Lucid Dream ( Change Dimensions)

Lucid Dream ( Change Dimensions)

1. Prolog.

GELAP.....

SESAK.....

PANAS....

SAKIT....

Wanita itu meringis saat merasakan sakit yang tidak dia ketahui dari mana datangnya terasa sangat nyata di pergelangan tangannya. Seolah ada sebuah tali yang melilit tangan wanita itu dengan kuat. Tetapi, tidak ada apapun di sana. Hanya kegelapan pekat dan hawa panas yang membuat ia sulit bernapas.

Wanita itu meronta, berusaha melepaskan diri, namun hal sebaliknya justru terjadi dimana rasa sakit pada pergelangan tangannya semakin kuat.

Dia berusaha untuk tenang, menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Kegelapan itu berangsur-angsur memudar, membuat wanita itu mampu melihat cahaya redup yang cukup untuk mengetahui di mana dia berada.

"Ini,,,, Di mana?" dia bergumam bingung, mengerjapkan mata secara berulang.

"Bagaimana bisa aku berada di sini?" dia bergumam lagi, mengamati apa yang berada di sekitarnya..

"Gua,,, Tidak,,, bukan, ini hutan? Tapi bagaimana mungkin? Hutan macam apa ini?"

Wanita itu kembali berkata pelan, kecemasan merayap ke dalam hatinya kala melihat hutan namun gelap seperti gua dan terlihat aneh di matanya, dimana semua yang berada di sana berwarna hitam. Tidak terlihat satupun tanda-tanda kehidupan. Batu, tumbuhan, awan, langit dan,,,, bulan hitam.

"Tidak,,,tidak,,, aku harus pergi dari tempat ini. Bulan hitam terlalu aneh untuk dipikirkan dari sudut manapun," dia berkata pelan sembari menggelengkan kepala, berusaha menyingkirkan segala pemikiran buruk yang masuk ke dalam benaknya.

Wanita itu berbalik, bersiap untuk pergi, namun rasa sakit pada pergelangan tangannya kembali muncul dengan rasa sakit yang lebih kuat, seolah ingin memberi peringatan bahwa wanita itu tidak di ijinkan meninggalkan tempat itu.

Wanita itu terus memberontak, mengarahkan pandang pada pergelangan tangan kirinya yang terasa sakit, namun tetap tidak melihat apapun selain hanya rasa sakit terbakar yang kuat. Satu waktu wanita itu menarik tangannya, detik berikutnya rasa sakit itu semakin kuat dia rasakan. Seolah ada tali tak kasat mata yang mengekang pergelangan tangan kirinya.

"Arghh,,, kenapa ini menjadi semakin kuat?" dia mengerang dangan wajah meringis, mersakan lilitan pada pergelangan tangan kirinya menguat tanpa bisa mengetahui apa yang melilit tangannya.

'WUSHHHH,,,,,'

Angin berhembus lembut menerpa wajah dan tubuh wanita itu, namun terasa dingin dan menyayat kulitnya, membuat wanita itu kembali meringis merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Dan saat itulah wanita itu melihatnya

Diujung jalan sejauh mata memandang, wanita itu melihat seseorang,,, lebih seperti sesosok yang tidak bisa disebut bahwa itu manusia.Tidak terlihat apakah sosok itu memiliki kaki atau tidak, namun terlihat sangat jelas sosok itu meluncur mendekat ke arah wanita itu.

Besar, hitam dan wajah yang tertutup gumpalan asap hitam di sekitarnya dengan jubah hitam panjang yang menutupi seluruh tubuhnya. Keringat mulai membasahi wajah wanita itu. Kepanikan luar biasa mulai merayap dihatinya.

Napasnya berpacu, berusaha untuk lari, namun lilitan ditangannya masih menahan wanita itu untuk pergi. Sesuatu yang melilit pergelangan tangannya mulai terasa panas. Udara disekitar mulai berubah berat dan membuat dia kesulitan untuk bernapas.

Sementara sosok itu semakin mendekat, menambah kepanikan yang dia rasakan, sekuat apapun wanita itu berusaha untuk melepaskan diri, tidaklah berguna.

Tubuhnya mulai bergetar ketika sosok itu semakin dekat. Hingga ia bisa melihat sebuah sabit besar yang tiba-tiba terbentuk dari gumpalan asap hitam yang berada di sekitarnya, seolah sosok itu sedang menggenggamnya. Sosok itu terus bergerak mendekat.

Lebih dekat,,,

Lebih dekat,,,

Lebih dekat,,,

Dan mengangkat wajahnya secara tiba-tiba, memperlihatkan wajahnya yang hanya sebuah tengkorak hitam dengan mata menyala merah.

"AAAAAHHHHHHH,,,,,,,,,,,!!!!!! "

Wanita itu berteriak, terbangun dari tidurnya dengan seluruh tubuh basah karena keringat yang mengucur deras.

Napasnya tersengal seolah baru saja berlari bermeter-meter jauhnya.

Tok,,

Tok,,

Tok,,

Suara ketukan pintu mengalihkan perhatiannya untuk sesaat, cukup untuk membuat dia tahu siapa yang ada di balik pintu.

"Leora,,, Apakah kamu baik-baik saja?" suara wanita bernada khawatir terdengar.

Wanita itu mengatur napas sebelum memberikan jawaban.

"Aku baik-baik saja, Bibi. Hanya kaget karena melihat serangga ketika bangun tidur," jawab Leora berbohong.

"Ada-ada saja," sambut Bibi terkekeh pelan.

"Segeralah turun, Bibi sudah menyiapkan sarapan!" sambungnya lalu suara di balik pintu menghilang sepenuhnya.

Leora tidak merespon kalimat terakhir yang di ucapkan sang Bibi padanya. Tangannya justru mencengkram kepala disertai gelengan pelan.

"Mimpi,,,,"

"Itu hanya mimpi. Mimpi menyebalkan yang bisa terjadi pada siapa saja," ucapnya menenangkan diri.

Leora bergegas ke kamar mandi untuk bersiap pergi bekerja seperti biasa, menatap bayangan dirinya sendiri melalui pantulan cermin. Lingkaran hitam akibat kurang tidur terlihat sangat jelas dimatanya.

"Entah sudah keberapa kalinya aku memimpikan hal yang sama," Leora berkata pelan.

Leora menghidupkan air untuk mencuci wajah, namun gerakannya terhenti ketika ia melihat pergelangan tangannya sendiri memiliki jejak hitam samar melingkari pergelangan tangan kirinya.

"Apa ini? Dari mana asalnya?" Leora bergumam bingung.

Di bawah air mengalir, ia terus menggosok jejak hitam yang menyerupai gelang di tangannya, tetapi jejak hitam itu tidak bisa di hilangkan begitu saja, hingga ia memilih untuk mengabaikannya.

Namun, sebelum Leora bisa melakukan hal itu, rasa terbakar itu kembali datang di pergelangan tangan tepat dimana lingkaran hitam samar itu berada. Membuat wanita itu jatuh berlutut sembari memegangi tangannya sendiri.

"Arrhhh,,,,"

Leora mengatup rapat bibirnya, menahan suara agar tidak kembali berteriak. Setelah beberapa saat, rasa sakit itu berangsur-angsur hilang. Namun warna hitam yang semula samar, kini menjadi lebih gelap dari sebelumnya, seperti tato berbentuk gelang yang sengaja di buat di pergelangan tangan Leora.

"Apa yang sebenarnya terjad__,,,"

Kalimat Leora terputus ketika ia merasakan kepalanya berdenyut selama beberapa detik. Detik berikutnya, sebuah adegan bermain di depan matanya, membuat wanita itu seolah tengah menonton sebuah film.

Sosok bayangan hitam yang selalu muncul di mimpi Leora tengah mengejar seseorang. Orang itu berlari secepat yang dia bisa. Perlu beberapa saat bagi Leora untuk mengetahui orang itu adalah seorang pria berambut panjang dengan warna abu terang.

Pria itu terus berlari, lalu berhenti di bibir jurang. Dalam penglihatan Leora, pria itu berbalik dan tersenyum lemah seolah bisa melihat dirinya. Mata biru terang pria itu tertuju pada Leora, bibirnya bergerak ingin mengatakan sesuatu, hingga ia bisa membaca gerakan bibir pria itu yang mengatakan.

'TOLONG'

Leora tersentak mundur, lalu mencengkram kepalanya sendiri yang terasa berdengung.

DUGHH,,,!

Kepala Leora membentur wastafel dengan keras. Bersamaan dengan itu, adegan yang bermain di depan matanya lenyap begitu saja. Digantikan dengan rasa nyeri di kepala bagian belakang karena membentur wastafel kamar mandi.

"Ouch,,,,, Arhhh,,,!" Leora mengerang pelan, lalu segera menyelesaikan ritual paginya dengan cepat.

"Oh sial,,,, Aku akan terlambat," umpat Leora terkejut ketika melihat jam berapa saat itu.

Wanita itu berpakaian dengan cepat, menarik asal pakaian yang menurut dirinya nyaman untuk di kenakan dan menutupi pergelangan tangannya menggunakan wristband agar lingkaran hitam itu tak terlihat orang lain.

"Leora,,, Habiskan dulu sarapanmu!" tegur wanita paruh baya yang sudah menunggu di meja makan.

"Aku sudah terlambat, Bibi makan sendiri dulu saja untuk hari ini," jawab Leora sembari mengecup lembut pipi wanita paruh baya yang ia sebut Bibi.

"Sebagai gantinya, aku tidak akan pulang terlambat malam ini," ujar Leora lagi.

"Aku berangkat, jangan lupakan makan siang Bibi," Leora menambahkan.

Wanita paruh baya yang di panggil Bibi adalah wanita yang tinggal bersama Leora sejak ia berhasil membeli rumah. Namun, Leora tidak memiliki waktu untuk merawat rumahnya sendiri. Pekerjaan di toko miliknya sendiri kerapkali membuat wanita itu bahkan tidak pulang.

Pertemuan Leora dengan Bibi beberapa tahun lalu berawal ketika wanita paruh baya itu di ganggu beberapa preman dan tidak memiliki tempat tinggal. Dan sejak itu bibi tinggal bersama Leora sampai sekarang.

Menjaga dan merawat ketika Leora sakit layaknya anak sendiri, membuat wanita itu tidak bisa tidak menganggap sang Bibi keluarga. Kalimat majikan dan bawahan pun ia hapus begitu mudahnya. Bibi Giana yang selalu di panggil Leora dengan sebutan Bi Gina.

Sejak ia tinggal bersama sang Bibi, Ia selalu menceritakan segala keluh kesahnya, mendapatkan perhatian penuh dari orang asing yang kini menjadi keluarga satu-satunya. Satu hal yang belum wanita itu ceritakan pada Bibi adalah tentang mimpi yang ia alami. Mimpi aneh yang berulang kali datang dan kini rasa sakit di tangannya menjadi nyata tanpa bisa menjelaskan bagaimana hal itu bisa terjadi, selalu melihat potongan kejadian bagaikan sebuah film. ia bahkan tidak tahu di mana hutan serba hitam itu, tempat aneh yang tak pernah ia lihat sepanjang hidupnya.

Leora menggelengkan kepalanya pelan, menghapus segala pemikiran aneh yang muncul hingga tak terasa ia sudah tiba di tempat di mana ia bekerja sekaligus tempat yang telah resmi menjadi miliknya.

'TOKO COKLAT'

Leora tiba di toko miliknya dan di sambut dengan senyum hormat dari karyawannya yang sudah tiba lebih dulu dari dirinya.

. . . . . . .

. . . . . .

To be continued....

Terpopuler

Comments

Teteh Lia

Teteh Lia

Hai Kaka author....

maafkan diriku yang baru sempat nongol di karya baru mu... 🙏

2024-10-23

1

Dewi Payang

Dewi Payang

Dapet notif pagi ini utk karya baru kak Zira yg ditunggu-tunggu🤗
Secangkir kopi sebagai penyemaangat💪💪 jangan lupa bahagia dan jaga kesehatan kakak🫰🫰

2024-10-03

1

Aafry

Aafry

kerennnnn.... cara kaka Zi menceritakan tempat yg berbeda bisa masuk ke imajinasikuuu🥰🥰🥰🥰..

lope sekebon buat kaka Zi...

siap siap ku kirim kursi pijat yaaa,,,🤭🤭🤭🤭

2024-10-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!