"Pokoknya bulan depan harus cerai!”
Ben Derrick menghela nafas berat mendengar permintaan istrinya yang selalu labil dalam membuat keputusan, permintaan yang ujungnya selalu dibatalkan oleh wanita itu sendiri.
"Saya tidak pernah memaksa kamu dari dulu, asal jangan buat saya kena marah kakakmu itu"
"Ya ya ya... Ingetin aja, aku suka lupa soalnya"
Tapi meski kekeuh ingin berpisah, Keymira tak pernah bisa menolak sentuhan suaminya.
"Malem ini aku ada gaya baru, mas mau aku pakai baju dinas apa?" tanya Key usai membahas perceraian beberapa detik yang lalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dilarang Berbusana
Rabu malam sepasang suami-istri terlihat menghabiskan waktunya di sebuah restoran ternama di Ibukota, dengan nuansa romantik ditambah pemandangan citylight dari atas gedung pencakar langit semakin membuat makan malam mereka terasa spesial.
"Mas, kok bisa kita dapet meja VIP? Aku gk reservasi dulu loh padahal" bisik Keymira, bukannya terkesima dengan keindahan makan malam mereka, Key justru sibuk memikirkan meja yang mereka tempati.
"Saya yang melakukannya, tadi pagi saya suruh asisten saya untuk reservasi meja di hotel ini. Apa kamu suka?"
"Hah? Kok mas gak bilang?"
"Biar surprise aja" Jawab Ben seadanya.
"Dihhh... Udah tua juga, masih bisa romantis-romantisan juga ya ternyata" ejek Keymira mengungkit soal umur yang mana berbeda 8 tahun darinya.
"Yaaa mau gimana lagi? Istri saya masih muda, jadi mau enggak mau saya harus bisa menyesuaikan diri" balas Ben menyindir balik Keymira.
Key tertawa mendengar pernyataan Ben Derrick, dia tau Ben tidak terpaksa melakukan ini semua, meskipun Ben sangat kaku dan jauh dari kata romantis, tapi pria itu tetaplah Ben yang selalu bersikap manis dimana pun dan kapanpun.
"Silahkan, selamat menikmati makan malamnya"
Pelayan datang dan membawa pesanan mereka, yang pasti menu mewah dan hanya tersedia di hotel ini saja, tidak semua orang bisa menikmati walau hanya sekedar menginjakkan kaki. Hanya pengunjung dengan black card saja yang bisa memesannya.
"Hhmm... Aromanya sedap banget!" Key memuji hidangan tersebut yang menurutnya sangat menggugah selera, Key bukan jarang mencicipi hidangan mewah begini, tapi dia memang selalu mengekspresikan segala hal meski kata orang terkesan kampungan.
"Ada yang bisa dibantu lagi?" tanya waiters itu ramah.
"Sudah cukup, Terimakasih"
Pelayan pun undur diri setelah memastikan konsumennya puas.
"Kayaknya ini menu baru ya, mas"
"Sepertinya begitu, mungkin karena ini juga restoran mereka tambah ramai"
"Mau mulai makan sekarang?"
"Iya, saya gak mau membuat kamu melewatkan jam makan malam"
Mereka pun memasang serbet dan mengambil garpu beserta pisau sebelum memulai memotong steak yang harganya 85 juta itu.
Ben menukar piring mereka setelah dia selesai memotong steak nya terlebih dahulu.
"Makasih, mas"
Siapa yang tidak tersanjung dengan sikap Ben Derrick yang seperti ini, Ben selalu menunjukkan sikap gentleman kepada seorang wanita, entah itu Keymira ataupun perempuan di keluarganya.
Mereka menikmati dinner tersebut dengan sangat, padahal sebelumnya mereka hampir tidak jadi karena Key yang tiba-tiba marah karena salah paham.
Tapi kini semuanya kembali sempurna, mereka banyak bertukar cerita tanpa melibatkan orang lain ataupun masa lalu masing-masing.
"Ngomong-ngomong Kaisar menanyakan kabar kamu, katanya udah lama kita tidak berkunjung ke rumah Ayah dan Bunda" tutur Ben Derrick.
"Kakak? Udah berapa bulan ya aku gak ketemu mereka? Iya sih, kayaknya udah lama. Soalnya mas bilang kalau aku mau kemana-mana harus bareng sama mas, tapi mas nya selalu sibuk dan gak ada waktu" cicit Keymira namun dengan nada suara yang tak menunjukkan kekesalan, Key tampak biasa saja tidak berniat menyalahkan Ben Derrick sedikit pun.
"Maaf, hari minggu ini kita bisa kesana"
"Beneran??" kedua mata Keymira langsung bersinar seperti mengeluarkan bintang, dia tidak mengira Ben Derrick akan menyetujuinya secepat ini.
"Iya, kemarin kan kita sudah berkunjung ke rumah eyang. Tidak adil kalau kita tidak pergi ke rumah orang tua mu, mereka pasti merindukan anak perempuannya"
Ben sangat bijak dalam menentukan sesuatu, dia tidak hanya memikirkan keluarganya saja, tapi juga keluarga Keymira yang kini menjadi bagian darinya.
"Aku jadi gak sabar!! Nanti kita cari buah tangan ya buat mereka"
"Itu sudah pasti, Key. Kamu boleh pilih sepuasnya, saya tidak pernah menutup rekening untuk itu"
Dan diakhiri oleh tawa dari kedua insan tersebut, makan malam yang indah pun berjalan dengan lancar, mereka pulang ke rumah dengan perasaan bahagia yang memenuhi seisi rongga dada.
***
Mereka tiba pukul 10 malam, Key membukakan pintu rumah sedangkan Ben Derrick membawa barang belanjaan yang memenuhi kedua tangannya.
Biasanya jam segini mereka sudah tidur di kamar, tapi karena hari ini ada kegiatan tambahan jadilah mereka harus bergadang meski sebenarnya memang belum mengantuk, cuma sedikit lelah selepas beraktivitas di luar sana.
"Simpen aja mas belanjaannya, biar di beresin besok aja"
Ben Derrick pun menurut kemudian menyusul Keymira menuju kamar mereka.
Disana Key sudah membuka dress hitamnya yang kini menyisakan pakaian dalam saja, mereka memang sudah terbiasa melihat tubuh satu sama lain, tak heran jika kini Keymira tampak leluasa mengganti pakaian meski ada Ben Derrick disana.
"Kamu mau mandi?"
"Enggak, tadi sore kan udah. Emang mas mau mandi jam segini?" Keymira memutar pertanyaan.
"Iya, saya gak bisa tidur kalau tidak mandi setelah pergi dari luar"
"Ohh... Ya udah, mau aku siapin air anget nya?"
"Enggak perlu, tolong siapkan baju tidurnya saja"
Tapi bukannya mengiyakan Keymira malah tersenyum s seperti menahan tawa, Ben sampai terheran melihatnya.
"Kenapa? Ada yang lucu?"
"E-enggak! Udah sana mas mandi aja"
Ben Derrick tak mau ambil pusing, dia pun mengambil handuknya lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.
15 menit kemudian Ben Derrick keluar dengan memakai handuk yang menutupi pinggang sampai ke tulut, ketika hendak memakai baju Ben tak menemukan pakaian yang biasanya selalu disiapkan sang istri di atas kasur.
Bukankah tadi dia sudah menyuruh Keymira untuk menyiapkannya pakaian tidur? Lalu kenapa tak ada? Dan kemana Key yang tak Ben Derrick lihat.
"Key..... Dimana baju tidur saya??"
"Keymira?? Kamu dimana??"
Tak ada sahutan, Keymira juga tidak mungkin lupa karena itu adalah kebiasaannya walaupun Ben tak menyuruh wanita itu sekalipun, apa mungkin Keymira masih memilihnya di walk in closet?
Dan sepertinya dugaan Ben Derrick tak meleset, handel pintu tempat penyimpanan sandang itu berputar tanda bahwa ada orang di dalam sana.
Ketika pintu tersebut sudah terbuka lebar tampak lah Keymira disana, tapi bukan sedang mencari pakaian Ben Derrick, melainkan berpose menggunakan ling3rie yang menghiasi tubuhnya.
Ben jelas tertegun, waktu yang sebentar lagi menunjukkan pukul tengah malam ini, istri kecilnya malah mengajak ia bermain-main.
Key mendekat sambil berlenggak-lenggok di depan Ben secara sengaja, ekspresi nakal tak luput menghiasi wajah Keymira.
Begitu jarak mereka tinggal sejengkal saja Key justru diam membuat suaminya jadi bingung sendiri.
"Key? Kau..." Ben Derrick tak mau gegabah walau dia sudah tau apa yang diinginkan Keymira.
"Hmm.... Mana pakaian ku?" lanjut Ben.
Namun Keymira malah mengalungkan lengannya di pundak Ben Derrick hingga si pria jadi menunduk hingga kedua ujung hidung mereka saling bersentuhan.
"Khusus malam ini, mas gak boleh pakai baju!"
Salahmu sendiri 'melepas' Ben saat itu. Jangan nyesal dong, too late
Ben sudah punya istri ingat itu