Mimpi yang terus terulang membwa Leora pergi ke dimensi berbeda serta merubah kehidupannya.
Dia yang hanya seorang pemilik toko kecil di pusat kota justru di sebut sebagai ELETTRA (Cahaya) di dimensi lain dan meminta bantuannya untuk melenyapkan kegelapan.
Secara kebetulan, begitulah menurutnya. dirinya pergi ke dimensi berbeda bersama Aron yang menjadi sahabatnya melalui mimpi, namun siapa sangka persahabatnnya bersama Aron justru membawa dirinya pada situasi yang tidak biasa.
Sihir yang semula hanya dia tahu melalui buku secara ajaib bisa dia lakukan.
Dan ketika cinta bersemi di hatinya serta tugas melenyapkan kegelapan telah selesai, apa yang akan dia lakukan?
Akankah dia kembali ke dimensi aslinya atau akan tetap bersama pria yang dia cintai?
Ikuti kisahnya.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FT.Zira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. LD 11
Leora membuka lebar kedua matanya, merapatkan selimut di tubuhnya sekaligus menegakkan punggung dan melihat seseorang berdiri di ambang pintu tengah tersenyum menatap dirinya dengan menyandarkan punggung pada pintu sembari melipat kedua tangan.
"AAAAHHHHHH,,,,,,!!!"
Leora berteriak panik, melemparkan apa saja yang berada di dalam jangkauan tangannya pada pria yang masih berdiri di depan pintu sambil tertawa.
"Keluar kau, Aron! Dasar mesum,,,!"
"Hei,,, seharusnya kamu melihat di mana dirimu berada," sambut Aron terbahak.
Leora menghentikan aksinya, mengedarkan pandangan dan menyadari dirinya tidak berada di dalam kamarnya sendiri.
"Ini,,,, Di mana?" tanya Leora dengan wajah bingung.
Kamar berukuran luas yang bahkan dua kali lipat lebih luas dari kamar pribadinya di rumah, interior klasik eropa bernuansa putih tulang di hiasi dengan ukiran emas pada tiap furniture yang berada di dalamnya, serta tempat tidur berukuran besar bertiang empat yang di hiasi dengan juntaian kain sutera menambah kemewahan dari kamar itu.
"Ini di mana?"
Leora bertanya lagi, menatap sahabatnya dengan tatapan bingung, terutama setelah melihat apa yang pria itu kenakan.
Pakaian serba hitam dengan beberapa aksesoris yang tidak ia ketahui namanya, namun ia tahu itu adalah perlengkapan yang biasa di gunakan untuk berlatih pada masa lampau. Pelindung bahu, sarung tangan sepanjang siku, serta sepatu boot dan ikat pinggang kulit dengan beberapa senjata terselip di sana.
"Kenapa kamu berpakaian seperti_,,,,,"
'Seperti Fergus. Tunggu,,, jadi apa yang sudah aku lihat itu,,, nyata?' sambung Leora dalam hati.
Aron tersenyum, menghampiri wanita yang masih tetap bergeming di atas tempat tidur dengan ekspresi bingung di wajahnya.
"Kenapa kamu bisa berada di sini? Kenapa aku di sini? Apa yang terjadi? Apakah monster yang aku lihat itu sungguhan? Ini di man_,,,"
Kalimat Leora terputus saat Aron tiba-tiba menarik tubuh wanita itu ke dalam pelukanya seraya berkata pelan,
"Syukurlah kamu baik-baik saja, aku mengkhawatirkanmu,"
"Apa yang terjadi? Ini di mana?" tanya Leora lagi.
"Aku akan jelaskan, tapi tenangkan dulu dirimu," jawab Aron.
Aron melepaskan pelukannya saat merasakan Leora telah tenang, mendorong pelan tubuh wanita itu, lalu tersenyum.
"Apakah masih sakit?" tanya Aron sembari meletakkan telapak tangannya di perut Leora.
Leora menggeleng, lalu berkata, "Apakah kamu yang melakukannya?"
Kepala Aron tertunduk, menarik tangannya sendiri dari perut wanita di hadapannya.
"Jika aku mengatakan iya, apakah kamu akan menganggap aku aneh?" Aron bertanya lirih.
"Lihat aku, Aron!" ujar Leora.
Perlahan Aron mengangkat wajah, membuat pandangan mereka bertemu dan terjebak dalam keheningan selama beberapa saat.
Leora mengamati wajah pria yang berada tepat di depannya, pria yang ia kenal akan kelembutan dalam bersikap serta bertutur kata ketika bersamanya, sisi usil yang membuat dirinya kesal dan tertawa pada akhirnya, namun bersikap berbeda ketika bersama orang lain.
Sisi usil serta sikap lembut hanya di perlihatkan di depan Leora, namun menjadi pendiam ketika berada di depan orang lain, hingga mendapatkan julukan pemilik cafe yang terkenal dengan sikap kaku yang di miliki pria itu
"Katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi! Mengapa aku bisa berada di sini dan kamu juga berada di sini?" tanya Leora.
"Jika jawaban yang kau berikan bukan kebenaran, aku akan membencimu," Leora menyambung cepat ucapannya sebelum Aron menjawab.
Aron sudah membuka mulutnya untuk menjawab, namun segera mengatup rapat mulutnya ketika Leora meneruskan kalimatnya.
"Aku ingin menjelaskan ini secara perlahan," ujar Aron.
"Jadi, bisakah kamu percaya padaku?" imbuhnya.
"Bagian mana yang harus aku percaya?" Leora balas bertanya.
"Bahwa kamu bukan berasal dari dimensi yang sama denganku atau bagian apa yang di katakan Kakek Zohar adalah benar?"
Aron menatap lekat wajah wanita di hadapannya, mendesah panjang, lalu tersenyum
"Sepertinya kamulah satu-satunya manusia yang tidak bisa ku manipulasi," ungkap Aron.
"Apa maksudnya?" tanya Leora.
"Aku ingin membuatmu lupa tentang apa yang sudah kamu lihat dan membawamu kembali," jawab Aron.
"Akan tetapi aku tidak bisa melakukan itu karena kekuatan alami milikmu,"
"Itulah mengapa aku tetap membiarkanmu berada di sini untuk sementara waktu," ungkapnya.
"Kekutan alami? Apa yang kamu bicarakan?" sambut Leora bingung.
"Kekuatan yang ada di dalam dirimu adalah perisai, Lea," jawab Aron.
"Kekuatan yang bahkan tidak pernah muncul setelah ratusan tahun,"
"Namun, itu hanya bagian kecil dari kekuatanmu. Kamu masih memiliki kekuatan lain bahkan sebelum kamu menjalin kontrak sihir,"
"Salah satunya, kamu bisa melihat energi Erebus, aku juga yakin kamu bisa melihat naga itu,"
"Bagaimana mungkin tidak bisa melihat jika naga sebesar itu?" sanggah Leora.
"Itu hanya energinya saja, Lea, bukan naga sesungguhnya, tidak ada seorangpun yang bisa melihatnya selain aku karena dia menjalin kontrak denganku," terang Aron.
"Sementara naga asli milikku masih terkurung," imbuhnya.
Leora meringis, hatinya tidak bisa mencerna dengan apa yang baru saja ia dengar dan ingin menganggap semua hanyalah omong kosong, namun ia juga tidak menemukan kebohongan dalam tatapan pria yang ada di depannya.
"Semua terdengar tidak masuk akal, itu yang kamu pikirkan bukan?" tebak Aron.
"Bagaimana menurutmu?" Leora balas bertanya.
"Kalau begitu, bersiaplah! aku menunggumu di luar untuk sarapan. Setelah itu, aku akan mengajakmu berkeliling," ucap Aron.
"Mereka sudah menyiapkan pakaian untukmu," imbuhnya.
Pria itu meninggalkan kamar yang di tempati Leora, memberikan waktu privasi bagi wanita itu untuk bersiap.
Sedangkan wanita itu masih bergeming di tempatnya, mengarahkan pandangan pada pintu di mana pria itu menghilang, ia bahkan bisa merasakan jika pria itu berdiri di depan kamar.
"Aku tidak tahu bagaimana caraku untuk kembali, aku juga tidak tahu mengapa Aron berada di sini, jika benar Aron adalah bagian dari mereka, apa yang harus aku lakukan?"
Leora berkata pelan, menundukkan kepala dengan berbagai pemikiran tentang apa yang tengah ia alami dan apa yang terjadi dengan tempat aslinya.
Wanita itu menoleh, melihat satu set pakaian masa lampau yang terlihat indah menurut pandangannya. Pakaian yang memilliki desain sama dengan yang Aron kenakan.
Atasan putih lengan panjang yang di kombinasikan dengan bawahan rok celana yang sangat memudahkan dirinya untuk tetap bergerak bebas. Bahkan di lengkapi dengan ikat pinggang yang bisa di gunakan untuk menyelipkan dua buah pedang sekaligus beserta belati.
Wanita itu mendesah sekali lagi, meraih pakaian itu untuk di kenakan dan segera keluar menemui pria yang sesuai dugaannya menunggu di depan pintu.
.
.
.
Aron menepati janjinya dengan mengajak Leora berkeliling sembari menceritakan masa lalu dari tempat di mana Leora kini berada.
Perebutan kekuasaan dan pemberontakan yang terjadi bertahun-tahun lalu di mana hal itu bertepatan dengan terbebasnya Estrella dari segel. Apa saja yang di lakukan Estrella untuk mendapatkan kekuatan baru dengan mengorbankan nyawa orang-orang tak bersalah dengan menggunakan dalih tidak menuruti perintah raja.
"Lalu, bagaimana dengan Raja yang telah di pilih? Bukankah dia seharusnya memiliki kekuasaan untuk menyingkirkan pemberontak?" Leora menyela.
Aron tersenyum tipis, menceritakan kisahnya sendiri tanpa menyebutkan bahwa dirinya adalah raja yang di ceritakan.
"Mereka menggunakan orang-orang yang mendukungnya untuk membuat dia tunduk,"
"Menggunakan kekuatan baru mereka untuk menyegel semua hewan suci yangmenjadi pelindung kerajaan, dan membunuh semua penyihir suci dengan membakar kuil," ungkap Aron.
"Apakah saudara raja itu manusia? Bagaimana bisa dia sekejam itu?" ujar Leora spontan.
"Dia menduduki singgasana menggunakan cara licik di saat saudaranya telah di nobatkan sebagai raja, apakah yang seperti itu pantas di sebut raja?" imbuhnya.
"Pft,,,,"
Aron terkekeh, namun segera membekap mulutnya sendiri kala melihat Leora memberikan tatapan tajam padanya.
"Apakah menurutmu itu lucu?" sungut Leora.
"Kenapa kamu tidak membantu raja jika kamu saja bisa membuat kontrak sihir dengan naga hitam mengerikan itu? Bukankah itu artinya kamu memiliki sihir kuat? Tidakkah itu cukup untuk melawan mereka?"
Leora memejamkan mata, seolah baru saja tersadar dengan apa yang baru saja ia ucapkan. Wanita itu mengarahkan pandangan pada Aron yang kini tertunduk.
"Aron,,, Maaf,,, aku tidak bermaksud_,,,"
"Tidak, Lea. Kamu benar. Andai aku bisa melakukannya, andai aku lebih waspada, andai aku lebih kuat dari ini, hal itu tidak akan terjadi," potong Aron, lalu terseyum kecut.
"Pada akhirnya aku gagal melindungi dan justru di lindungi. Mereka memintaku untuk pergi mencari manusia terpilih yang berasal dari dimensi berbeda dengan dalih hanya aku yg bisa membuka portal untuk pergi,"
"Hanya saja, aku bisa menggunakan kekuatanku untuk membuka portal hanya dua kali, setelah itu portal itu akan tertutup selamanya," terang Aron.
Kalimat Aron berhasil membuat Leora melebarkan kedua matanya, menatap lekat pria yang ada di depannya tanpa menemukan kebohongan di kedua mata pria itu.
"Tunggu sebentar, jika aku dan kamu berada di sini tanpa portal, lalu bagaimana kita bisa berada di sini?" tanya Leora.
"Kamu sedang tertidur, yang artinya saat ini kamu sedang bermimpi, namun kamu bisa mengendalikan mimpimu sendiri," ungkap Aron.
"Apa,,,?!?"
. . . . .
. . . .
To be continued....
.
.
.
. BONUS:
# Raegan Charon Xzander
Makna
- Raegan : Raja /Pemimpin
-Charon : pandangan tajam (bahasa Yunani). Ganas (bahasa Latin)
-Xzander : Pelindung
# Leora Ehsa Elvyra
Makna
- Leora : cahaya (bahasa Ibrani dan Yunani)
- Ehsa : harapan
- Elvyra : Putih (bahasa Portugis).
#Erebus
Arti: Kegelapan atau kesuraman
Xavier.
Arti : Cerah
Griffin (Makhluk mitologi bertubuh singa, berkepala rajawali serta bersayap.
#Fergus
Arti: Kuat
Kuda bersayap dan bertanduk.
# Alsneta Versi pedang
Arti : Idealis.
# Alsneta versi Naga
# Agasthya
Arti : Pelindung suci.
produktif sekali thorrr/Drool//Drool/
why/Curse//Curse//Curse//Curse/
terasa horor /Joyful//Joyful//Facepalm/