Mengisahkan tentang kehidupan pasangan yang berbeda latar belakang,antara keluarga elit dengan seorang gadis dari kalangan keluarga biasa dan sederhana.Kayyisa Virly Putri(Kay) terpaksa menikah secara diam-diam di usianya yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas.Awalnya Kay tidak setuju untuk menikah,tapi keadaan ekonomi keluarganya yang pas-pasan dan terlilit banyak hutang.Memaksa Kay harus menyetujui pernikahan secara ikhlas untuk memperbaiki keuangan keluarganya.Namun,pernikahan rahasia yang ia jalani tidaklah mudah.Karena ia harus berjuang menyesuaikan diri dengan kehidupan mewah kelas atas dari keluargabarunya,dan mengharuskannya terus belajar berbagai banyak hal sambil terus berusaha beradaptasi dengan suami yang tidak menyenangkan,yang memiliki hati dingin dan angkuh yang bernama Ben Nathan Hartanto(Ben).Seorang CEO muda ternama sekaligus pewaris tunggal dari keluarga Hartanto.Keduanya saling tak menyukai,tapi tetap menjalankan pernikahan tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuliastro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesulitan mengambil keputusan.
Di kediaman keluarga Hartanto,Nenek Ben dan Papanya merasa senang begitu mendengar dari mulut Ben langsung,jika ia menyetujui perjodohan pernikahan itu.
Tidak ada yang menanyakan alasan dibalik persetujuan Ben.Kecuali mamanya yang menanyakan alasan kepada Ben.
“Mengapa tiba-tiba kamu setuju untuk perjodohan ini?padahal sebelumnya kamu sangat tidak suka akan hal ini?”tanya mamanya pelan.
“Haruskah mama perlu tahu alasanku”jawab Ben dingin.
Mamanya memandang kesal pada Ben.
“Aku ibumu, sewajarnya mama harus tahu alasan dibalik keputusan mu ini.”
Ben menghela nafas pendek.
“Untuk apa mama perlu tahu,jika hidupku saja sudah kalian atur”ujarnya dingin.
“Ben! Seperti inikah caramu berbicara dengan orang tuamu.”Suara mamanya sedikit meninggi.
Ben bersikap tenang dan dingin.
“Sudahlah mah, jangan paksa Ben.Yang penting dia sudah bersedia menerima perjodohan ini”sahut Papa Ben mencoba membuat suasana mencair.
Nenek Ben yang semula diam, tiba-tiba ikut menimpali,”Tapi tidak ada salahnya juga.Jika mamanya ingin mengetahui alasan Ben.Menantuku juga berhak tahu atas pilihan putranya.”
Ben yang semula bersikap cuek kini mulai bereaksi terhadap ucapan sang nenek.
“Baiklah,kalian tidak usah berdebat.Aku akan memberitahu alasan ku menerima persetujuan ini,yaitu karena aku ingin tetap menjadi pewaris dari keluarga Hartanto.Aku tidak rela jika semua aset keluarga kita di sumbangkan begitu saja.Lagipula,aku juga memiliki andil dalam mengembangkan semua usaha di perusahaan kita.”
“Sudah mama duga,alasan mu pasti karena warisan”kata mamanya kecewa.
“Jika mama sudah tahu,lalu kenapa masih bertanya padaku”balas Ben ketus.
“Ben,kenapa bicaramu seperti itu.Mama hanya memastikan hal ini padamu.Pernikahan bukan negosiasi,itu adalah ikatan yang sakral.Kamu harus bertanggung jawab penuh terhadap istrimu.Apakah kamu sudah siap untuk itu?dan apakah kamu siap untuk mencintainya? mencintai seseorang yang belum kamu kenal sebelumnya?”cecar mamanya.
Papa Ben buru-buru menghentikan perdebatan kecil di antara istri dan putranya.Dia tidak ingin Ben berubah pikiran setelah menyetujui perjodohan itu.
“Calon istrimu itu masih bersekolah di sekolah menengah atas.”Papanya mencoba mengalihkan topik pembicaraan.
Ben bersikap dingin dan tak peduli, sebaliknya mamanya terkejut mendengar hal itu.Tapi Papa Ben meminta istrinya tidak berkomentar atau bereaksi lagi,dengan memberikan isyarat untuk tetap diam.Mama Ben pun hanya bisa mematuhi perintah suaminya.
Kemudian Papa Ben menyerahkan sebuah foto pada Ben.
“Lihatlah! Ini adalah foto calon istrimu.”
Awalnya Ben enggan untuk melihat foto itu,tapi karena desakan dari sang nenek akhirnya Ben dengan terpaksa melihatnya.
Betapa terkejutnya Ben saat melihat foto itu.Ternyata itu adalah foto Kay.
***
Papa Ben langsung menghubungi Ayah Kay,setelah Ben setuju untuk menikah dengan Kay.
Mendapat kabar itu Ayah Kay segera memberitahu istrinya.
Tentu saja Ibunya Kay merasa sangat senang dan meloncat kegirangan.
"Sekarang tinggal kita membujuk Kay supaya setuju menikah"ujarnya.
Begitu Kay tiba di rumah,ibunya langsung menarik tangan Kay dan mengajaknya ke ruang keluarga untuk berbicara.
Lalu ibunya memberitahu Kay,jika anak dari konglomerat itu setuju menikah dengannya.
Kay seakan tidak peduli dengan kabar itu.
Hingga ibunya terus membujuknya.
"Sayang,jika kau setuju untuk menikah.Ibu akan membelikan apapun yang kau inginkan."
Ibunya lalu mengambil handphone nya dan mencari foto Ben yang akan ditunjukkan pada Kay.
"Sayang,lihatlah..calon suamimu sangat tampan.Kau pasti akan sangat menyukainya."
Kay diam dan terlihat tidak tertarik.
Hingga ibunya memaksa dirinya untuk melihat foto Ben yang tersimpan di galeri handphone nya.
Tanpa sengaja Kay melihat foto Ben di layar handphone ibunya,bersamaan dengan ibunya berkata,"Namanya Ben…Ben Nathan Hartanto."
Ekspresi Kay sama terkejutnya dengan Ben.
"HAH!pria sombong itu yang dijodohkan dengan ku!Tidak…!"human Kay di dalam hati.
Kemudian Kay bilang dengan spontan,"Bagaimana aku bisa menikah dengan pria yang mencintai wanita lain,IBU!."
Ayah dan ibunya tentu saja kaget mendengar ucapannya.
"Apa maksudmu Kay?Apakah kau mengenal Ben?"tanya ibunya.
Kay mengangguk pelan,"Iya."
Ibunya tersenyum senang," Bagus…itu tandanya kalian memang berjodoh dan ditakdirkan untuk bersama."
"IBU!Bukan begitu!Siapa yang mau menikah dengan pria sombong seperti dia!Bahkan jika hanya ada dia satu-satunya pria terakhir di dunia ini.Aku tidak akan mau menikah dengannya"ucap Kay kesal.
"HUSH!Tutup mulutmu itu!Apa yang kau bicarakan?Di luar sana begitu banyak para gadis yang mengaguminya,bahkan berharap untuk menikah dengannya. Tapi kau malah berkata seperti itu"bentak ibunya sambil mengetuk pelan kening Kay.
Kay memegangi keningnya.Lalu ayahnya meminta Kay bercerita,"Jelaskan pada Ayah.Apa maksudnya jika Ben mencintai wanita lain?Tapi kenapa dia setuju untuk menikah denganmu.Bukankah itu aneh."
Kemudian Kay bercerita kepada Ayah dan ibunya.
"Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri dan mendengar secara langsung,kalau pria sombong itu sedang melamar wanita pujaannya.Wanita itu juga berasal dari keluarga yang kaya.Dia sangat cantik dan seorang model terkenal.Mana mungkin aku menikah dengan pria yang sudah mencintai wanita lain kan,ayah?."
"Ah,mungkin kau salah lihat atau sedang mengarang cerita kepada kami,supaya perjodohan batal kan"terka ibunya.
Kay berusaha meyakinkan ibunya dengan menunjukkan rekaman video,saat Ben melamar Dea.Tapi betapa terkejutnya Kay, saat mencari di handphonenya tidak dapat ia temukan file video itu.Dan lebih mengejutkan lagi.Galeri handphone Kay banyak berisi foto Ben.
"Pria sombong itu benar-benar tidak tahu diri! Berani-beraninya dia memenuhi handphone ku dengan semua foto jeleknya"gerutu Kay kesal.
Kedua orangtua Kay mengamatinya.
"Mana rekamannya?Ibu ingin melihatnya!Benar dugaan ibu,kamu pasti mengarang cerita ini"ucap Ibunya.
"Tidak ibu.Aku benar-benar merekamnya"ucap Kay meyakinkan.
"Tapi bukti rekamannya tidak ada kan.Berarti kamu berbohong."Ibunya terus memojokkan Kay.
"Aku tidak bohong,Bu!"bantah Kay kesal.
Kay pergi dari hadapan kedua orang tuanya dan masuk ke kamar.
***
Ben duduk terdiam di beranda kamarnya.
Dia masih sangat terkejut,jika calon istrinya adalah Kay.
"Bagaimana bisa gadis aneh itu yang dijodohkan denganku?"ucap Ben pelan menghela nafas panjang.
Tiba-tiba asisten pribadinya datang menghampirinya.
"Apakah tuan muda mencari saya?"tanya asistennya.
Lamunan Ben buyar seketika.
"Iya,aku ingin tahu.Apakah benar gadis yang papa tunjukkan padaku adalah gadis yang benar-benar dijodohkan dengan ku?"tanya Ben ragu.
"Benar tuan muda"jawab asistennya.
Ben terdiam sambil berpikir.
"Maaf tuan muda,anda sepertinya terlihat tidak senang.Jika anda tidak setuju dengan perjodohan ini.Mengapa anda melakukan semua ini?"kata asistennya.
Ben diam tidak menjawab,hanya memandang sekilas ke wajah asistennya.
"Nyonya muda sepertinya juga khawatir akan keputusan tuan muda.Apakah tuan muda sedang khawatir akan keputusan tuan ?"tanya asistennya lagi.
Kali ini Ben merespon perkataan asistennya.
"Kenapa kau mencemaskan ku Pak Slamet?."
"Saya sudah mengenal tuan muda sejak tuan muda kecil dan saya melihat tuan muda tumbuh menjadi dewasa. Saya hanya mengharapkan hal yang terbaik untuk tuan muda"jawab asistennya pelan.
"Bahkan aku sendiri pun tidak bisa menentukan kebahagiaan ku.Bukankah itu aneh?Di zaman modern seperti ini masih ada perjodohan.Menikah dengan gadis yang tak ku kenal.Tapi dia datang secara tiba-tiba dan membuatku kesal.
Ah,tapi tak apa.Aku merasa bosan dengan kehidupan ku saat ini.Mungkin dengan kehadiran gadis aneh itu akan membawa sesuatu yang baru dalam hidupku.Setidaknya aku memiliki boneka hidup yang dapat ku mainkan kapan saja"ujar Ben tersenyum sinis.
"Sepertinya tuan muda sudah mengenal gadis itu dengan baik"sahut asistennya.
"Aku belum sepenuhnya mengenal gadis itu.Tapi akan ku pastikan dia dapat mengenalku dengan sangat baik"balas Ben.
Asistennya terdiam dan tak mengerti maksud perkataan Ben.
***
Di dapur,Kay sibuk membersihkan peralatan masak nya yang sudah jelek.
Ibunya datang menghampirinya,"Sebentar lagi kau akan menjadi bagian dari keluarga konglomerat nomor satu di negara ini.Barang-barang jelek ini tidak akan kau gunakan lagi dan dapat menggantinya dengan yang baru."
"Apa yang sedang ibu bicarakan?"tanya Kay tak mengerti.
Ibunya mengusap punggung Kay lembut.
"Sayang,kau setuju kan menikah dengan Ben?."
Kay berhenti membersihkan peralatan memasaknya dan memandang tajam wajah ibunya.
"Kenapa ibu berpikir aku akan menikah dengan pria sombong itu?."
Ibunya terus membujuk Kay dengan berbagai macam cara untuk mempengaruhi keputusannya.
"Kau masih muda sayang.Di usiamu sekarang,kau tidak tahu apa yang paling penting bagi seorang wanita.Hal yang paling penting bagi seorang wanita adalah menikah."
"Tapi aku terlalu muda untuk menikah ibu!Apakah ibu ingin menjual ku untuk mendapatkan kekayaan?"ucap Kay tidak senang.
Ibunya menarik nafas panjang sambil mengusap kepalanya,"Sayang…Ibu tidak ingin kau menjadi sepertiku.Mengalami kesulitan di dalam hidup.Banyak hutang dan harus memutar otak untuk dapat bertahan hidup.Itulah kenapa,Ibu mengatakan perjodohan ini adalah hal terbaik buatmu.Percayalah,ayah dan ibu tidak menjualmu atau mengorbankan dirimu.Ini adalah takdirmu.Apapun yang Tuhan takdirkan,pasti akan mengantarkanmu pada kebaikan.Tapi ya sudahlah,Ibu tidak akan memaksamu lagi.Bagaimanapun juga ini adalah hidupmu,dan kau juga yang harus membuat keputusan.Lupakan dan abaikan saja penderitaan keluarga kita,dan biarkan rumah ini disita.Kita juga masih bisa hidup di jalanan setelah ini."
Ibunya berpura-pura sedih dan beranjak meninggalkan Kay menuju ruang keluarga.
Kay merasa bersalah dan terpengaruh melihat kesedihan ibunya.Lalu ia pun segera menyusul ibunya yang sedang duduk bersama ayahnya.
Kay menghampiri kedua orang tuanya,sambil menggenggam masing-masing tangan Ayah dan Ibunya.
"Maafkan aku,tapi aku sudah bilang pada kalian.Jika aku tidak akan menikah dengan pria sombong itu."
Ibunya kembali menunjukkan ekspresi wajah sedih,setelah Kay mengucapkan penolakan perjodohan itu.
"Aku tahu perusahaan Ayah sudah bangkrut.Dan hal itu membuat kita kesulitan dalam ekonomi.Hutang kita banyak,karena ayah tidak bekerja setahun belakangan ini dan hanya bekerja serabutan yang tidak tetap.Dan ibu bekerja keras untuk membiayai sekolah dan menghidupi keluarga kita.Aku tahu kalau kalian berdua sudah bekerja keras untuk memberikan kehidupan yang layak untukku.Tapi...apa kalian bahagia menjualku melalui perjodohan ini?"ucap Kay sambil meneteskan air mata.
Ayah dan Kay saling berpandangan,lalu Ayah Kay menunduk sedih. Sementara ibunya sedang memikirkan cara untuk membuat Kay menyetujui perjodohan itu.
Tiba-tiba ayahnya berkata dengan keras,"Baiklah sayang.Anggap saja tidak pernah terjadi apa-apa. Perjodohan ini kita lupakan saja."
Ayahnya mengusap air mata Kay lalu melemparkan kotak berisi cincin dan potongan kalung perjodohan itu ke lantai.
Tentu saja Ibunya tidak setuju dengan tindakan suaminya,lalu mengambil cincin dan potongan kalung yang terjatuh di lantai.
"Ah…untung saja tidak rusak"ucap ibunya sambil memeluk cincin dan potongan kalung itu.
"Sudahlah ibu,biarkan saja semua benda itu.Jangan paksa Kay untuk menerima perjodohan itu,jika dia memang tidak mau.
Ibu tidak usah lagi merasa cemas dan takut akan permasalah ekonomi keluarga kita,karena uang bukan segala-galanya.Kebahagiaan Kay jauh lebih penting dari apapun"teriak Ayahnya Kay.
"UANG ITU SEGALANYA AYAH!"sahut Ibunya Kay keras.
Merasa sangat kesal dan marah. Ibunya Kay melanjutkan lagi ucapannya.
"Jika setelah ini rumah ini disita kita akan jadi gelandangan.Kay tidak akan bisa sekolah lagi.Dan hutang kita masih menumpuk.Apakah Kay bisa mendapatkan kebahagiaan,jika untuk hidup saja kita susah?apa ayah dapat menjamin kebahagiaan dan masa depan Kay ?."
Ayahnya Kay terdiam sambil menunduk lesu,karena dia tahu semua yang dikatakan istrinya itu memang benar.
Tiba-tiba bel pintu rumah Kay berbunyi.
Kay bergegas menuju ruang tamu untuk membuka pintu.
Belum sepenuhnya pintu terbuka.Beberapa orang yang datang langsung mendorong pintu dengan keras dan hampir membuat Kay terjatuh.
Kay terkejut melihat tamu yang datang itu adalah orang-orang yang hendak menyita barang-barang di rumahnya,karena ayahnya belum mampu untuk melunasi hutang-hutangnya.
Ayah dan Ibu Kay segera bergegas menuju ruang tamu,setelah mendengar keributan yang terjadi.
Kedua orang tua Kay terkejut dan syok,saat melihat orang -orang itu menempeli semua barang-barang di kediaman mereka.
Ibunya Kay tidak tinggal diam dan meminta waktu pada orang-orang itu,untuk dapat melunasi hutang-hutangnya. Tapi orang-orang itu tak mau mendengarkannya dan mendorongnya.
Ayahnya Kay tidak menerima karena istrinya diperlakukan dengan kasar,sehingga membuatnya melawan orang-orang itu.Tapi malangnya,Ayahnya di dorong oleh orang-orang itu dan jatuh tersungkur.
"AYAH!"pekik Kay dan ibunya bersamaan.
Ibu Kay berusaha membantu suaminya, lalu melawan orang-orang itu,sehingga terjadilah keributan.
Kay yang tidak terima orang tuanya diperlakukan dengan kasar.Turut ikut membantu kedua orang tuanya melawan orang-orang itu tanpa rasa takut.
Kay berteriak keras sambil berusaha melindungi orang tuanya yang hendak diserang.
"Jangan sakiti ayah dan ibuku"ucapnya.
Tiba-tiba beberapa orang utusan pengawal Papa Ben datang di kediaman Kay.Dan membantu Kay yang tertindas bersama kedua orang tuanya.
Sehingga membuat orang-orang penagih hutang itu pergi ketakutan,tapi tetap mengancam akan kembali lagi,setelah mengultimatum Ayah Kay untuk segera melunasi hutang-hutangnya.
Kay menatap sendu wajah kedua orang tuanya yang terluka dan lebam.
Lalu berlari mengambil kotak P3K untuk mengobati kedua orang tuanya.
"Sekarang apa kau akan tetap menolak perjodohan itu,setelah melihat semua ini Kay?"kata ibunya lirih.
Kay terdiam sambil mengobati luka ayahnya,dibantu para utusan Papanya Ben.
Dia sangat terguncang hingga meneteskan air mata.
Para utusan itu menyampaikan pesan dari Papanya Ben,untuk menanyakan jawaban Kay atas perjodohan itu.Sekaligus meminta cincin dan potongan kalung yang disimpan oleh Ayahnya Kay untuk disatukan kembali.
Kay tertunduk lesu,lalu beranjak pergi ke kamarnya dengan rambut berantakan, karena ditarik oleh orang-orang penagih hutang itu.
Ayahnya menatap sedih ke arahnya,sebaliknya Ibunya menunjukkan wajah penuh kekecewaan.
"Hilang sudah harapan dan impianku untuk mendapatkan kehidupan yang baik dan mapan"ucap Ibunya murung.
Ayah Kay lalu mempersilahkan para utusan dari Papanya Ben untuk duduk di ruang tamu,sembari ia mengambil cincin dan potongan kalung.
"Maaf keadaan rumah kami berantakan karena orang-orang tadi.Mohon tunggu sebentar,saya akan mengambil benda ini"ucap Ayah Kay datar.
Kay sedang ada di dalam kamarnya,sedang duduk di dekat jendela kamar mengamati bunga.Dia terbenam dengan pikirannya.
"Apakah aku harus menikah dengan pria sombong itu?"ucapnya pelan seolah sedang berkata dengan bunga yang ia pandang.
Kay menghela nafas pendek sembari menutup kedua matanya.
"Suatu saat aku juga pasti akan menikah,dan semua ini adalah soal waktu saja.Jadi tidak ada salahnya jika aku menikah sekarang,sekaligus menghentikan penderitaan kedua orangtua ku."
Kay tiba-tiba berkata lagi dan membuka matanya lebar-lebar,"TIDAK!Aku tidak bisa melakukannya.Aku masih muda dan masa depanku masih sangat panjang.Dan aku tidak bisa menjadikan pria sombong itu sebagai pasangan hidupku.TIDAK MUNGKIN!.Aku tidak ingin menikah dengan cara seperti ini."
"Tapi ini kesempatan sekali seumur hidup. Aku mungkin harus mengambilnya.Bagaimana jika orang-orang penagih hutang itu datang lagi dan menyakiti kedua orangtua ku?" kata Kay tiba-tiba.
Kay tertunduk lesu dan bingung menentukan pilihan.