Bahira Isvara Aisyah, dia gadis cantik bercadar yang berkulit putih dan bermata lentik.
Aisyah di jodohkan oleh orang tua nya saat memasuki usia dua puluh tahun, saat dirinya baru menggelar status nya sebagai mahasiswa di fakultas negeri disalah satu kota metropolitan.
namun siapa sangka, suaminya yang bernama Abimana Satya Nugraha menolak mentah-mentah kehadiran Aisyah.
Lalu bagaimana dengan Cinta Aisyah?
Apakah Aisyah akan tetap menerima pria itu yang baru saja sah menjadi suaminya?
atau bahkan akan meninggalkan suaminya?
Kita simak yuk ceritanya di karya Novel => Cinta Aisyah By: Miss Ra
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rania Alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
"Baiklah, Ais temui dulu." sahut Aisyah lalu beranjak berdiri dan pergi menuju pintu utama.
Keduanya berjalan berdampingan, Abi duduk di ruang tamu dan Aisyah menghampiri wanita yang kata Abi mencari dirinya. Setelah keluar Aisyah terkejut saat melihat siapa yang datang menemuinya.
"Zaitun.." Aisyah terkejut saat melihat sepupunya datang tanpa memberi kabar lebih dulu. "Sejak kapan kau pulang dari Kairo ?" tanya Aisyah lagi.
"Aku sudah tiga hari dirumah, kau apa kabar ?" sahut Zaitun sahabat sekaligus sepupu Aisyah.
Zaitun Adelia, yang biasa di panggil Zaitun oleh keluarga sekaligus teman dan sahabatnya. Zaitun adalah anak dari adik Umi Nisa yang berada di jawa tengah. Atas perintah orangtuanya, Zaitun di perintah untuk bersilaturahmi kerumah Umi Nisa yang biasa di panggil Bude Nisa.
***
"Ayo masuk, maaf Abah sama Umi lagi nggak dirumah." kata Aisyah menggandeng tangan Zaitun untuk masuk.
Sedangkan Zaitun berjalan perlahan sembari menarik koper kecilnya yang ia bawa untuk menginap beberapa hari. Aisyah kini memperkenalkan Zaitun pada Abimana dan Ricko yang ada di sana.
"Mas kenalin, ini Zaitun sepupu Ais." ujar Aisyah setelah berdiri di ruang tamu. Namun hanya di balas anggukan dengan senyum datar dari Abimana.
"Mas Ricko kenalin ini Zaitun sepupu Aisyah." tambah lagi Aisyah.
Zaitun yang di kenalkan oleh kedua pria tampan disana matanya tak bisa terjaga dengan baik. Zaitun menempelkan telapak tangannya di dada sebagai tanda salam.
"Ah iyaa kenalin juga aku Ricko. Ricko Vandella sahabat sekaligus asisten Abimana." sahut Ricko berdiri memperkenalkan dirinya dengan begitu lengkap.
Namun tingkah Ricko justru mendapat pukulan dari Abimana.
Tok..
Abi melemparkan korek api ke kepala Ricko agar otaknya kembali normal jika berhadapan dengan wanita. Sedangkan Ricko yang mendapat pukulan dari Abi meringis kesakitan.
"Apaan sih Bi, Jangan begitu dong. Hargai aku sedikit jika di depan wanita. Jangan bikin aku malu." kesal Ricko yang lagi-lagi dibuat malu oleh Abimana.
"Ah maaf mas Abi, mas Ricko Ais bawa Zaitun masuk dulu." kata Aisyah kemudian membawa Zaitun masuk ke ruang keluarga.
Ricko yang masih penasaran dengan Zaitun, ingin rasanya ia menghampirinya dan mengajaknya berkenalan. Ricko juga ingin seperti sahabatnya yang mendapatkan istri soleha dengan spek bidadari tentunya.
Sedangkan Aisyah dan Zaitun sudah berada di ruang keluarga berbincang layaknya seorang wanita jika sudah berkumpul. Namun pikiran Zaitun masih memikirkan Abimana. Zaitun yang penasaran kemudian bertanya pada Aisyah.
"Dua lelaki di depan itu siapa Aisyah ?" tanya Zaitun sedikit ragu.
"Oooh, Yang duduk di kursi satu itu suamiku, Mas Abi. Sedangkan yang di lempar korek api oleh mas Abi itu namanya mas Ricko. Sahabat mas Abi." sahut Aisyah yang tak tahu maksud pertanyaan Zaitun penasaran dengan Abimana.
"Oooh jadi dia suamimu ?" ujar nya Zaitun menganggukkan kepalanya.
"Iyaa kenapa ? Kamu mengenalnya ?" tanya Aisyah penasaran.
"Ah nggak, tadi suamimu yang membukakan pintu saat aku datang. Itu saja." sahut Zaitun salah tingkah.
Ternyata pria yang ia sukai adalah suami dari sepupunya sendiri. Putus sudah harapannya untuk mendapatkan suami seperti Abimana.
***
Jam sudah menunjukkan waktu makan siang. Aisyah dan Zaitun memasak untuk makan siang bersama. Setelah selesai Aisyah memanggil suaminya untuk makan siang di meja makan.
"Mas, makanan sudah matang. Ayo makan dulu." kata Aisyah di angguki oleh Abi.
Sikap Abi memang selalu dingin jika ada orang lain yang baru di kenal. Sedangkan Ricko yang sedari tadi sudah sangat lapar ikut beranjak bangkit dari duduknya untuk makan bersama. Kini semuanya sudah duduk di meja makan. Aisyah juga sudah mengambilkan nasi di piring Abimana.
"Mas Abi mau makan lauk apa ? Zaitun sengaja memasak yang ini untuk kita mas." kata Aisyah menunjuk lauk yang di masak oleh Zaitun.
Sedangkan Abi yang melihat tatapan Zaitun seakan berharap masakannya di makan oleh Abi justru memilih makanan yang lain.
"Itu apa sayang ?" tanya Abi menunjuk masakan yang lain dan menyematkan kata sayang di belakangnya agar Zaitun paham bahwa dirinya hanya milik Aisyah.
"Ini ? Ini tumis brokoli dan sayuran lainnya." sahut Aisyah.
"Siapa yang memasak ?" tanya Abi lagi datar.
"Ini Ais yang masak mas." sahut Aisyah tak enak dengan ekspresi Zaitun.
"Aku mau yang itu saja, dan itu telor nya satu." kata Abimana kemudian menerima piring yang sudah di sajikan oleh Aisyah.
Abi tak memperdulikan tatapan dan ekspresi mata dari Zaitun. Baginya, tak memberi kesempatan untuk siapapun yang ingin mengambil hatinya selain Aisyah istri tercintanya.
Zaitun dan Aisyah juga sudah duduk di kursi masing-masing dengan piring yang sudah di isi makanan. Sedangkan Ricko yang sudah mengambil lauk masakan Zaitun sangat memujinya.
"Wah, masakanmu enak sekali Zaitun. Aku suka." kata Ricko memecah keheningan yang tak paham dengan drama ketiganya.
"Terimakasih.." sahut Zaitun singkat dan kembali memasukan makanannya ke dalam mulut di balik cadarnya.
***
Selesai makan siang Abi mengajak Aisyah untuk bicara sebentar di kamar. Entah apa yang akan Abi bicarakan, sampai meninggalkan Zaitun dan Ricko di ruang tamu berdua. Saat sudah berada di kamar, Abi langsung bicara dengan Aisyah. Abimana duduk di tepi kasur dengan menyandarkan dirinya di sandaran kasur. Sedangkan Aisyah melepas cadarnya menatap ke arah cermin lalu duduk di sebelah Abimana.
"Sayang, Zaitun itu siapa ? Kenapa dia datang kemari ?" tanya Abi langsung pada intinya.
"Zaitun ? Dia sepupuku mas. Dia kemari atas perintah orangtuanya untuk bersilaturahmi setelah pulang dari Kairo." sahut Aisyah menjelaskan secara detail, tak mengerti dengan maksud pertanyaan suaminya.
"Aku harap kau berhati-hati dengannya. Entah kenapa, saat aku melihatnya. Aku merasa tidak suka dengan sikapnya." ujar Abi mengutarakan isi hatinya yang sejak tadi ia pendam.
"Memangnya dia bersikap bagaimana pada mas Abi ?" tanya Aisyah penasaran. Seakan tak percaya dengan apa yang di ucapkan oleh suaminya.
"Entahlah. Aku merasa dia menyukaiku." kata Abi lagi membuat Aisyah mengerutkan dahinya.
"Menyukai mas Abi ? Ah, masa iya sih ? Perasaan mas Abi saja mungkin."
"Entahlah, Intinya aku ingatkan padamu. Berhati-hatilah dengannya." ujar Abi yang kali ini benar-benar serius.
"Baiklah Ais akan berhati-hati. Oh iya, Zaitun akan menginap beberapa hari disini mas. Sampai Abah dan Umi datang dari tanah suci." ujar Aisyah membuat Abi terkejut duduk tegap menatap Aisyah.
"Menginap ?"
"Iya menginap ? Kenapa ?" Aisyah mengulang ucapannya dan merasa heran dengan suaminya yang terkejut.
"Huufft.."
Abi menghembuskan nafasnya kasar memijat tengkuk hidungnya merasa pusing. Baru beberapa jam kehadiran Zaitun saja sudah membuatnya kesal. Apalagi sampai berhari-hari. Ingin rasanya ia pergi membawa Aisyah sejauh mungkin.
Namun tanggung jawabnya untuk menjaga rumah dan pesantren membuat dirinya pusing bukan kepalang. Dirasa sudah tidak ada yang di bicarakan, Abi mengajak Aisyah kembali keluar ke ruang tamu. Setelah sampai diruang tamu tanpa basa basi Abi langsung mengajak Ricko pergi.
"Rick, ayo kita ngobrol di luar biar lebih santai sambil merokok." ajak Abi sembari mengambil rokonya di meja dengan kasar tanpa menatap Zaitun.
"Oke bro.." sahut Ricko kemudian beranjak. "Zaitun aku keluar dulu." pamit Ricko dan di angguki oleh Zaitun.
Zaitun yang merasa sikap Abi yang begitu dingin menjadi tak nyaman. Entah kenapa hatinya merasa kesal dan kecewa dengan sikap Abimana. Aisyah yang paham sudah di beritahu Abimana mencoba bersikap biasa saja.
"Zai, kita ke taman yuk ?" ajak Aisyah mengalihkan keadaan agar tidak canggung.
***
Abi yang sudah berada di halaman tanah berkuda dengan Ricko, duduk disana sembari menghisap rokonya di temani kopi dan cemilan yang sudah di sediakan oleh pembantu. Abi menatap tanah yang luas disana dengan tatapan serius. Ricko yang melihat sahabatnya itu berbeda langsung angkat bicara.
"Lo kenapa Bi ?" tanya Ricko setelah menghembuskan asap rokonya.
"Gue lagi bingung. Lusa gue harus ke jakarta, sedangkan Aisyah ada sepupunya datang kemari. Huufft.. Batalkan saja meeting dari jepang." ujar Abi membuat mata Ricko membola.
"Lu udah gila ? Meeting ini sudah enam bulan kita atur jadwalnya. Sekarang dengan seenaknya lo bilang meeting di batalkan ?" kesal Ricko dengan sahabatnya itu yang entah kenapa semenjak bersama Aisyah jadi tidak punya prinsip. "Lu mau papa Adam jatuh miskin karena lo yang gak bisa tidur di ketek Aisyah ? Hah..!" tambah lagi Ricko menceramahi Abimana.
"Terus aku harus gimana sekarang ?"
"Hmm.. Lusa kita akan berangkat subuh dari sini. Setelah meeting selesai lo bisa balik lagi kesini. Selesai kan ?" kata Ricko membuat Abi langsung menatapnya.
"Jadi kita tidak menginap di jakarta ?" tanya Abi antusias.
"Hem.. Dasar bucin ! Nggak usah. Lo cukup tanda tangan setelah meeting dan urusan lo selesai. Sisanya biar gue yang urus." sahut Ricko membuat Abi menggebrak meja yang ada di hadapannya.
Braakk..
"Kenapa lo nggak ngomong dari tadi.. Gue tuh udah pusing dari tadi dan sekarang lo baru ngomong !" pekik Abi membuat Ricko heran.
Ternyata melihat Abi kebucinan dengan Aisyah membuatnya seakan ingin tertawa berguling-guling. Dulu yang sulit sekali di bujuk untuk mencari wanita, justru dia malah tak mau jauh dari wanita. Sungguh sangat lucu di mata Ricko.
...----------------...
Bersambung...
kk hadiah satu cawan kopi ☕ utk Rahma