adinda shadiqa seorang wanita cantik dan cerdas asal kota Bandung, di besarkan oleh keluarga sederhana menjadikan nya wanita yang mandiri dan jauh dari kata manja.
ayah nya seorang buruh pabrik tekstil dan ibunya hanya ibu rumah tangga biasa, berkat kecerdasan nya ia lulus dengan nilai terbaik atau cumlaude sehingga ia bisa masuk ke salah satu perusahaan terbesar di kota Bandung
Dinda yang tak pernah memikirkan urusan hati kali ini harus merasakan getaran cinta terhadap atasan nya .
bagaimana kelanjutan kisah cinta adinda? selamat membaca...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
serangan elena
Devin berbalik badan, melihat Dinda ketakutan dan menangis membuat Devin semakin kesal pada elena
Devin mengajak Dinda duduk " kamu tenang ya, aku ga akan biarin siapapun menyakiti kamu " ucap Devin
Dinda masih sesegukan
" semua ini emang salahku, aku yang tiba-tiba datang di hidup kamu dan merusak segala nya, kalau aku tau kamu calon suami orang aku ga akan pernah buka hati untuk kamu " ucap Dinda sambil menangis
" sttt,,,, jangan bilang gitu semua ini udah rencana Tuhan. Lagipula ada atau ga nya kamu aku emang ga akan mau menikah dengan dia " kata Devin
Dinda hanya diam dan masih meneteskan air mata
" din... udah jangan nangis " ucap Devin
" sini " kata Devin lalu memeluk Dinda
" kamu jangan pernah berpikiran buruk tentang diri kamu, semua ini bukan salah kamu atau siapapun , semua ini udan jalan dari Tuhan. Aku di pertemukan dengan kamu di saat yang tepat agar aku bisa terlepas dari nenek sihir itu " ujar Devin
dinda terkekeh dalam tangisnya
" kenapa ketawa? " tanya Devin
" kenapa harus nenek sihir sih, aku kan jadi bayangi dia terbang pake sapu lidi " ucap Dinda
Dan mereka tertawa bersama, Devin mengusap air mata yang tersisa di ujung mata Dinda
" udah jangan sedih lagi ya... " kata Devin
Kringg-kringg ( bunyi ponsel Dinda)
" hallo yah... " jawab nya
" Dinda... motor nya sudah sampai, terimakasih ya nak, ayah akan jaga pemberian kamu ini dengan baik " ucap ayah Dinda
Dinda kaget, motor apa yang di maksud ayah padahal Dinda belum membelikan nya, lalu Dinda menatap Devin dan Devin malah melengos
" i.. Iya yah semoga bermanfaat " ucap Dinda sambil terus menatap Devin
" ya sudah ayah cuma mau kasih kabar itu ke kamu, sekali lagi terimakasih ya nak " ucap ayah
" iya " lalu telepon terputus
Dinda menatap Devin dalam
" kenapa kok liatin aku gitu? " tanya Devin
" kok kamu ga bilang aku? " ucap Dinda
" bilang apa? " tanya Devin
" kamu kan yang kirim motor buat ayah? " tanya Dinda
" kata siapa? Emang disitu tertulis kalo aku pengirimnya? " tanya Devin
" masssss... " rengek Dinda Karena Devin ga mau ngaku
" iya iya... Aku yang kirim motor itu buat ayah, abis nunggu kamu beliin kelamaan keburu abis duit ayah buat servis motor lama nya terus " ujar Devin
Dinda memeluk Devin " terimakasih mas " ucap Dinda
" iya sayang " jawab Devin mengelus rambut Dinda
" oh iya satu lagi, besok kamu udah bisa pindah ke rumah baru, karena aku udah dapat rumah yang lebih layak untuk kamu " kata Devin
" hah... Cepat amat , dimana lokasinya? " tanya Dinda
" di perumahan belakang kantor, lebih jauh dari kost kamu sih, tapi kamu tenang aja, aku siap antar jemput kamu kok jadi kamu ga usah jalan kaki " kata Devin
" aku ga tau harus bilang apa, tapi aku benar-benar berterima kasih sama kamu mas " ucap Dinda
" antara suami dan istri ga usah terimakasih sayang " ucap Devin
" belom juga sah " kata Dinda
" tapi aku udah anggap kamu istriku " kata Devin
Dinda tersenyum membelai pipi sang calon suami
" elusan tangan kamu aja udah terasa nikmat apalagi kalau.... " Devin menjeda ucapan nya
" apa??? " tanya Dinda nyolot
" enggak... " Devin cengengesan
" mesum " omel Dinda
" hahahaha " Devin malah tertawa
Tak terasa hari sudah hampir malam Dinda pamit pulang
" mas udah sore banget aku pulang dulu ya " pamit Dinda
" pakai apa? " tanya Devin
" Taksi online " kata Dinda
" ga boleh... Aku aja yang anterin " kata devin
" tapi kamu kan lagi sakit " tolak dinda
" ga apa-apa, aku udah sembuh kok " elak Devin
" ya udah terserah kamu " Dinda pasrah karena percuma menolak Devin ga akan mau dengar
Mobil Devin melaju menuju kost Dinda
" jangan lupa kemasi barang kamu, besok pulang kerja langsung pulang ke rumah baru " kata Devin di perjalanan
" emang udah siap huni mas? " tanya Dinda
" udah, bahkan aku sewa 2 security buat jagain kamu " ucap Devin
dinda menganga kaget mendengar perkataan Devin
" buat apa mas???? pake security segala " tanya Dinda
" buat jaga-jaga lah, takut ya ada pria yang culik kamu " kata Devin
" ihhh... Berlebihan " ucap Dinda
" pokok nya terima aja ini semua yang terbaik buat kamu dan aku juga merasa lebih aman, kamu itu tinggal sendiri, kadang aku ngerasa khawatir din " ucap Devin
Dinda mengangguk, Dinda pikir benar apa kata Devin, dia tinggal seorang diri di komplek, jika ada sesuatu siapa yang akan bantu, berbeda dengan di kost dimana kiri kanan banyak penghuni kost lain yang bisa di mintai tolong setiap saat.
Mobil Devin sampai di depan gang
" ya udah aku turun dulu ya,kamu hati-hati di jalan, terus sup yang tadi siang aku masak masih ada kamu tinggal panasin aja dan makan yang banyak abis itu minum obatnya biar besok udah bisa masuk kerja " kata Dinda panjang lebar
" siap istri ku, bawel banget ya lama-lama jadi kaya mama " ucap Devin
" ya udah aku turun dulu " ucap Dinda dan turun dari mobil Devin
Dinda melambaikan tangan dan mobil Devin melaju meninggalkan gang kost Dinda
lope lope dah