SEASON 2 NOT CONSIDERED
Melewati masa kritis karena tragedi yang menimpanya, membuat seorang Elina trauma pada penyebab rasa sakitnya. Hingga dia kehilangan seluruh ingatan yang dimilikinya.
Morgan, dia adalah luka bagi Elina.
Pernah hampir kehilangan, membuat Morgan sadar untuk tak lagi menyia-nyiakan. Dan membuatnya sadar akan rasa yang rupanya tertanam kuat dalam hatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon WILONAIRISH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 24
"Tumben gak ke tempat El?" tanya mama saat melihat Morgan tampak masih terlelap nyenyak di sofa depan ruang keluarga. Sangat jarang melihat pemandangan seperti itu, setelah Morgan bertekad memperjuangkan Elina.
Morgan hanya diam tak berniat menanggapi. Ia memang masih terlelap tapi bukan berarti masih tertidur pulas. Ia sudah setengah sadar, ketika menyadari sang mama tampak berkutat di dapur.
"Udah capek berjuang sendiri?" tanya mama lagi, kali ini dengan nada sindiran. "Atau mau nyoba yang baru, udah bosen sama, El?" tanya mama terus menyindir putranya itu.
"Kata Mama, Morgan harus relain El buat bahagia. Morgan berusaha lakuin itu, Ma." Jelas Morgan sembari mendudukkan dirinya, masih dengan bergelung selimut.
Terdengar helaan nafas mama, kemudian ia mendudukkan diri di samping Morgan. "Jelasin sama Mama, apa yang sebenarnya terjadi, Gan" ujar mama yang sepertinya paham apa yang sedang anaknya rasakan.
"Ada yang lagi deketin El, mereka deket bahkan cowok itu udah nyatain perasaannya sama El. Kemarin Morgan juga tanya perasaan El ke cowok itu, dan El bilang mau terima perasaan cowok itu, Ma. Dari sana Morgan mengumpulkan kalau El kemungkinan memang lebih bahagia sama cowok itu. Karena El sepertinya juga tertarik sama dia." Jelas Morgan dengan panjang lebar, tatapannya sendu tak bisa menjelaskan bagaimana hancur dan sakitnya perasaannya sekarang.
Mama mengulas senyumannya, menepuk pundak Morgan dengan pelan. "Mama bangga, karena kamu mulai bisa berpikir dewasa. Untuk sementara biarkan El bersama pria itu, Gan. Untuk kesembuhan ingatan El juga lebih baik kamu jangan menemui Elina. Kamu masih ingat bukan, kalau penyebab Elina kehilangan ingatannya, karena trauma dari hubungan kalian dulu." Jelas mama memberikan nasehat kepada putranya.
Morgan menunduk, kemudian mengangguk patuh. Jika memang itu yang terbaik, ia akan lakukan. Mungkin perilakunya dulu tak bisa termaafkan, karena terlalu menyakiti Elina. Baiklah, ia akan menjauh sementara. Untuk kebahagiaan Elina.
"Sampai kapan, Ma?" tanya Morgan kembali, ia merasa harus tahu karena rasanya akan berat untuk tak bertemu Elina kembali.
"Sampai keadaannya membaik, atau mungkin saat El sudah mendapatkan ingatannya kembali." Ujar mama dengan wajah yakinnya.
Mengundang hembusan nafas panjang dari Morgan. "Selama itu, Ma? Kita gak ada yang tau, El ingat semuanya sampai kapan. Dan keadaan membaik, gak ada yang tau kapan itu terjadi, Ma." Ujar Morgan tak terima.
"Terserah kamu, kalau kamu gak nurutin kata Mama. Jangan salahin Mama, kalau El justru akan semakin membenci kamu." Tegas mama berlalu pergi meninggalkan Morgan yang kerasa kepala sekali.
Morgan mengacak-acak rambutnya merasa frustasi. Penyesalan itu muncul kembali, kenapa dulu ia harus bersikap buruk pada Elina. Kalau semua itu tak pernah terjadi, kini ia juga tak akan berpisah dari Elina. Elina masih miliknya sampai detik ini.
"Gak usah nyesel gitu, Gan. Memang garis takdir nya seperti itu. Sekarang kamu hanya perlu melakukan apa yang perlu buat kamu lakukan. Perbaiki apa yang bisa diperbaiki. Maafkan semua masa lalu, karena gak ada apapun yang bisa kamu ubah di sana." Jelas mama kembali setelah menyiapkan makanan untuk mereka.
"Ya udah yuk makan dulu, terus berangkat ke kampus. Mama juga mau main ke rumah El, cuma Mama kamu gak boleh dulu." Ujar mama saat Morgan terlihat ingin ikut ke rumah Elina.
Next .......