Queena remaja berusia 18 tahun yang masih duduk di bangku SMA, Ia di buang oleh keluarga nya karna dianggap membawa sial setelah kematian kedua orang tuanya....Namun tiba tiba setelah 11 tahun di telantarkan, tiba tiba keluarga nya memaksa dia menikah karna alasan wasiat dari alm.Orang tua nya....
Vincent pria dewasa berusia 26 tahun, yang memiliki trauma pada kegelapan, tapi dia juga tak bisa tidur nyenyak dengan lampu terang. dia hanya bisa mengandalkan obat tidur setiap hari
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Surga Dunia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5
Di dalam kamar, Queena masih memikirkan wajah Vincent. Walaupun dia sangat dingin, tapi aura nya terpancar. Dia sangat tampan dengan tubuh ideal membuat penampilan nya sempurna
"Ish! Kenapa pikiran aku kotor sekali!! Queena sadar queena!" gumam queena memukul mukul kepala nya sendiri.
Queena yang bosan itu pun berniat akan keluar dari hotel, mencari coffe shop terdekat. Dia memang sangat suka kopi.
Queena sudah mengganti baju nya menggunakan dress berwarna putih yang simple. Ia juga sedikit merias wajah nya agar tak terlihat pucat.
"Jangan sampai kakak tau, aku harus cepat kembali sebelum kakak" gumam queena yang langsung berlari masuk ke dalam lift.
...****************...
Vincent harus menemui klien di luar, ia langsung bersiap dan memanggil Willy untuk menemaninya.
Saat Vincent akan masuk ke dalam mobil, tiba tiba ia melihat queena yang sedang berjalan sendiri, jadi Vincent memerintahkan Willy untuk menggantikan nya menemui klien, sedangkan dia akan berjalan.
"Baiklah, aku akan menggantikan mu" kata Willy setuju, ia tak tahu apa yang akan di lakukan oleh Vincent.
Saat Willy sudah pergi dengan mobil nya, Vincent pun segera berjalan di belakang queena yang sedang celingukan mencari sesuatu.
Saat sudah lumayan lama berjalan, kini queena pun masuk ke coffe shop, Vincent pun mengikuti ia pura pura tak melihat queena.
Setelah queena selesai memesan, ia pun berbalik. Queena sedikit terkejut saat melihat Vincent yang mengantri di belakang nya.
"Eh om, beli kopi juga ya?" sapa queena.
Tak mau membuat queena malu di depan umum, Vincent pun mengangguk dan sedikit tersenyum.
Queena pun berjalan dan duduk di salah satu kursi di dekat jendela.
"Ternyata pria dingin itu bisa tersenyum" gumam nya seraya menyeruput kopi panas yang di genggam nya.
Setelah memesan kopi, Vincent pun duduk tak jauh dari tempat queena, Queena yang usil itu pun langsung berjalan dan duduk tepat di samping Vincent.
Vincent sangat gugup, baru kali ini ia duduk berdekatan dengan wanita..namun Vincent mencoba tenang agar queena tak mengejek nya.
"Om, aku boleh duduk disini kan?" tanya queena mendekatkan wajah nya dengan wajah Steven.
"Sudah duduk, baru bertanya" gumam nya menjulidi queena.
"Ish, om" queena sedikit kesal dan langsung menjauhkan dirinya karna ia sadar wajah nya sangat dekat dengan wajah Vincent hingga bisa merasakan hembusan nafas Vincent.
"gak apa apa deh kalo om gak bolehin aku duduk disini, tapi aku bakal tetep duduk disini wleeee" kata queena menjulur kan lidah pada Vincent.
Vincent terpaku menatap Queena yang menjulurkan lidahnya itu, Queena terlihat sangat menggemaskan.
Vincent yang tak mau Queena melihat kegugupan nya itu pun langsung memalingkan wajahnya.
"Oh iya, apa Om suka latte? Aku juga suka" kata queena yang tersenyum lebar
"Hmmm" jawab Vincent singkat.
Vincent menyadari debaran jantung nya semakin kuat, maka ia memutuskan untuk meninggalkan queena. Namun sial nya, queena langsung mengikuti nya.
"Om mau kemana? Ke hotel lagi?" kata queena sembari berlari pelan agar bisa berjalan sejajar dengan Vincent.
"Hmmm" lagi lagi Vincent hanya menjawab dengan kata itu.
"apa dia bisu?" gumam queena yang terdengar samar di telinga Vincent.
"Apa kau mengatakan sesuatu?" tanya Vincent yang langsung berhenti dan menatap Queena..
"Hehe... Nggak ko om, om mungkin salah dengar" kata queena yang gugup di tatap oleh Vincent.
Vincent kembali berjalan di ikuti queena di belakang nya, namun tiba tiba Vincent berhenti yang membuat queena menubruk punggung Vincent.
"Aduh om....kenapa berhenti tiba tiba sih, sakit tau" kata queena yang mengusap dahi nya.
"Salah mu sendiri yang terus mengekor di belakang ku" ucap nya dingin.
"Om kenapa si? kaya nya benci banget sama aku? Awas loh nanti cinta" kata queena.
"Aku tidak akan jatuh cinta pada bocil seperti mu" kata Vincent kembali berjalan.
"hey om! Aku bukan bocil, aku udah dewasa!" kata queena mengejar Vincent.
"apa buktinya?" Vincent kembali berhenti yang membuat queena lagi lagi menubruk, namun kali ini queena menubruk Dada bidang Vincent karna Vincent langsung berbalik pada queena.
"Bukti nya, aku bisa masak. Aku bisa menjaga diri sendiri" kata queena polos.
"Singkirkan pikiran liar mu Vincent! Kau bukan pedofil! Dia anak kecil!" batin Vincent mengingatkan diri sendiri.
Vincent kembali berjalan, saat keluar di lift, tiba tiba ada flora dan Alexa yang baru saja akan masuk ke dalam kamar masing masing.
Melihat queena dan Vincent bersama, Alexa dan flora langsung menghampiri mereka di depan lift.
"Dek, kamu dari mana? Kenapa kamu sama bos kakak" bisik flora menarik lengan queena menjauh dari Vincent.
"Aku baru selesai ngopi sama om, iya kan om?" teriak queena mengedipkan sebelah mata nya pada Vincent.
"Jaga ucapan mu queen" bisik flora.
"Maaf kan adik saya pak" kata flora sedikit menunduk pada Vincent.
"Berani sekali, bocil ingusan itu mendekati pak Vincent. Dia akan berurusan dengan ku" batin Alexa.
"Tidak perlu meminta maaf, aku menikmati kopi nya" kata Vincent yang langsung berjalan pergi memasuki kamar nya.
"Ish dek! Lain kali jaga bicara mu! Dia bos kakak" kata flora mengingat kan.
"Hey bocil! Apa yang kamu lakukan hingga pak Vincent mau bersama dengan bocil seperti mu!" kata Alexa geram.
"Karna aku cantik lah, gak kaya Tante yang kaya ondel ondel" kata queena meledek Alexa.
"Kenapa adik mu ini sangat cerewet dan menyebal kan!" bentak Alexa pada flora.
"kau lah yang duluan berbicara seperti itu, seakan akan adikku melakukan hal aneh yang membuat pak Vincent mau pergi bersama nya" kata flora membela queena.
"Tanya kan pada dirimu sendiri! Kau juga tahu seperti apa pak Vincent, dia dingin dan kejam. Dia sangat benci di dekati wanita sembarangan" kata Alexa.
"Urus saja dirimu sendiri!" kata flora yang langsung menarik tangan queena masuk ke dalam kamar.
Alexa kesal, ia langsung masuk ke dalam kamar nya yang tepat di depan kamar flora.
"Dek, tapi apa yang Alexa katakan benar. Pak Vincent itu pria yang sangat sensitif, dia tak membiarkan wanita manapun mendekati nya" kata flora.
"Beneran kak? tapi aku tadi bahkan mendekat kan wajah ku pada wajah om itu" kata queena keceplosan.
"Dek! Apa yang kamu lakukan! Kamu ini masih kecil." omel flora yang tak menyangka adik nya bisa melakukan hal itu.
"Tadi aku hanya menjahili nya saja kak" kata queena membela diri.
"Lain kali tidak boleh seperti itu ya, dia itu pria" kata flora yang mengkhawatirkan adik polos nya itu.
"Iya kak, maaf" kata queena.
"Oh iya kak, gimana kerjaan kakak? Udah selesai? kapan kita pulang?" tanya queena si cerewet.
"Udah sayang, kakak udah berhasil kok. Besok kita bisa pulang" kata flora.
