Oswald Steinwech, pria misterius yang selalu menjadi buronan aparat kepolisian karena kasus-kasus pembunuhan brutal yang di tuduhkan terhadap dirinya, membuat Oswald harus berpindah-pindah tempat tinggal!
Beberapa bisnis ilegal yang ia kelola bahkan terancam tumbang karena pengkhianatan dari rekan kerja juga sahabat dekat, pria berwajah pucat itu bahkan tak lagi mampu mempercayai orang-orang yang semula menjadi kaki tangan baginya!
Menghilang sementara waktu merupakan cara terbaik bagi Oswald untuk bisa kembali menata kehidupannya yang selalu berantakan! hingga akhirnya seorang gadis muncul dalam kehidupan Oswald!
Keceriaan serta ketegaran dari diri Reyna dalam menapaki alur kehidupan seorang diri justru membuat Oswald mengubah pandangan perihal kehidupan yang ia lalui! Reyna yang awalnya tampak menyebalkan di mata Oswald, kini justru menjadi gadis istimewa yang mampu mendobrak kebekuan hati Oswald,
Akankah Oswald menemukan kedamaian hidup bersama Reyna????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rasa Perih Yang Terukir!
"Kemana kau akan pergi hari ini?"
"A-apa??"
"Jangan berpikir aku tak tahu apapun perihal dirimu, dummy??"
"S-saya, saya berencana untuk mencari pekerjaan di sekitar area ini, Tuan!"
"Apa kau yakin??"
Sebenarnya apa maksud pertanyaan yang terlontar dari mulut manis itu? bukankah aku sudah menjelaskan nya?
Reyna mengangguk ragu saat Oswald terus menatapnya sinis sembari memainkan sendok sup.
"Frederick terus menghubungi mu! apa kau tak memiliki rencana untuk menemui nya saat makan siang nanti?"
"Bagaimana Anda tahu bahwa -,"
"Siapa lagi kalau bukan pria itu? pria tak beruntung itu adalah Frederick bukan?? sungguh tak ku sangka seleramu itu merupakan pria rendahan!!!
Astaga!! dia pikir dirinya ini siapa??
Tatapan macam apa itu? kenapa rasanya seperti melihat serigala yang ingin memangsaku?
Reyna menghentikan pergerakan dalam menuang air putih, ia tertunduk dan mencoba untuk menyembunyikan wajah masam.
"Kenapa Anda membicarakan tentang hal ini?"
"Karena aku peduli!"
"Seharusnya Anda tak perlu melakukannya!"
"Kenapa??"
"Karena saya tidak suka!"
Tidak suka?? apa maksudnya dengan kalimat tidak suka? apa dia benar-benar ingin menemui Frederick dibelakang ku?
Padahal diriku yang selalu memberikan kenyamanan saat dirinya sedang tak baik-baik saja! tapi kenapa ia terus-menerus menoleh pada boneka negara yang konyol itu?
"Temui saja jika dirinya jika memang itu keinginan mu!!"
"Tuan-,"
"Aku tak akan lagi peduli!"
"Apa Tuan menginginkan sesuatu untuk makan siang? saya bisa mengantarnya jika memang Tuan menghendaki," Reyna turut beranjak dan berucap gugup tepat di samping tubuh tinggi Oswald yang kini terhenti kaku selangkah dihadapannya.
Bukankah dia sungguh menyebalkan?? kenapa ia terus-menerus mengganggu pikiran ku dengan sikapnya yang terkadang hangat seperti ini, bukankah makan siang bersama Frederick jauh lebih penting baginya? lalu apa maksudnya ia menawarkan mengantar makan siang untuk ku? apa dia sedang meledek ku?
Oswald akhirnya melangkah lebar tanpa sepatah katapun saat meninggalkan apartemen.
"Ada apa dengannya? apa Tuan Oswald benar-benar tengah kesal padaku? tapi kenapa?" Reyna terduduk lesu sembari menelungkupkan lengan pada meja makan.
Haruskah diriku menghubungi Frederick? dia pasti sangat mengkhawatirkan diriku,
****
Dia bahkan membelikan beberapa pakaian untuk diriku, Tuan Oswald? pria seperti apa sebenarnya dirimu?
"Astaga!!! apa yang ku pikirkan?"
Reyna kembali membuka mata, ia akhirnya menorehkan senyum tatkala merasakan sapuan angin sepoi-sepoi yang menerpa wajah juga rambut lurusnya di sebuah kursi taman kota.
Dering gawai yang kembali terdengar dari dalam sling bag di atas pangkuan seketika membuat Reyna menelisik dan memeriksa ponsel dalam genggaman, gadis itu justru mematung diam saat mengetahui sang pemilik nama panggilan.
Apa yang harus ku katakan? bagaimana jika bibi Fleur semakin membenciku?
"Kenapa sama sekali tak menjawab panggilan dariku? kenapa hanya memperhatikan nya?"
Suara lembut yang terdengar dari samping kiri telinganya seketika membuat Reyna mendongakkan kepala.
Frederick??
"Apa aku mengganggumu?"
"Eeeheeem!!" Reyna menggelengkan kepala dan menggeser posisi saat Frederick turut mendudukkan diri di samping tubuhnya.
"Tak adakah sesuatu yang ingin kau sampaikan padaku?"
Terlalu banyak hal yang tak mampu ku ucapkan dengan lisan ini, Frederick! aku merindukanmu!
"Sesuatu??" Reyna menaikkan alis sebelum akhirnya tersenyum saat ia juga Frederick beradu pandang.
"Apa kau mengalami kesulitan akhir-akhir ini?"
Suasana tampak hening sesaat,
Reyna perlahan menundukkan kepala, ia menahan rasa sesak sebelum akhirnya kembali menampilkan senyum manis dihadapan sang pria.
"Aku-, aku sedang mencoba untuk mencari pekerjaan baru, bekerja di swalayan sungguh membuatku jenuh!"
"Kenapa bosan? bukankah pria mesum yang tak kau sukai sudah pergi untuk selama-lamanya?" Frederick berucap lembut dengan tatapan yang tak beralih dari paras sang sahabat yang kian mempesona dalam tangkapan mata.
"Mmmm-, sebenarnya! aku juga ingin mencari suasana baru, jadi aku pindah apartemen!"
Kenapa dirimu selalu seperti ini Rey? tak bisakah kau jujur padaku?
"Ikut lah dengan ku!"
"A-apa?? Frederick!"
"Kau pasti belum makan bukan?"
"Tidak! aku sungguh tak memiliki waktu saat ini! terlebih lagi-, ini belum waktunya makan siang, bagaimana bisa dirimu berkeliaran seperti ini, Tuan Frederick?" Reyna melepas paksa genggaman Frederick dari pergelangan tangan, ia menatap sang pria yang kini menghentikan langkah dan berdiri tepat di hadapannya.
"Rey-, apa yang harus ku lakukan??"
"Apa maksudmu, Frederick?? tolong berdiri sekarang!!"
Reyna semakin nampak kebingungan saat Frederick bertekuk lutut sembari menundukkan kepala dengan begitu dalam.
"Ibuku, dia menyakitimu! benar begitu?"
"Freed-,"
"Kenapa kau diam saja Reyna?? apa kau tak ingin memaki dirinya atau mungkin melampiaskan amarah padaku? kau bisa memukulku atau apapun itu! lakukan lah! aku mohon!" kalimat Frederick terdengar semakin lirih, netranya kian berkaca-kaca! ia bahkan tak mampu mengangkat kepala untuk menatap wajah sang sahabat.
Frederick?? apa yang harus ku katakan padamu? aku tak mungkin bisa mengumpat pada seseorang yang begitu berarti dalam kehidupan mu, Frederick! meski hatiku sakit, meski mereka terus menikam diriku!! aku akan tetap memilih untuk diam! kau berasal dari keluarga yang hangat, dan aku tak ingin menghancurkan ikatan indah antara dirimu juga bibi Fleur, terlebih lagi paman Alfredo! dia sungguh lelaki yang baik!
Kehadiran ku adalah sebuah kesalahan! mungkin hal itu benar, jadi aku hanya perlu menghilang perlahan, dan semua akan baik-baik saja ...,
Bibir Reyna kelu! semua kalimat yang terjuntai panjang dari dalam diri hanya mampu ia pendam di dalam kalbu, gadis itu hanya tersenyum sembari menggerakkan telapak tangan dengan lembut pada pundak Frederick.
"Kenapa kau seperti ini? ayolah!! aku ingin makan siang sekarang wahai kakak tertua!!" Reyna meraih pergelangan tangan Frederick hingga akhirnya pria itu beranjak dari posisi berlutut.
"Kau ini seorang Intel, rasanya tidak cocok jika kau bersikap cengeng seperti ini!! sungguh bukan dirimu!!"
"Rey,"
"Aku ingin makan steak tenderloin! tapi dompet ku sangat tipis! jadi-, apa kau bersedia untuk mentraktir ku, Tuan Frederick?" Reyna memiringkan kepala serta menatap Frederick dengan senyum manis saat cairan bening yang sempat membasahi pipi pria itu telah hilang sempurna.
"Baiklah!! apapun yang kau inginkan, aku akan membayar nya untuk mu, wahai bunga lavender!!"
"Jangan menyebut ku dengan sebutan seperti itu! rasanya sungguh tidak cocok!!"
"Kenapa??"
"Kau tahu bukan bahwa diriku ini tomboy!! bahkan seseorang pernah berkata bahwa diriku terlihat sangat konyol saat mengenakan gaun!!" Reyna mengerucutkan bibir sembari terus melangkah beriringan dengan membelenggu lengan Frederick.
Andai kau tahu, diriku bahkan tak mampu berhenti membuka mulut saat melihat dirimu saat itu Rey! gaun hitam yang kau kenakan saat acara makan malam terakhir bersama keluarga mu, hal itu sungguh memenuhi ingatanku hingga saat ini!