Pembaca baru, mending langsung baca bab 2 ya. Walaupun ini buku kedua, saya mencoba membuat tidak membingungkan para pembaca baru. thanks.
Prolog...
Malam itu, tanpa aku sadari, ada seseorang yang mengikuti ku dari belakang.
Lalu, di suatu jalan yang gelap, dan tersembunyi dari hiruk-pikuk keramaian kota. Orang yang mengikuti ku tiba-tiba saja menghujamkan pisau tepat di kepalaku.
Dan, matilah aku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ady Irawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35. Black Death. 5
Waktu kembali tidur, aku merasakan ada seseorang memegang bahuku. Lalu, dia mengatakan sesuatu yang sangat pelan, hingga aku hampir tak bisa mendengarnya. Tapi, lambat Laun suara itu mulai terdengar. "Lupakan, luapkan kasus ini dan kembalilah menjadi anak SMP biasa." Suara itu... Pak Zainal Abidin!! Ngapain dia?
Aku mencoba untuk bangun, tapi tidak bisa, seolah ada kekuatan yang sangat dahsyat menahan diriku supaya aku tetap tertidur.
"Lupakan. Lupakan semuanya. Mengerti? Kalau mengerti, anggukan kepala mu." lanjut Pak Zainal Abidin. Dan tanpa sadar aku mengangguk. "Bagus, saat kamu bangun nanti. Semua ingatanmu tentang siapa pelaku yang sesungguhnya, dan siapapun yang terlibat di dalamnya, kamu akan melupakan semuanya."
Ini salah satu sihir yang ada di dalam kitab iblis milik Bogel. Aku pernah membacanya, sihir yang memanipulasi ingatan. Atau lebih dikenal sebagai hipnotis. Kenapa Pak Zainal Abidin menghipnotis diriku? Untuk apa?
"Dalam ingatanmu, Cikita telah mati menjadi korban, dan korbannya adalah Udin. Bukan hanya Cikita, tapi semua korban yang tewas itu adalah ulah Udin. Kalau mengerti, sekali lagi anggukan kepalamu." dan aku mengangguk di dalam tidurku. "Bagus, setelah mendengar pintu tertutup, kamu akan terbangun dan melupakan semua kebenarannya."
Terdengar suara langkah kaki meninggal ku, lalu beberapa detik kemudian suara pintu depan terdengar di buka dan di tutup, saat itulah aku bangun dari tidurku. Tapi, usaha Pak Zainal Abidin gagal. Aku tetap mengingat kejadian itu, siapa pelaku sesungguhnya. Tapi, sepertinya aku harus berpura-pura tidak tahu. Aku harus berpura-pura meyakini kalau Udin adalah pelakunya.
Benar, pelakunya memang Udin seperti yang ada di dalam video itu. Tapi, mungkin saja dia di hipnotis seperti aku saat ini. Dan melempar semua tuduhan itu kepada dia. Tapi, siapa yang telah menghipnotis Udin? Pak Zainal Abidin? Bukan, seingat ku, di ujung kesadaran ku Pak Zainal Abidin memang datang ke Ba'an. Tapi, dia tidak membantu Bogel sama sekali, malah dia melepaskan tembakan ke arah dia. Jadi, apakah Bogel lah yang menghipnotis Udin?
Lalu, kenapa Pak Zainal Abidin harus repot-repot menghipnotis diriku supaya aku melupakan semua kebenaran itu?
Aku bangun dari tempat tidurku. Berjalan menuju kamar mandi dan membersihkan mukaku. Lalu, menatap wajahku ke cermin yang ada di kamar mandi. Bekas lukaku hampir sembuh, namun rasa perihnya ketika terkena air benar-benar sangat tidak tertahankan.
Wajahku sekarang aneh, dengan bekas luka di dahi dan mata sebelah kanan. Lalu, mata kiri dan kanan yang berbeda karena salah satunya memakai mata palsu. Sehingga, aku sudah seperti bukan diriku yang dulu.
Lupakan masalah wajahku. Aku masa bodoh dengan itu. Yang menjadi pertanyaan ku adalah. Kenapa Pak Zainal Abidin seperti itu kepadaku? Apakah dia kasihan kepadaku sehingga dia berniat membuat aku melupakan kejadian itu, dengan pemikiran kalau aku akan menjadi trauma?
Aku rasa bukan. Pasti ada misteri dibalik ini semua. Aku harus segera memecahkannya, tapi, aku akan mengikuti alur cerita yang Pak Zainal Abidin buat. Aku akan berpura-pura meyakini semua yang dia katakan ketika menghipnotis diriku.
Aku harus memeriksa Ba'an. Lalu, memeriksa siapa putri Pak Zainal Abidin yang di katakan oleh Pak Pol muda yang mengantarkan aku pulang. Lalu, apa hubungannya Pak Zainal Abidin dan Bogel. Kenapa Pak Zainal Abidin juga memiliki sihir yang mirip di kitab iblis milik Bogel. Apakah buku kitab iblis itu memang ada banyak? Dan apakah buku itu dulunya di produksi secara masal? Tidak, pada jaman itu buku adalah barang mewah, dan tidak semua orang bisa memilikinya. Terlebih, seingat ku, kitab iblis milik Bogel dibuat sebelum tahun 1900an.
Nex
"Astaga!! Aku sudah mengetuk pintu rumahmu lebih dari sepuluh menit!!" Lenny masuk ke rumahku dengan bersungut-sungut. "Diluar panas tau."
"Maaf, aku barusan dari kamar mandi. Ada ritual khusus." jawabku.
"Aku kawatir ada apa-apa denganmu." kata Lenny Anggraini sambil memperhatikan wajahku. "Kamu baik-baik saja kan? Wajahmu sedikit pucat."
"Wajahku memang sedikit aneh karena luka ini." jawabku. "Tapi, aku beneran tidak apa-apa kok."
"Syukurlah. Aku benar-benar takut kalau ada apa-apa denganmu. Aku dengar dari Bu Devi, kemarin ada penampakan pocong lagi di sini. Salah satu pelanggan dia bercerita secara langsung. Kamu tidak di tampakin pocong kan?"
"Astaga, aku kira kamu cemas karena kenapa. Tenang saja, aku baik-baik. Lihat!!" aku berpose mirip binaraga.
"Ahahah. Kamu ini kurus kering. Ga pantes berpose begitu. Malah jadi mirip binarangka." dia terkekeh geli melihat tingkah lakuku. "Tapi, aku benar-benar kawatir."
"Ok, terima kasih atas perhatiannya. Aku baik-baik saja. Ok?" dan setelah sekian kali dia berkata kalau dia kawatir. Akhirnya dia bernafas lega. Lalu memegang tanganku.
"Baik, aku percaya kalau kamu baik-baik. Kalau ada apa-apa, jangan sungkan untuk meminta tolong kepadaku. Kita sekarang sudah jadian. Mengerti?"
Aku balas genggaman tangannya. Dan membelai lembut jari-jemarinya. "Ya. Kalau ada apa-apa, kamu orang pertama yang aku kasih tahu."
"Ok. Kalau begitu, aku pulang dulu. Mau siap-siap untuk jualan nanti malam. Assalamualaikum."
"Waalikumsalam. Apa kamu perlu di bantu?"
"Bantu aku untuk mengistirahatkan tubuhmu." jawab lalu mengecup pipi ku. Aku langsung salah tingkah dibuatnya. "Semoga harimu indah."
"Sama-sama."
Nex
Setelah Lenny hilang dari pandangan. Aku memeriksa daun pintu rumahku. Aneh, tidak ada bekas dobrakan seperti yang di katakan oleh Pak Zainal Abidin. Dia masuk ke dalam rumahku dengan cara membukanya baik-baik. Dia menduplikat kunci rumahku?
Hahaha, untuk apa? Untuk bisa keluar masuk dan menghipnotis diriku kalau-kalau aku berhasil mengingat kejadian itu?
Sial. Teka-teki ini masih terlalu dalam untuk mendapatkan jawabannya. Aku benar-benar harus memeriksanya.
Pertama-tama, aku harus memeriksa kitab iblis itu. Maka dari itu aku langsung menuju ke kamarku sekali lagi. Buku itu masih tersimpan di tempatnya. Dua kitab iblis dan buku.... Hei!!! Buku harian Mark Jansen hilang!! Di tempat buku harian Mark Jansen itu di ganti oleh buku yang sampulnya mirip!! Siapa yang mencurinya? Kurang ajar!!! Dasar maling biadab!!!
Tong...
Oi?
Elu ngatain orang lain maling saat buku Elu hilang. Tapi, Elu sendiri main embat buku di ruang rahasia itu kan? Berarti Elu juga maling kan?
Hahaha... Lupakan... Lupakaaaannnn!!!!
Nex!!!!!
Waktu keluar rumah. Aku menyadari kalau ada beberapa orang yang tidak aku kenal sedang berdiri tak jauh dari rumah ku. Sepertinya mereka bukan orang-orang sembarang. Tubuhnya tegap, dan wajah mereka menyebalkan. Tipikal wajah polisi. Oh, aku sedang di awasi ya? Untuk apa? Untuk meyakinkan bahwa aku benar-benar telah berhasil di hipnotis oleh Pak Zainal Abidin?
Ok, kalau itu maumu. Aku akan mengikuti permainan mu.
Pak Zainal Abidin. Aku siap melawan mu. Akan aku bongkar siapa dirimu! Apa maumu! Dan apa tujuanmu!!
"Mau kemana?" tanya orang yang mengawasi ku.
"Lha?" Aku kebingungan.
"Aku di tugaskan untuk menjagamu oleh Pak Zainal Abidin. Dia mengkhawatirkan dirimu."
"Lha?" Aku makin kebingungan.
"Jadi, apa yang akan kamu lakukan?"
"Heeeee!!!!???"
Dan pembaca makin kebingungan. Ya kan? XD