Sarah seorang wanita yang dibenci dan di pandang buruk oleh semua orang, karena berhasil menikahi seorang pria kaya raya dengan cara yang licik.
Semua orang membencinya dan menghinanya, hingga suatu hari ia bertemu dengan orang yang sangat membencinya tapi akhirnya orang itu malah terobsesi kepadanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
OSP : Bab 11
Damini duduk terdiam di atas sofa, ia memandang suaminya yang terbaring di atas ranjang rumah sakit. Hatinya terasa sangat sakit, ia terus memikirkan tentang Dodi. Ia sama sekali tidak mau sampai kehilangan sosok suaminya, ia tidak ingin suaminya lebih dulu meninggalkan nya dan juga Sarah.
Ia dan Sarah sudah berkorban banyak, keduanya sama-sama di hina dan di caci maki. Meski Damini tahu, jika Sarah lah yang lebih parah mendapatkan hinaan dari orang-orang hanya karena ia bisa menikah dengan Reno.
Jika bukan karena biaya pengobatan Dodi, Damini sebenarnya enggan untuk membiarkan Sarah melakukan hal seperti itu. Hingga gadis itu menjadi bahan hinaan semua orang.
Tapi meski dengan uang yang mereka dapatkan dari keluarga Reno, kondisi Dodi malah semakin parah. Sudah 1 tahun terakhir, pria itu harus menjelaskan kemoterapi yang membuat tubuh Dodi merasakan sakit yang luar biasa.
Tanpa di sadari air mata Damini menetes secara perlahan, ia langsung menyeka air matanya. Ia terus memaksa dan meyakinkan Sarah agar bisa hamil anak Reno, karena Damini tidak mau jika Reno menceraikan Sarah dan mereka kehilangan uang untuk biaya pengobatan Dodi.
"Sayang.." Suara Dodi terdengar pelan dan halu, Damini langsung menghapus air matanya dan buru-buru bangkit untuk melihat suaminya.
"Kenapa Mas, apa kau butuh sesuatu?" Tanya Damini, ia memperlakukan Dodi dengan sangat baik meski pria itu kini sakit-sakitan parah.
Dodi tersenyum tipis saat melihat wajah Damini, ia memegang tangan istrinya secara lembut.
"Aku ingin pulang.." Jawab Dodi dengan perlahan.
"Iya nanti kita pulang yah.." Damini tersenyum tipis dan mengelus punggung tangan suaminya dengan lembut.
"Sayang, mas cape... Kemoterapi itu sakit... Mas udah enggak mau ngelakuin kayak gitu lagi." Dodi mengeluh dengan nada lembut, menceritakan kelelahan hidupnya yang harus berhadapan dengan berbagai hal yang membuat tubuhnya terasa semakin sakit.
Damini tidak bisa menghentikan air matanya yang tiba-tiba mengalir, "Mas jangan nyerah... Mas bakal sembuh, dan pulang bareng aku dan Sarah." Jawab Damini dengan mata yang berkaca-kaca.
Dodi tersenyum tipis, "Iya sayang, mas kangen bisa ngumpul bareng sama kalian berdua. Kita duduk bersama di teras rumah dan memandangi halaman rumah, terutama ketika sedang hujan... Setiap hujan, kau sedang membuatkan makanan kesukaan ku dan Sarah. Aku merindukan hal itu, ku harap aku bisa melakukannya lagi bersama mu dengan Sarah." Dodi menatap langit-langit kamar rumah sakit, kedua matanya berkaca-kaca hingga air matanya mulai menetes dari ujung matanya.
"Mas merasa, Mas telah membuat mu dan Sarah menderita. Kalian berdua pasti lelah mencari uang untuk membayar rumah sakit.." Sambung Dodi yang melirik ke arah Damini.
Damini langsung tersenyum dan menggelengkan kepalanya, "Mas, jangan bicara yang aneh-aneh. Yang terpenting sekarang adalah Mas sembuh dan kita bisa pulang ke rumah." Jelas Damini dengan tangan yang menghapus air mata suaminya.
"Tapi mas sudah menjadi beban untuk kalian berdua, mas merasa malu." Jelas Dodi.
Damini memegang tangan suaminya, ia berusaha meyakinkan Dodi jika ia dan Sarah tidak pernah berpikir Dodi adalah beban. Lalu Damini meminta Dodi untuk segera beristirahat, sementara ia akan bertemu dengan Dokter terlebih dahulu.
Damini berada di ruangan Dokter karena ia di panggil oleh Dokter Rayhan untuk membahas kondisi Dodi saat ini.
"Begitu Bu Damini, kondisi pak Dodi sudah sangat parah. Sel kanker sudah menyebar ke setiap bagian tubuhnya."
Dokter Rayhan mengatakan hal itu dengan nada sedih, ia tahu bagaimana perjuangan Sarah dan Damini yang berusaha untuk Dodi bisa sembuh.
"Tapi kena suami saya sudah di kemoterapi, kenapa malah tidak sembuh. Bukankah setelah di kemoterapi akan sembuh?" Tanya Damini dengan mata yang berkaca-kaca, ia tidak bisa menahan rasa sedihnya saat mendengar hal ini.
Rayhan menghela nafas, ia merasa tak tega saat mengatakan hal ini kepada Damini.
"Kemoterapi memiliki beberapa efek samping, dan tidak semua kanker bisa sembuh. Semua itu tergantung dengan kondisi fisik pasien sendiri, dan kondisi fisik Pak Dodi sudah sangat lemah. Tubuhnya sudah tak kuat lagi menjalani serangkaian pengobatan yang lainnya, dan pastinya menimbulkan efek samping." Jelas Rayhan dengan nada rendah.
Damini terdiam sejenak, "Lantas apa yang harus dilakukan?"
Rayhan tersenyum canggung, "Sebaiknya kalian sebagai keluarga menghabiskan waktu bersama-sama, menemani pasien dan memberikan kenangan-kenangan indah untuk pasien." Jelas Rayhan dengan memberikan nasehat lembut.
Damini tersenyum tipis saat mendengar hal itu, ia lalu bangkit dan berpamitan kepada Dokter setelah Dokter mengatakan yang sebenarnya.
Setelah keluar dari ruangan Dokter, Damini berdiri seraya bersandar di tembok. Ia mulai duduk secara perlahan dan menangis, hatinya tak kuasa menahan rasa sedih saat dokter mengatakan hal itu.