Nafisah kaisa Az-Zahra tidak pernah menyangka kalau dirinya dipilih oleh Ibrahim Al Kahfi untuk menjadi istrinya.Seperti yang diketahui oleh semua orang,tidak ada seorang wanita manapun yang mau menikahi Ibrahim karena keadaannya yang penyakitan dan divonis dokter memiliki sisa umur hanya satu tahun lagi.Maukah Nafisah menerima pinangan dari Ibrahim untuk menjadi istrinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Seusainya menyelesaikan masalah yang dialami oleh Satriyo dan juga pekerja yang lainnya,Ibrahim pun segera mengajak istrinya Nafisah untuk mengobrol di dalam kamar mereka.Setibanya di dalam,Ibrahim dibuat bertanya tanya saat ia melihat wajah istrinya yang tampak memikirkan sesuatu dan diam sedari tadi.
"Nafisah kau kenapa?Kenapa aku lihat dari tadi kau hanya diam saja." tanya Ibrahim dengan peduli.
"Tidak kusangka sejak aku tinggal di rumah mas Ibrahim selalu saja mendapatkan berbagai peristiwa yang tidak terduga,di rumah ini begitu banyak rahasia yang tidak bisa ku ketahui." ucap Nafisah
"Ada apa?Apakah kau berniat ingin mengetahui semua yang telah terjadi di rumah ini Nafisah?" tanya Ibrahim
"Tentu saja aku harus mengetahuinya mas,kejadian yang sudah terjadi di rumah ini sudah banyak merugikan orang lain dan juga mas Ibrahim.Aku tentu saja tidak bisa membiarkan ketidakadilan terus terjadi kepada orang lain dan juga suamiku sendiri." ucap Nafisah yang tanpa sadar menyebut Ibrahim sebagai suaminya dan membuat laki laki itu dibuat berbunga bunga dengan pengakuan Nafisah yang menyebutnya sebagai suaminya.
"Suami? Apakah aku tidak salah dengar dengan apa yang baru saja kau katakan kepadaku itu Nafisah? Apakah saat ini kau sudah bisa menerimaku sebagai suamimu? Apakah itu artinya kau sudah bisa menerima hubungan pernikahan yang ada di antara kita?" tanya Ibrahim yang membuat Nafisah sadar akan ucapannya.
"Mas Ibrahim memang adalah suamiku,itu adalah kenyataan yang tidak bisa dibantah oleh seluruh dunia ataupun aku sendiri.Aku mengucapkan begitu karena aku peduli dengan ketidakadilan yang saat ini mas Ibrahim dapatkan.Memangnya kalau aku masih belum menerima mas Ibrahim sebagai suamiku dan juga menerima hubungan pernikahan kita,mas mau melakukan apa?" tanya Nafisah yang dengan nada yang sedikit menantang Ibrahim untuk menguji kesabaran dan ketulusan laki laki itu kepadanya.
"Aku tidak akan melakukan hal apapun padamu, lakukan apapun yang kau anggap benar Nafisah dan aku tidak akan melarang mu ataupun memprotes apapun yang kau lakukan." ucap Ibrahim yang membuat Nafisah terdiam.
"Jujur saja mas, sebenarnya pernikahanku dengan mas Ibrahim terjadi tanpa keinginan ku sendiri.Aku mau menikah dengan mas Ibrahim untuk membuat hati ayahku tenang,ibuku pernah bilang kepadaku kalau ayah mas Ibrahim sudah memberikan janjinya kepada ayahku untuk mengirim ku kembali pulang ke rumah saat terjadi sesuatu yang buruk kepada mas Ibrahim." ucap Nafisah dengan ketus yang tanpa sadar ucapannya itu telah menyakiti perasaan Ibrahim.
"Hebat sekali kau Nafisah, ternyata kau juga mengharapkan sesuatu yang buruk untuk terjadi kepadaku." ucap Ibrahim yang sedikit tersinggung dan membuat Nafisah menyadari akan ucapannya yang telah menyakiti perasaan Ibrahim.
"Aku...aku tidak bermaksud seperti itu mas.Aku tidak mau kalau sesuatu yang buruk sampai terjadi kepada mas Ibrahim,aku ingin mas Ibrahim menjalani hidup mas Ibrahim dengan normal tanpa kepura-puraan ini agar aku bisa secepatnya pulang ke rumah dan membiarkan mas Ibrahim menikah dengan wanita yang mas Ibrahim cintai." ucap Nafisah yang membuat Ibrahim menatap Nafisah dengan dalam.
"Semudah itukah kau menyerahkan ku untuk menikah dengan wanita lain,Nafisah?Apakah kau tidak pernah memikirkan perasaanku yang bisa tersinggung dengan perkataan mu ini?" tanya Ibrahim
"Untuk apa mas Ibrahim merasa tersinggung dengan apa yang aku ucapkan?Tidak mungkin juga kan kalau mas memiliki perasaan untukku dan menganggap pernikahan kita sebagai pernikahan yang mas harapkan selama ini?" tebak Nafisah
"Dan kalau apa yang barusan kau katakan itu benar bagaimana?" ucap Ibrahim yang membuat Nafisah terdiam,merasa bingung dengan semua yang terjadi saat ini di dalam hidupnya.
"Jangan lakukan hal itu mas!" ucap Nafisah
"Kenapa aku tidak boleh menyimpan perasaan untukmu ataupun tidak boleh menganggap pernikahan ini sebagai pernikahan yang aku harapkan, Nafisah?Apakah saat ini kau sudah memiliki perasaan cinta untukku,Nafisah?" tanya Ibrahim yang meminta kejelasan dari Nafisah.
"Mustahil,aku sama sekali tidak memiliki perasaan apa apa untuk mas Ibrahim!" bantah Nafisah dengan salah tingkah.
"Tidak ada yang mustahil di dunia ini Nafisah,di dunia ini cinta antara pria dan wanita paling sulit untuk ditebak.Semuanya adalah takdir tuhan!Kau adalah gadis yang sangat baik,cantik, dan pengertian.Dan itu telah membuat tuan muda Ibrahim yang pura pura penyakitan ini terus memikirkan mu dan juga mencintaimu." ucap Ibrahim yang mengakui akan perasaannya kepada Nafisah dan membuat wanita itu terkejut dengan pengakuan laki laki itu kepadanya.
"Terserah apapun yang mas katakan kepadaku,perasaanku tetap sama.Aku tidak mungkin memiliki perasaan cinta untuk mas Ibrahim." ucap Nafisah dengan bersikukuh.
"Bagaimana kalau kita bertaruh?Jika kau memang tidak memiliki perasaan apapun terhadap ku itu artinya aku telah kalah dan aku siap untuk merelakan pernikahan ini serta memulangkan mu kepada kedua orang tuamu." ucap Ibrahim yang belum selesai bicara segera dipotong oleh Nafisah.
"Oke siapa takut" ucap Nafisah dengan penuh percaya diri.
"Dan jika aku yang menang dan bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku maka aku akan meminta wanita cantik,baik hati dan pengertian yang ada di hadapanku ini untuk menjadi istriku dan ibu dari anak anakku kelak!" ucap Ibrahim yang lagi lagi membuat Nafisah terkejut sekaligus berdebar debar dibuatnya.
Sementara itu di tempat lain,bima yang sudah sampai di tempat kerja Dennis segera memberitahu majikannya mengenai pekerja yang datang ke kediaman Darmawan serta bagaimana Ibrahim yang mengambil alih urusan pekerja itu untuk ia selesaikan sendiri.
"Permisi tuan muda,saya ingin melaporkan sesuatu kepada anda." ucap bima dengan panik.
"Katakan" ucap Dennis dengan singkat
"Pagi ini kediaman tuan Darmawan kedatangan seorang pekerja yang bernama Satriyo untuk melaporkan tindakan korupsi anda kepada tuan Darmawan.Pekerja itu adalah orang yang waktu itu tuan muda berhentikan karena tidak terima dengan gaji yang tuan muda berikan kepadanya." ucap bima yang langsung membuat Dennis meradang dan menggebrak meja kerjanya dengan keras karena kesal.
"Apa!!!Lalu dimana sekarang pekerja itu berada? Apakah kau sudah mengurusnya dengan baik?" tanya Dennis dengan perasaan takut sekaligus khawatir jika kecurangannya dapat diketahui oleh orang lain.
"Ampuni aku tuan muda,aku tidak berhasil mengurus pekerja itu dikarenakan tuan Ibrahim ada disana saat peristiwa itu terjadi.Dan dia langsung mengambil alih urusan pekerja itu untuk ia selesaikan sendiri." ucap bima yang semakin membuat amarah Dennis memuncak.
"BODOH!!!! Bagaimana bisa kau membiarkan pekerja itu jatuh ke tangan mas Ibrahim? Bagaimana jika mas Ibrahim mengetahui tentang perbuatan ku selama ini di bisnis ayah?" teriak Dennis dengan wajah merah padam.
jangan salah paham dulu. beri kesempatan nafisah menjelaskan semuanya. dan sebagai orang tua, harus bijaksana yaaaaaa
awal bab sudah sangat menarik kak,
semangat ka!