Arsya adalah seorang gadis yang memiliki cita-cita menjadi seorang dokter yang hebat. Sejak dibangku SMP dia tertarik mempelajari ilmu kedokteran. Semangatnya yang tinggi dalam belajar menjadikan dirinya diterima di salah satu kampus kedokteran yang cukup terkenal di kota X. Namun justru jurusan kedokteran ini menyebabkan suatu trauma yang mendalam baginya sehingga dia harus mengubur mimpinya karena suatu kesalahan yang membuat dia dipertemukan dengan Dion laki-laki playboy yang cukup terkenal di kampus. Bagaimanakah kisah perjuangan Arsya mengubur mimpinya dan menjadi sukses di bidang yang berbeda? Bagaimana juga perjuangan Dion untuk mendapatkan Cinta Arsya? yuk simak novel kedua ku. dan jangan lupa untuk like dan subscribe.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratri Larasati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Malam hari kakak dari Arsya tiba di rumahnya. Dia bergegas menemui adeknya
" bi Atik gimana keadaan Arsya?" tanya nya panik
" nona Arsya masih tidur aja tuan makan juga hanya sedikit." jawab bi Atik
Firman segera menuju ke kamar menemui adeknya
" De abang datang. Boleh abang masuk? Tanya bang Firman
" iyaa... Bang masuk aja nggak dikunci kok" ucap nya lemah
" ya Allah de kamu sampek pucat banget kayak gitu. Udah periksa belum?" panik bang Firman
Bang Firman segera memeriksa adeknya. Dugaan sementara adek nya terkena tipus.
" de sebaiknya kita ke rumah sakit aja. Ayo Abang bantu. " ucap bang Firman
" tapi adek nggak mau bang. istirahat di rumah aja ya bang. " bantah Arsya
" nggak ada bantahan de. Ayo segera takutnya semakin parah. " tegas mas Firman
Arsya dan kak Firman bergegas menuju ke sebuah rumah sakit di kota tersebut. Benar sesuai dengan dugaan Firman Adek nya ini terkena tipus.
Arsya benar-benar sudah lemah kondisinya setibanya di rumah sakit dia hanya tertidur saja.
Di kampus
Dion dan teman-teman nya hari ini full kuliah pagi. Setelah jam kuliah jeda Dion sengaja diam di kelas berlebih dahulu. Kemudian tiba-tiba Amel datang menyusul dirinya ke kelas. Teman sekelas yang sudah paham akan kebiasaan mereka bergegas meninggalkan kelas agar memberikan mereka waktu. Amel berjalan mendekati Dion dan duduk di samping Dion.
" Dion aku kangen sama kamu. " ucap Amel
Tanpa aba-aba segera Amel mencium Dion. Namun Dion saja tanpa merespon apapun. Semenjak berhasil mencium Arsya 2 kali dia merasa tidak tertarik dengan wanita manapun. Bahkan biasa nya dia akan nafsu ketika bersama dengan wanita-wanita itu hal itu tidak di rasakan oleh nya. Dia malas untuk membalas ciuman Amel malah melepaskan amel hingga nyaris terjatuh.
" cukup gue laper mau ke kantin. " ucap Dion ke Amel
" tapi gue masih kangen sama kamu lho sayang. " ucap Amel
Dia mengabaikan Amel dan bergegas menuju ke kantin menyusul teman-teman nya yang lain.
Di kantin dia menyusul Tio dan yang lainnya.
" kenapa tu muka BT banget. " ucap Tio
" lho belum dapat jatah dari Amel? Selidik Satria
" pesenin gue makanan juga donk. Laper gue. " ucap Dion mengabaikan pertanyaan temannya
" Hari ini maba libur kah? Kok sepi kantin?" alibi Dion
" owh lho lagi nyariin gadis itu. Pantesan badmood " ucap Tio
"ada yang lagi kangen ternyata ges?" ucap Satria
"Diam yuk makan. " ucap Dion mengalihkan perhatian
Mereka kemudian makan makanan pesanan mereka.
Tidak lama kemudian para maba berdatangan ke kantin. Dari jauh dia melihat hanya ada 2 temannya namun tidak ditemukan adanya Arsya di antara mereka.
Mereka melewati meja Dion dan teman-teman nya hingga Rangga mendengar pembicaraan mereka.
" sepi ya nggak ada Arsya? " ucap Ceci
" kenapa emang Arsya nggak masuk?" tanya Cinta
" dia sakit kemarin demam dan lemas. " jawab Ceci
Dion POV
Hari ini nggak tau kenapa mood ku untuk kuliah males banget. Ditambah lagi dari pagi si Amel udah nyari-nyari perhatian mulu. Jadi tambah malas. Ku putuskan untuk mengabaikan Amel yang berusaha memancing nafsu ku dan beralih menuju ke kantin.
" tumben hari ini gue nggak ketemu dengan tu cewek?" ucap nya saat menuju ke kantin
Disana sudah ada teman-temanku sedang makan segera ku susul mereka dan ikut makan.
nggak tau kenapa mulut gue bisa menanyakan tentang maba yang nggak terlihat di kantin saat ini hingga menyebabkan kecurigaan teman-teman ku.
sampai-sampai aku di bilang kangen nyariin gadis itu.
" nggak mungkin gue tertarik sama dia. gue cuma belum memberikan peringatan aja ke dia. " bantah batin ku
ku ajak teman-teman ku untuk lanjut makan agar mereka tidak membahas mengenai gadis itu.
dari arah belakang ku sayup - sayup ku dengar teman-teman Arsya membicarakannya. Ternyata hari ini dia tidak masuk karena sakit. Yang ku dengar dia demam dan lemas
" masak gara-gara kemarin aja sampek sakit gitu. Benar-benar gadis yang polos. Aku semakin tertarik pada nya." ucapku dalam hati
Tanpa menunggu temanku setelah makan ku habis segera ku meninggalkan mereka di kantin. Terdengar mereka memanggil namaku.
" dion tunggu lho mau kemana buru-buru amat. Apa lho mau nyamperin itu cewek? " tanya Satria
" nggak buat apa. Emang ada urusannya dengan gue. Gue males aja ntar kalau Amel nyusul " bantah Dion
Di rumah sakit
pagi ini keadaan Arsya udah lebih baik. Sebaiknya aku segera mengabari Ceci takutnya kalau dia khawatir nyariin aku.
" Ci sorry hari ini aku nggak masuk karena sakit. Sambil aku mengirim kan foto diriku sedang di infus di rumah sakit.
" ya Allah Arsya lho sakit apa?" panik Ceci
" nggak papa kok hanya gejala tipes aja. " ucap Arsya
" ok semoga lekas sembuh baby Arsya. " ucap Ceci
Banyak teman-teman nya Arsya yang suka memanggil diriku dengan sebutan baby karena wajah ku yang terlihat jauh lebih muda dari usiaku. Tidak lama kemudian bang Firman masuk dengan membawa sebungkus sarapan.
" gimana udah enakkan." tanya bang Firman
" heeem bang. " ucap arsya lemah
" coba kalau tadi abang nggak jadi kesini kamu bakal an tunda-tunda untuk periksa. " marah kak Firman.
" iya bang maaf. " ucapku
" iya udah nggak papa penting kamu bisa istirahat agar lekas pulih. Yuk mari makan abang beli bubur tadi. Apa kamu mau?" tanya mas Firman
" iya bang. Abang udah makan belum? " tanya Arsya
" belum nanti aja. makan lah yang banyak agar lekas membaik. " ucap bang Firman
Arsya kemudian makan dan meminum obatnya. Dia berusaha untuk segera membaik agar cepat sembuh dan kembali kuliah seperti biasanya.