NovelToon NovelToon
Takdir Cinta

Takdir Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Model / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Sebuah Kata

Berawal dari sahabatnya yang fans sekali dengan seorang Gus muda hingga mengadakan seminar yang akan diisi oleh Gus yang sedang viral dikalangan muda mudi itu.

Dari seminar itulah, Annisa menemukan sosok yang selama ini dikagumi oleh banyak orang salah satunya Bunga, sahabatnya sendiri.

Awalnya, menolak untuk menganggumi tapi berakhir dengan menjilat air ludah sendiri dan itu artinya Annisa harus bersaing dengan sahabatnya yang juga mengagumi Gus muda itu.

Lantas gus muda itu akan berakhir bersama Annisa atau Bunga?

Ketika hati telah memilih siapa yang dia cintai tapi takdir Allah lebih tau siapa yang pantas menjadi pemilik sesungguhnya.

Aku mencintai dia, sedangkan dia sudah bertemu dengan takdir cintanya dan aku masih saja menyimpan namanya didalam hati tanpa tau bagaimana cara untuk menghapus nama itu.

Bukan hanya aku yang mengejar cinta, tapi ada seseorang yang juga tengah mengejar cinta Allah untuk mendapatkan takdir cinta terbaik dari yang maha cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sebuah Kata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bisma Dan Habibi

Mencintai dia yang tinggi seakan membuat Annisa sadar bahwa setiap rasa yang dia punya harus segera dihilangkan. Bagaimanapun, rasa cinta yang ada dihatinya hanya miliknya dan tidak akan pernah bersatu dengan sang nama yang kini bertahta dihati gadis minimalis itu.

Bagi Annisa, rasa yang tumbuh untuk seorang gus yang tak pernah dia kenal sebelumnya adalah fitrah yang harus dia terima. Mencintai manusia seperti Habibi adalah kebaikan yang menghampirinya. Bagi Annisa, Habibi adalah panutan anak muda dalam berhijrah dijalan Allah. Dimana saat sekarang banyak anak muda yang lupa akan aqidahnya dan hanya menganggap agama sebagai status saja.

Tapi dengan adanya Habibi sebagai seorang konten kreator dan beberapa rekan Habibi yang ikut menebar kebaikan dikalangan muda mudi membuat rasa kedekatan diri kepada kebaikan itu semakin dekat. Entah apa trik yang mereka sampaikan melalui video-video mereka yang jelas ketika menonton dakwah mereka seakan hati terasa terketuk untuk melakukan hal yang sama.

Dan Annisa, salah satu orang yang beruntung bisa mengenal anak muda seperti mereka, karena baginya masih banyak diluar sana yang tidak mengenal sosok seperti Habibi dan teman-temannya karena memang fyp mereka hanya menampilkan apa yang mereka suka.

"Kamu kemana aja? Tu jidat juga kenapa?" tanya Bunga saat melihat kedatangan sahabatnya.

"Kejedot dinding tadi." jawabnya singkat.

"Aku ambil kompresan dulu ya, biar bengkaknya hilang." Fatiyah berjalan menuju dapur untuk mengambil air kompresan Annisa.

"Kemana aja? Kok lama?" tanya Bunga lagi.

"Ketemu Habibi." kesalnya.

Mata Bunga membulat sempurna, "Gus Habibi? Suami aku?" tanyanya tak percaya.

Annisa membuang nafas lelah, "Bukan suami kamu!"

"Yeee, biarin! Nanti juga bakal jadi suami aku, btw kamu ketemu dia dimana?"

"Dibelakang, gak tau juga tuh orang ngapain kesini."

"Kangen sama aku kali, wajarlah kan pasangan sehidup semati." goda Bunga.

"Apaan sih! Tuhan, aku ga setuju ya, kalau Bunga jadi istri gus." batin Annisa egois.

"Itu buat apa sayang?" tanya Fajri pada Fatiyah yang kini mereka tampak jalan beriringan dengan Bisma dan tentunya Habibi.

Suara mereka mengintruksi dua sahabat yang sedang membahas makhluk ciptaan Allah yang laur biasa itu, "Masya Allah, jodoh gak bakal kemana, iya kan Cha?" tanyanya sambil menyenggol lengan Annisa yang juga terpana melihat kedekatan Bisma dan gus Habibi.

"Maksud kamu?"

"Kamu lihat deh, gus dan Bisma jalan bareng tuh, mana akrab benar lagi. Kek kita Cha, aku gusnya kamu Bismanya. Kalau dibayangkan, Masya Allah ga sih." jawab Bunga sambil membayangkan masa depan mereka kelak dirinya dengan gus Habibi dan Annisa bersama Bisma. Dua pria tampan yang sangat di incar oleh kaum hawa walaupun berbeda latar belakang.

Jika gus Habibi dikenal sebagai gus muda yang tampan dan anak kiyai ternama maka berbanding terbalik dengan Bisma yang dikenal tampan, pintar, model dan anak pengusaha ternama.

"Aw, sakit Ichaaa, kamu kenapa nyubit aku?" ringisnya.

"Sekali lagi kamu bilang aku sama dia, aku lempar kamu dari atas monas ke bawah." ancam Annisa membuat Bunga bergidik ngeri.

"Cha, sini jidatnya aku kompres." panggil Fatiyah diikuti tiga pria dibelakangnya yang melihat Annisa sekilas. Oh tidak, hanya Fajri dan Habibi yang melihat sekilas sedangkan Bisma menatap datar gadis itu.

"Dasar oon, kenapa bisa memar sih?!" batin Bisma kesal.

"Bisma, istighfar!" seru Habibi saat melihat Bisma tidak putus-putusnya menatap Annisa.

"Astaghfirullah," ucapnya.

Selesai mengompres jidat Annisa, Fatiyah pamit ke dapur untuk mengembalikan tempat kompresan tadi. Di ruang keluarga tinggalah Annisa, Bunga, Bisma, Fajri, Habibi dan beberapa keluarga dari pemilik rumah.

"Lo kok bisa memar?" suara Bisma memecah keheningan.

"Gak usah kepo deh, Bis." ketusnya.

"Orang nanya itu jawab, bukannya malah ngatain orang kepo. Semenjak ada kata itu, sulit untuk bertanya." kesalnya karena tak mendapat jawaban dari gadis itu.

"Apaan sih, lagian apa hak lo nanya-nanya gue?"

"Gue cuman pengen tau aja, Cha. Salah emangnya?"

"Salah! Karena lo bukan siapa-siapa gue."

Bisma membuang nafas panjang, "Kalau gitu, jadilah istri gue, biar gue bisa jadi siapa-siapa lo." tantang Bisma.

Fajri, Habibi dan Bunga hanya menonton pertengkaran yang ada, selagi belum ada aksi bunuh-bunuhan masih bisa dinikmati. Begitulah pikir mereka.

"Dih apaan sih! Gue kan udah pernah bilang sama lo kalau tipe suami gue kek---"

"Kek gus Habibi, itu yang mau lo katakan?" potong Bisma sambil melirik Habibi yang juga terkejut mendengar namanya disebut apalagi sebagai tipe suami idaman Annisa.

Annisa mengeram kesal dibuatnya sedangkan Bunga yang tau tentang hal. itu dibuat menahan tawa mati-matian, "Apa yang lebih dari gus Habibi yang gak ada di gue, Cha?" tanya Bisma mode serius.

"Lo minim akhlak!" ucap Annisa apa adanya.

Bisma terdiam, "Gue lagi belajar, salah jika gue belajar untuk menjadi yang lebih baik?!" tanyanya setelah beberapa detik terdiam.

"Salah, kalau lo berubahnya demi seseorang."

"Gue tidak akan berubah jika itu karena lo, Cha dan ini gue lakukan bukan semata-mata karena lo, melainkan karena gue juga butuh perubahan ini karena kehidupan yang gue jalani saat ini tidaklah kekal. Gue percaya bahwa kehidupan panjang itu ada diakhirat." jelas Bisma.

Annisa terdiam, sekali lagi dirinya merasa bersalah terhadap Bisma. Namun egonya yang tinggi membuatnya enggan untuk melontarkan kata maaf pada pria itu.

"Sudahlah Bis, jangan diambil hati diambil hikmahnya saja." goda Bunga memecah suasana.

"Mas, tadi teman aku bilang, katanya mau nikah tapi belum ada jodohnya." seru Fatiyah yang sudah kembali dari dapur.

Bola mata Bunga membulat sempurna saat mendengar ucapan Fatiyah, dirinya tau arah pembicaraan itu, "Jangan gitu dong, aku malu nih." bisiknya didekat telinga Fatiyah tapi tak dihiraukan oleh wanita itu.

"Teman kamu yang mana, Yang?"

"Ada kok orangnya disini, katanya mau dijodohkan sama gus Habibi." goda Fatiyah yang kini semakin membuat Bunga malu.

"Annisa maksud kamu?" tanya Fajri mencoba menebak siapa orangnya dan setaunya Annisa yang menjadikan Habibi tipe suami idaman.

Fatiyah menggeleng, "Bukan Icha, tapi Bunga." jawabnya enteng.

"Eh, ngak ada, aku gak bilang gitu." tolak Bunga.

Habibi melirik Bunga sekilas, " Saya belum siap untuk menikah." balasnya telak.

"Sakit hatiku mas." batin Bunga menangis.

Semua orang tertawa mendengar jawaban Habibi yang terdengar terang-terangan menolak Bunga. Berbeda dari yang lain, Bunga merasa dirinya patah sepatah-patahnya karena ditolak oleh laki-laki yang selama ini namanya dia langitkan.

Sedrama inikah cinta? Mengapa harus ada patah dan kecewa didalanya? Mengapa tidak mengizinkan bahagia saja menjadi satu-satunya rasa yang ada? Sungguh, cinta itu penuh dengan kejutan yang tak terduga.

"Belum siap bukan berarti gak mau kan gus?" kali ini suara Annisa yang terdengar.

"Lo nanya gitu, maksudnya apa?" tanya Bisma cemburu.

"Nanya doang, emang gak boleh?" jawabnya.

"Gimana gus?" tanya Fajri yang ikut penasaran dengan jawaban Habibi.

"Saya tidak tau, untuk saat ini jawabannya tidak." balas Habibi dingin.

"Tapi kalau ada yang ngajak gus nikah gimana?" tanya Annisa lagi.

"Icha, lo ngapain nanya gitu? Lo gak mikirin perasaan gue?" tanya Bisma tak terima.

"Bisa diam gak sih?!" balas Annisa geram.

"Gak akan ada!"

"Kalau ada gimana?!"

"Gak akan ada!"

"Kenapa?! Kenapa gus bisa bilang gak akan ada?!"

"Karena laki-laki yang mengajak bukan perempuan, jadi saya yang akan mengajak bukan saya yang diajak." jelas Habibi.

"Bagaimana dengan siti khodijah? Istri pertama rasulullah?" tanya Annisa lagi.

"Ini hal yang beda, jangan disamakan."

"Gus, asal gus tau ya, semua fans gus itu mencontoh wanita wanita hebat yang ada di islam. Seperti ibunda khodijah, siti fatimah, dan zulaika dalam mengejar gus. Ada yang terang terangan suka sama gus sampai gus marah ada juga yang terbangun disepertiga malam buat melangitkan nama gus ada juga yang mendekatkan diri kepada Allah dan mencari cintanya Allah."

"Mereka bukan mencintai saya melainkan mereka hanya terobsesi dengan saya. Itu bukan cinta tapi nafsu." jawab Habibi.

"Jadi perasaan Bisma ke aku nafsu dong? Dengar tuh, Bisma." seru Annisa memberi tahu Bisma.

"Gue mencintai lo gak karna nafsu semata, Annisa Mardhatillah." ucap Bisma menekankan kalimat terakhirnya.

Bagaimana bisa gadis itu memiliki pikiran seburuk itu kepada Bisma yang jelas-jelas begitu tulus mencintainya. Jika ditanya apa alasan Bisma mencintai dirinya, pria itu sebenarnya juga tidak memiliki jawaban atas pertanyaan itu, karena dia sendiri tidak tau kapan rasa cinta itu tumbuh untuk gadis yang dulu sama sekali tidak dia sukai.

"Buktinya apa? Apa buktinya kalau lo memang mencintai gue tanpa melibatkan hawa nafsu? Bukannya cinta itu menjaga sampai halal? Trus kenapa lo ngejar-ngejar gue?"

Bisma menarik nafas dalam, sepertinya Annisa suka sekali memancing emosinya, "Gue memang mencintai lo, tapi gue gak akan pernah meminta lo untuk menodai cinta yang suci ini. Gue memang krisis akhlak, Cha, tapi gue masih tau diri untuk tidak mengajak lo maksiat." jawab Bisma sembari menatap gadis yang berada didepannya yang terlihat menunduk karena jawaban dari pria itu mampu mengacak isi hatinya saat ini.

"Gue gak pernah ngajak lo pacaran, tapi gue mau lo jadi istri gue. Jika kata kata 'Aku mencintaimu karena Allah' boleh diucapkan saat ini maka itulah yang akan gue katakan pada lo, Cha. Biar lo tau, laki-laki krisis akhlak ini tulus sama lo." lanjutnya yang entah kenapa membuat Annisa kembali merasa bersalah.

"Maafin gue Bis, gue udah terlalu jahat sama lo, mending lo cari pasangan yang bisa ngehargain lo, bukan kek gue." batinnya menyesal.

Sebenarnya, hati kecil Annisa tak ingin melukai Bisma namun entah kenapa mulutnya selalu bertindak semena-mena pada pria itu dan egonya selalu tak mau mengalah. Terkadang gadis itu lelah sendiri ketika selesai bertemu dengan Bisma.

1
Zulfa Ir
Ceritanya mendidik untuk menerima takdir Allah
aca
hadeh sabar
aca
lanjut
Capricorn 🦄
k
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!