NovelToon NovelToon
Mergence: Titik Katalis Dunia

Mergence: Titik Katalis Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:Sci-Fi / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Perperangan / Penyeberangan Dunia Lain / Fantasi Isekai
Popularitas:175
Nilai: 5
Nama Author: Rein Lionheart

Ketika dunia manusia tiba-tiba terhubung dengan dimensi lain, Bumi terperangkap dalam kehancuran yang tak terbayangkan. Portal-portal misterius menghubungkan dua realitas yang sangat berbeda—satu dipenuhi dengan teknologi canggih, sementara lainnya dihuni oleh makhluk-makhluk magis dan sihir kuno. Dalam sekejap, kota-kota besar runtuh, peradaban manusia hancur, dan dunia yang dulu familiar kini menjadi medan pertempuran antara teknologi yang gagal dan kekuatan magis yang tak terkendali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rein Lionheart, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 16. Dunia dalam Keseimbangan yang Rawan

Kepulangan Kael dan Ceryn ke Kota Baru disambut dengan sorak sorai dan perayaan. Mereka membawa kristal besar dari Pusat Perpaduan, simbol kebangkitan dan persatuan dunia yang baru. Di alun-alun utama Kota Baru, kristal besar itu ditempatkan di puncak menara tertinggi, memancarkan cahaya lembut yang menerangi seluruh kota.

Namun, di balik perayaan itu, Kael tahu bahwa tantangan baru telah menunggu mereka. Meskipun mereka telah menemukan kebenaran dan membawa harapan baru bagi dunia, bahaya masih mengintai. Kota-kota teknologi murni yang masih bertahan di luar sana mungkin akan menyusun strategi baru untuk menyerang, dan masih banyak yang tidak percaya pada keseimbangan antara sihir dan teknologi yang Kael coba bangun.

Kael dan Ceryn duduk di ruang pertemuan, bersama dengan para pemimpin baru dari berbagai wilayah yang telah bergabung dengan Kota Baru. Di hadapan mereka, peta dunia terbentang, menunjukkan wilayah-wilayah yang masih belum terjamah oleh pengaruh mereka, dan yang mungkin menolak visi mereka.

"Kita memiliki kesempatan yang belum pernah ada sebelumnya," kata Kael, suaranya tegas. "Kita harus menyebarkan pengetahuan ini, membuktikan kepada dunia bahwa perpaduan ini bukanlah ancaman, tapi solusi. Tapi kita harus melakukannya dengan bijaksana, tanpa memaksakan kehendak."

Ceryn mengangguk setuju. "Jika kita terlalu agresif, kita hanya akan mengulangi kesalahan masa lalu. Kita harus memimpin dengan contoh, menunjukkan bahwa kota ini bisa makmur tanpa dominasi atau penindasan."

Kael dan Ceryn memutuskan untuk memulai program pendidikan yang masif di Kota Baru, mengajarkan penduduk tentang sejarah dunia mereka, baik sebelum maupun setelah pertemuan dua dunia. Mereka membuka akademi-akademi baru, di mana ilmuwan dan penyihir bekerja sama untuk mengembangkan teknologi yang lebih ramah lingkungan, sistem energi yang berkelanjutan, dan metode pertanian baru yang menggabungkan sihir dengan efisiensi teknologi.

Namun, di tengah pembangunan itu, mereka menemukan petunjuk baru dalam arsip-arsip yang mereka bawa dari Pusat Perpaduan—catatan tentang artefak kuno yang tersebar di seluruh dunia, artefak yang diyakini sebagai bagian dari teknologi asli yang menghubungkan kedua dunia.

Salah satu artefak yang paling menarik perhatian mereka adalah "Kunci Pembatasan," sebuah perangkat kuno yang konon dapat mengendalikan aliran energi antara sihir dan teknologi. Jika Kunci ini ditemukan, mereka bisa memperkuat keseimbangan yang ada, atau malah merusaknya jika jatuh ke tangan yang salah.

"Ada kemungkinan bahwa Kunci Pembatasan ini berada di wilayah barat," kata Ceryn sambil meneliti peta digital yang mereka miliki. "Di sana ada kota yang dikenal sebagai Kanaan, kota yang pernah menjadi pusat pengetahuan teknologi murni sebelum terjadinya kehancuran."

Kael memutuskan bahwa mereka harus mencari Kunci tersebut sebelum pihak lain menemukannya. Mereka mengorganisir ekspedisi baru, kali ini dengan tujuan yang lebih berbahaya—menjelajahi reruntuhan kota yang penuh dengan teknologi lama yang mungkin tidak bersahabat, namun juga menyimpan rahasia yang bisa mengubah masa depan.

Tim ekspedisi berangkat menuju barat, melalui gurun tandus yang pernah menjadi pusat peradaban besar. Di sana, mereka menemukan reruntuhan Kanaan, kota yang tertutup oleh lapisan pasir yang tebal, bangunan-bangunannya terkubur di bawah debu waktu. Kota ini pernah menjadi pusat pengetahuan dan teknologi, tetapi sekarang hanyalah bayangan dari kejayaan masa lalu.

Mereka memasuki reruntuhan itu dengan hati-hati, menggunakan peralatan teknologi untuk mengurai pintu-pintu yang terkunci, sambil memanfaatkan sihir untuk menavigasi lorong-lorong gelap yang penuh dengan jebakan kuno. Kael dan Ceryn memimpin tim, merasakan aura yang tidak asing namun penuh dengan bahaya di sekitar mereka.

Di pusat kota yang terkubur, mereka menemukan menara yang masih berdiri kokoh, meski sebagian besar telah runtuh. Di dalam menara itu, mereka menemukan ruangan yang dipenuhi dengan perangkat-perangkat misterius, teknologi yang masih bekerja meski telah ribuan tahun berlalu. Dan di tengah ruangan itu, mereka melihatnya—sebuah benda berbentuk bulat, sebesar telapak tangan, bersinar dengan cahaya biru yang sama seperti kristal Kael.

"Itu pasti Kunci Pembatasan," bisik Ceryn dengan penuh kagum. "Tapi kenapa benda ini dibiarkan di sini begitu saja?"

Kael merasakan energi kuat yang mengalir dari benda itu, seolah-olah berusaha berkomunikasi dengannya. "Mungkin bukan ditinggalkan," jawab Kael pelan. "Mungkin ia menunggu... untuk ditemukan."

Ia mendekati Kunci itu, mengulurkan tangan. Saat jari-jarinya menyentuh permukaan benda tersebut, ruangan tiba-tiba berubah. Cahaya biru menyala terang, dan suara keras menggema dari dinding-dinding kuno.

Tiba-tiba, seluruh kota berguncang. Sistem pertahanan yang tersembunyi di reruntuhan Kanaan tiba-tiba aktif, merespon kehadiran Kael dan timnya. Dinding-dinding terbuka, memperlihatkan barisan robot penjaga kuno yang berlapis baja hitam, berkilauan dengan cahaya merah. Mereka mengeluarkan suara keras, seolah-olah memberi peringatan.

"Kael, kita harus pergi!" teriak Ceryn, menyadari bahwa mereka berada di ambang bahaya besar.

"Tidak, kita tidak bisa pergi sekarang," balas Kael, memegang Kunci Pembatasan dengan erat. "Ini adalah ujian. Kota ini tidak akan membiarkan kita pergi kecuali kita membuktikan bahwa kita layak untuk membawa Kunci ini."

Dengan Kunci Pembatasan di tangan, Kael merasa energinya terhubung dengan sistem pertahanan kota yang lama terkunci. Ia bisa merasakan denyut mekanis di bawah kakinya, aliran data yang mengalir melalui dinding dan lantai. Ini bukan hanya kota yang terkubur, tetapi sebuah benteng yang masih hidup, sebuah mesin yang menjaga rahasia dunia.

Kael memusatkan pikirannya, menggunakan kekuatan kristalnya untuk mencoba berkomunikasi dengan kota itu. Suara berderak memenuhi udara, dan satu per satu, robot penjaga mulai bergerak, mendekati mereka dengan langkah berat.

"Ini bukan tentang melawan mereka," kata Kael dengan tenang. "Ini tentang menemukan cara untuk berbicara dengan mereka."

Ceryn memejamkan mata, memusatkan kekuatan sihirnya untuk membantu Kael. Mereka mencoba menciptakan resonansi energi yang sesuai dengan frekuensi Kunci Pembatasan, mengirimkan sinyal damai kepada kota kuno yang terbangun.

Dalam sekejap, robot-robot yang mendekat berhenti. Cahaya merah di mata mereka meredup, dan mereka berbaris mundur, membuka jalan ke sebuah ruangan besar di belakang menara. Pintu yang berat terbuka, memperlihatkan ruang kontrol kota yang selama ini tersembunyi—pusat komando di mana teknologi dan sihir pertama kali digabungkan oleh para leluhur.

"Kita berhasil," kata Ceryn dengan napas lega. "Kita sudah diterima."

Kael mengangguk, memasuki ruang kontrol dengan langkah mantap. Mereka kini berada di jantung kota kuno yang menggabungkan teknologi dan sihir. Dari tempat ini, mereka bisa melihat peta dunia yang hidup, menunjukkan arus energi yang mengalir di setiap sudut dunia mereka.

Di layar utama, pesan kuno muncul, tertulis dalam bahasa yang telah lama terlupakan tetapi kini bisa dibaca oleh Kael, seolah-olah ia telah mengerti semua yang ditulis di sana.

"Penguasa Kunci, masa depan kini ada di tanganmu. Dunia ini menunggu arah yang akan kau pilih. Keseimbangan, atau kehancuran."

Kael merasa beratnya tanggung jawab yang ia pikul semakin jelas. Dengan Kunci Pembatasan di tangannya, ia tahu bahwa perjalanan mereka baru saja dimulai, dan masa depan dunia ini akan ditentukan oleh pilihan-pilihan yang mereka buat di hari-hari yang akan datang. Mereka kini memiliki alat untuk menjaga keseimbangan, tetapi juga alat yang bisa menjadi senjata paling berbahaya jika disalahgunakan.

"Dunia sedang menunggu," kata Kael pelan, memandang ke layar yang bersinar. "Dan kita tidak boleh mengecewakannya."

1
Alea Thya
Aku butuh lebih banyak kisah seru darimu, cepat update ya thor 🙏
Isabel Hernandez
Nungguin update tiap hari rasanya kayak nungguin jodoh 🤣.
Awa De UwU lavita uwu
teruslah menulis, thor! Ceritamu menghibur dan menginspirasi.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!