NovelToon NovelToon
Aku tahu kau selingkuh

Aku tahu kau selingkuh

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Konflik etika / Selingkuh / Dendam Kesumat
Popularitas:3.2M
Nilai: 4.7
Nama Author: Itha Sulfiana

"Tidak semudah itu kamu akan menang, Mas! Kau dan selingkuhanmu akan ku hancurkan sebelum kutinggalkan!"

~Varissa
_____________________


Varissa tak pernah menyangka bahwa suami yang selama ini terlihat begitu mencintainya ternyata mampu mendua dengan perempuan lain. Sakit yang tak tertahankan membawa Varissa melarikan diri usai melihat sang suami bercinta dengan begitu bergairah bersama seorang perempuan yang lebih pantas disebut perempuan jalang. Ditengah rasa sakit hati itu, Varissa akhirnya terlibat dalam sebuah kecelakaan yang membuat dirinya harus koma dirumah sakit.

Dan, begitu wanita itu kembali tersadar, hanya ada satu tekad dalam hatinya yaitu menghancurkan Erik, sang suami beserta seluruh keluarganya.

"Aku tahu kau selingkuh, Mas!" gumam Varissa dalam hati dengan tersenyum sinis.

Pembalasan pun akhirnya dimulai!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Revenge is begin

Varissa melakukan tugasnya sebagai istri seorang Erik Evansyah seperti biasa. Pagi ia akan mengawasi para ART dalam membuat sarapan dan melayani suaminya sampai berangkat kerja. Sore hari, ketika Erik pulang, baju ganti serta air hangat untuk mandi sang suami juga sudah dipastikan tersedia. Ia melakukan semuanya dengan sempurna seperti biasa sehingga tak sedikit pun celah bagi Erik untuk mengendus rencana pembalasan Varissa.

"Capek ya, Mas? Sana gih, mandi dulu! Nanti airnya keburu dingin," ucap Varissa saat Erik pulang sore seperti biasa.

"Nggak mau mandi bareng, Sayang?" Erik mulai melancarkan serangan. Memeluk pinggang ramping sang istri dengan kerlingan mata yang menggoda pertanda sedang meminta haknya sebagai seorang suami.

Varissa dengan sedikit risih melepaskan kedua tangan Erik dari pinggangnya. Jujur, ia jijik bahkan ketika Erik hanya sekedar ingin menciumnya. Varissa tidak mau dicium oleh bibir yang sama dengan yang mencium perempuan j*lang itu apalagi jika sampai berhubungan intim meski Varissa tahu kalau itu adalah kewajibannya sebagai seorang istri. Namun, mau bagaimana lagi? Bukankah dengan keputusan Erik diam-diam berselingkuh telah melepaskan Varissa dari kewajibannya dalam melayani lelaki itu?

"Mas, aku lagi datang bulan. Kamu mandi sendiri aja, ya!" ujar Varissa berkelit.

Erik mendengus. Perasaan tak senang terpancar dari wajahnya. "Semenjak kamu keluar dari rumah sakit, kita nggak pernah lagi berhubungan suami istri. Apa kamu udah nggak mau ku sentuh lagi, Va?" tanyanya geram.

Varissa berusaha meredakan amarah Erik. Ia memegang tangan suaminya lalu menciumnya sedikit agak lama. "Bukan begitu, Mas! Tapi, kamu tahu sendiri kan? Kondisi kesehatan aku memang nggak menentu. Kalau sakitnya tiba-tiba kambuh, aku bisa apa?"

Erik terdiam. Sementara Varissa boleh bernapas lega. Wanita itu memang sengaja meminta bantuan Dokter Imran untuk memberikan analisis palsu kepada Erik terkait kondisi kesehatannya. Ia berpura-pura mengalami kesakitan pasca kecelakaan yang seringkali kambuh disaat yang tidak tepat. Terutama, ketika Erik memintanya untuk berhubungan badan. Padahal, itu hanya akal-akalan Varissa karena tak sudi lagi bersentuhan dengan lelaki yang juga telah bersentuhan dengan perempuan lain.

Dan, untungnya Erik percaya alasan tak masuk akal tersebut. Kebohongan Dokter Imran dan Varissa ia telan mentah-mentah begitu saja.

Saat itu, Varissa sadar bahwa dirinya yang dulu sama bodohnya dengan Erik yang sekarang. Mudah percaya sebelum membuka mata dengan benar.

"Ya sudah, Mas mandi dulu. Kamu tunggu dibawah aja!" putus Erik kemudian.

Varissa menyeringai melihat wajah kecewa Erik yang kini sudah berlalu ke kamar mandi. Ketika ponsel Erik yang tergeletak di atas ranjang menyembulkan notifikasi WA yang masuk, Varissa langsung saja mendekat. Meraih benda pipih itu lalu berusaha membuka kuncinya.

Sekali percobaan tak berhasil. Kedua kalinya pun sama. Password ponsel Erik tak bisa ditebak dengan mudah oleh Varissa. Lantas, apakah Varissa akan merasa kecewa? Tentu saja tidak. Toh, notifikasi yang sama juga akan masuk ke dalam ponsel milik Varissa karena dia telah terlebih dulu membajak ponsel Erik sejak jauh-jauh hari. Bisa dibilang, ia hanya sekadar iseng ingin menebak-nebak password ponsel Erik semata.

"Mas?" panggil Varissa dari luar. Ia mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi sambil memegang ponsel Erik yang terus-menerus berbunyi karena tak kunjung mendapat balasan dari chat yang ia kirimkan.

"Kenapa, Va?" teriak Erik dari dalam.

"HP kamu bunyi terus nih. Kayaknya penting," sahut Varissa.

Tak butuh waktu lama, pintu kamar mandi langsung terbuka. Wajah Erik tampak kaget dan langsung menyambar ponsel miliknya dari genggaman tangan Varissa.

Office calling...

Mata Erik sontak membulat saat melihat siapa yang menelepon. Itu Mauren.

"Kenapa, Mas?" tanya Varissa pura-pura. Dia tahu bahwa nomor yang dinamai Office itu adalah selingkuhan suaminya.

"Nggak apa-apa," jawab Erik yang mencoba setenang mungkin. "Kamu nggak sempat buka pesan atau angkat telepon aku, kan?" tanyanya ketika panggilan Mauren ia reject begitu saja.

Varissa mencebik. "Gimana mau baca pesan kalau HP kamu aja pakai password yang sama sekali aku nggak tahu, Mas?"

Erik menghela napas lega. Untung saja.

"Ya udah, kamu duluan ke bawah ya! Nanti aku nyusul! Aku mau ngurus kerjaan di kantor dulu sebentar," kata Erik merayu agar Varissa mau meninggalkannya sendirian. Bisa gawat kalau dia mengabaikan Mauren terlalu lama. Wanita itu bisa saja nekat ke rumahnya dan membuat perselingkuhan mereka jadi terbongkar didepan Varissa.

"Oke! Jangan lama-lama ya, Mas! Entar makan malamnya keburu dingin," angguk Varissa patuh.

Usai sang istri keluar dari dalam kamar, Erik segera mengenakan pakaian dan berlari mengunci pintu kamar. Kemudian, dia pun mengangkat panggilan Mauren setelah ia memastikan tak ada satupun orang yang mendengar atau menguping pembicaraannya.

"Kamu apa-apaan sih? Sudah ku bilang jangan telepon atau kirim pesan kalau aku lagi di rumah!" geram Erik marah ketika panggilan itu tersambung.

"Mas, kamu kenapa marah? Justru aku yang seharusnya marah sama kamu."

"Memangnya kenapa?" tanya Erik ketus.

"Kamu baru aja bikin aku malu, tau nggak? Masa' dua kartu kredit yang kamu kasih ke aku nggak bisa digunain sama sekali?"

Alis Erik mengernyit heran. Sejak kapan kartu kredit tanpa limit milik Varissa yang dia berikan kepada Mauren tidak bisa dipakai? Bukankah, biasanya tidak ada masalah?

"Itu nggak mungkin, Mauren! Kamu jangan ngarang, ya!"

"Aku nggak bohong, Mas! Pokoknya, aku nggak mau tahu! Kamu harus bayar belanjaan aku, sekarang!"

"Memangnya, kamu lagi dimana?"

"Di Gucci bareng temen-temen aku. Kamu jangan sampai bikin aku malu ya, Mas!"

Erik mendengus. "Berapa total belanjaan kamu?" tanyanya sambil menyisir rambutnya frustasi. Selingkuhannya memang perempuan yang sangat boros. Namun, karena sudah terlanjur cinta dan ketagihan pada permainan ranjang Mauren, selama ini Erik tidak pernah keberatan membiayai berapa pun pengeluaran Mauren.

"425 juta," jawab Mauren enteng.

Mata Erik terbelalak. "Gila ya kamu? Uang sebanyak itu kamu pakai beli apa?"

"Traktir temen-temen aku lah! Buat apa punya pacar Direktur kalau aku tetap aja kelihatan dibawah standar mereka, Mas?"

Erik tak bisa berkata apa-apa lagi. "Oke! Tunggu! Aku transfer sekarang!"

Kepala lelaki itu rasanya ingin pecah. Uang di rekening pribadinya juga tersisa tak seberapa. Hanya tinggal puluhan juta saja karena selama ini dirinya juga tergolong lelaki yang boros dengan sejuta gengsi di kalangan teman-temannya. Erik tidak pernah terlihat ingin dibawah. Dia ingin tampak berkuasa dengan uang-uang yang sebenarnya bukan milik dirinya. Kartu kreditnya hanya ada satu yakni yang diberikan kepada Mauren. Itu pun memiliki limit dan akhirnya membuat Erik terpaksa memberikan kartu kredit tanpa limit milik Varissa secara diam-diam saat Varissa koma di rumah sakit. Tapi sekarang, bahkan kartu itu juga sudah tidak berfungsi. Ada apa sebenarnya?

*****

Di kamar milik Almarhum ayahnya, Varissa tersenyum senang mendengar percakapan Mauren dan Erik yang sudah ia sadap. Permainan yang sesungguhnya akan dimulai sekarang. Varissa sudah menyiapkan amunisi-amunisi yang dimulai dengan hal yang kecil-kecil terlebih dulu. Hidangan besarnya ia simpan di bagian paling akhir agar lebih dramatis saat disuguhkan.

"Nyari apa, Mas?" tanya Varissa yang sukses mengagetkan Erik.

Lelaki itu sedang membuka laci meja rias Varissa. Tempat dimana ATM, buku rekening serta kartu kredit Varissa biasanya tersimpan. Bisa Varissa tebak kalau Erik sedang berupaya mencuri uang miliknya untuk diberikan kepada Mauren.

"Aku... Aku lagi cari Earphone aku," kilahnya. Ditutupnya dengan cepat laci itu sebelum Varissa curiga pada kelakuannya.

Varissa melangkah mendekati Erik. Sebuah kotak persegi empat berukuran kecil ia ambil diatas meja riasnya lalu memberikannya pada Erik.

"Ini apa?" tanya Varissa seraya membukakan tutup kotak itu. Didalamnya terdapat Earphone yang Erik cari.

Erik tertawa sumbang. Ia mengambil Earphone itu lalu berpamitan pada Varissa untuk turun terlebih dahulu untuk makan malam.

"Mas?" panggil Varissa.

Erik berbalik.

"Kamu lihat kartu kredit no limit aku, nggak?" tanya Varissa bersedekap.

Erik menelan ludahnya kasar. Seperti ada tulang yang tersangkut di tenggorokannya saat ini.

"N-nggak. Memangnya kenapa?"

Varissa menghela napas. "Kayaknya hilang deh. Makanya, aku udah minta tolong ke Om Reno buat blokir kartu itu. Tapi...,"

"Tapi apa, Va?" tanya Erik saat Varissa menggantung kata-katanya.

"Om Reno juga kasih aku detail tagihan kartu kredit kamu bulan ini. Jumlahnya banyak banget, Mas! Dan, semuanya dari toko berlian," ucap Varissa. "Kamu belanja berlian buat siapa?"

Lutut Erik terasa lemas. Jantung lelaki itu seperti ingin copot dari tempatnya. Habis sudah riwayatnya.

1
Cicih Sophiana
waduh tato nya sampe penuh... sayang ihh badan mulus jd kotor banyak gambar nya😅
Cicih Sophiana
ya iyalah lupa buat apa suami selingkuh di ingat... tp klo udah begitu kasian sama Tika yg gak ikut campur
Cicih Sophiana
gapapa kena bakso muntahan Varissa... kan air liurnya jg... hmmm
Cicih Sophiana
wow tinggi bingit yg jd Dikta...🤭
Ririn
gila ...air mata ku tak berhenti turun 😭😭😭
Evy
Maksudnya...????...
Evy
Mewek..
Diana Puji Astuti
yaah kog tamat sih... tanggung amat
Akbar Razaq
harusnya rekrut satpam setara sama bang Rambo dah biar si Etiknya tunggang langgang kek kemaren
Suharnani
Begitu masih sombong dan tak merasa bersalah
Suharnani
malah nyalahin orang lain
Suharnani
Pikiran bodoh itu namanya
Suharnani
Ya Allah itu mah luka sekujur tubuh merata.
Kasihan Cinta dengan luka bakarnya itu. sudah begitu di katai pembawa sial lagi. tambah mengangah lah luka tubuh dan lukai hatinya
Suharnani
Varrisa juga ngapain cari masalah
Suharnani
Ya jelas dong, Dikata sombong omongnya nyata. lah kamu cuma modal dengkul
Suharnani
kamu setannya berarti mauren. semua keluarga di bawa terjerumus ke neraka
Suharnani
Kalau itu anak Harun, apa yg mandul itu Eric
akukaya
jahat
Suharnani
berarti mauren itu setannya
Suharnani
Bener"setan tuh si mauren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!