fitryas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Pagi itu Calvin dan Vanila pulang dari kediaman Mami Angel setelah sebelumnya berpamitan dengan wanita paruh baya itu, Calvin sejak tadi menatap Vanila. Ia heran dalam waktu satu hari Vanila berhasil meluluhkan hati Mami Angel, padahal dengan Bella Mami Angel tidak pernah mau berbicara bahkan bertatap muka.
Ia Calvin sadari jika cara dirinya mendapatkan Bella lah yang mebuat kedua orang tuanya tidak merestui hubunganya, karena itu Calvin sangat merasa bersalah pada Baby putri satu-satunya yang menanggung semua kesalahan dirinya di masa lalu.
“Ada apa? Kenapa kamu menatapku seperti itu? Jangan nodai mata suciku lagi dengan otak kotormu itu.” Ucap Vanila sambil menatap Calvin kesal.
Erwin yang sejak tadi sibuk mengendarai mobil, akhirnya ia pun melirik ke arah spion untuk melihat kedua majikannya yang ada di kursi penumpang belakang.
“Kenapa kamu bersikap baik pada anakku? Apa karena dia anak kakakmu?”
Bukannya menjawab, Calvin justru balik bertanya. Sejak awal melihat Vanila yang langsung bisa akrab dengan Baby, Calvin semapt curiga. Ia takut Vanila juga akan melampiaskan semua perlakuan kedua orang tuannya pada cucu kesayangan Ibunya.
Itulah hal negatif yang pertama kali terlintas di otak kecil Calvin.
“Kamu pikir aku tau jika itu anak kak Bella? Andai sejak awal aku tau Baby anak kak Bella, kamu pikir aku akan melampiaskan semua kekesalanku pada anak tak berdosa itu? Anak yang tidak tau menau tentang dosa ibunya?” Tanya Vanila dengan dada yang bergerumuh karena kesal saat mengingat nama Bella.
“Aku malas berdebat tentang wanita itu, lebih baik turunkan aku.” Pinta Vanila dengan wajah malasnya ia memalingkan wajahnya untuk menatap ke arah jendela.
Calvin hanya bisa diam mendengar ucapan Vanila, ia lalu mengangkat ponsel yang sejak tadi bergetar di saku celananya.
“Ewin, cepat menuju rumah sakit tempat Bella di rawat.” Ucap Calvin dengan wajah tegangnya saat mendapr panggilan dari mertuanya.
Vanila langsung menatap ke arah Calvin, dia tidak mau ikut menemui Bella. “Tidak mau! Berhenti di sini aku ingin turun!” Protes Vanila, namun Erwin maupun Calvin tidak ada yang mendengarkan ucapannya. “Kak Calvin! Aku ingin turun! Aku tidak ingin menemui wanita itu!” Pekik Vanila dengan amatah yang mulai meradang.
“Berhenti berteriak!” Senyak Calvin. “Jangan memikirkan dirimu sendiri Vanila! Anakku dalam bahaya” sentak Calvin sambil meremas kedua bahu istrinya itu agar diam. “Anak kita…” lirihnya sambil menurunkan wajahnya dan menempel di pundak Vanila. “Kau harus menjaganya. Kau sudah berjanji akan menjadi ibu yang baik untuknya. Mana janjimu?” Tanya Calvin di dalam pelukan Vanila.
Calvin sangat ingin menangis saat tau jika Bella sedang ngamuk pada Baby, namun seberapa besar rasa sakit yang ia rasakan Calvin tetap tidak bisa menangis. Ia adalah seorang ayah, ia harus kuat untuk menjadi pelindung putrinya.
Vanila yang melihat perubahan sikap Calvin hanya bisa diam menerima pelukan suaminya yang entah mengapa rasanya seperti seseoorang yang terlihat kesepian di kedua mata Vanila.
Vanila hanya mempu menepuk-nepuk pelan punggung lebar milik Calvin.
“Tuan sudah sampai.” Ucap Erwin.
Calvin pun melepas pelukannya, lalu bergegas keluar dari mobil dan berlari memasuki rumahsakit.
Sementara Vanila ia enggan masuk, namun saat mengingat Baby ia pun bergegas keluar dari mobil dan mengejar Calvin. Walau dirinya sendiri tidak tau apa yang terjadi di dalam.
.
To be continued…
mampir dikarya ku ya jika berkenan