AWAS... BANYAK ADEGAN UWU YANG BISA BIKIN BAPER SAMPE TER DILLON DILLON... 😁
WILLOW JANE FOSTER, memiliki trauma akan masa lalunya ketika masih remaja. Dulu dia hampir saja diperkosa oleh kakak tirinya. Sebelum itu, Willow sering mengalami kekerasan yang dilakukan oleh kakak tirinya. Hingga kejadian ini berhenti ketika kakak tirinya masuk penjara karena menyerang sahabat Willow yang membela dirinya.
Kejadian percobaan pemerkosaan itu sangat ditutup rapat oleh keluarganya karena menurut ayah Willow itu merupakan aib keluarga. Bahkan para sahabat Willow pun tak tahu hal ini.
Karena kejadian itulah, Willow menjadi gadis introvert dan memiliki trauma mendalam pada laki laki kecuali ayahnya. Dia tak bisa bersentuhan dengan seorang pria dan memiliki panic attack atau anxiety disorder yang cukup parah.
Pertemuannya dengan Dillon Riley Robert mulai mengubah hidupnya sedikit demi sedikit.
Hanya karya author receh yang tulisan/PUEBI jauh dari sempurna... tapi dijamin alurnya menarik😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#35
Willow hanya meraba bibir Dillon dengan bibirnya tanpa melakukan apapun. Dia ingin menelusuri bibir Dillon dengn perlahan dan lembut agar Dillon tak terbangun.
Mata tajam Willow menatap wajah Dillon yang masih tertidur nyenyak. Tiba tiba Dillon membuka matanya. Tak mungkin dia tak bangun jika ada yang menyentuh bibirnya.
Dillon cukup terkejut karena Willow mencium bibirnya. Tidak, tidak bisa dikatakan bahwa itu sebuah ciuman karena Willow hanya menyentuhnya dengan bibirnya yang masih bergincu merah itu.
Mata mereka saling menatap dan Dillon membiarkan Willow melakukan apapun yang diinginkannya. Dia menahan dirinya agar tak melahap bibir Willow yang sudah sangat menggoda imannya itu.
"Aku hanya ingin tahu rasanya," bisik Willow dengan jarak wajah yang sangat dekat dengan wajah Dillon.
"Hmm ... Lakukan semaumu," balas Dillon dengan berbisik juga.
Lalu Willow memejamkan matanya dan kali ini mencoba mencium bibir Dillon dengan lembut. Dadanya mulai berdebar karena merasakan hal yang berbeda di tubuhnya.
Willow sudah cukup mengerti perbedaan antara debaran dada yang diakibatkan oleh sentuhannya pada Dillon dan debaran dada karena serangan panik.
Willow tak ingin berhenti dan justru ingin mengeksplore bibir Dillon lebih dalam. Dillon membuka sedikit mulutnya dan insting Willow tahu apa yang harus dilakukannya.
Dia mencium bibir bawah Dillon dan mengulumnya seperti permen. Dillon perlahan membalas ciuman itu dengan lembut dan tak terburu buru karena ingin membuat Willow tetap nyaman dan rileks.
Tangan Dillon mulai beralih ke tengkuk leher Willow agar mereka bisa berciuman semakin dalam. Dillon seakan mengajari Willow cara berciuman yang benar. Dillon mulai memasukkan lidahnya dan bermain didalam mulut Willow.
Nafas Willow dan Dillon mulai memburu. Sepertinya mereka menginginkan hal yang lebih dari ini. Hingga tiba tiba ada suara yang sangat tak ingin di dengarnya....
TING TONG....
TING TONG....
Dillon mengumpat dalam hati. Dan Willow melepaskan ciumannya pada bibir Dillon. Wajahnya tiba tiba memerah ketika melihat Dillon.
"Sepertinya ada tamu," kata Willow salah tingkah dan langsung beranjak dari ranjangnya.
Dillon tersenyum melihat hal itu.
"Biar aku yang membukanya," kata Dillon ketika Willow akan membuka pintu kamarnya.
"Tidak apa apa ... Biar aku yang membukanya. Kau bisa tidur lagi. Maaf sudah mengganggu tidurmu," ucap Willow.
"Kau tak memakai bra dibalik bajumu, Honey," ucap Dillon dengan senyumnya.
Otomatis Willow menutupi area dadanya dengan menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya setelah mendengar ucapan Dillon itu.
Willow menggigit bibirnya dan kemudian berjalan cepat ke dalam walk in closetnya untuk memakai bra serta mengganti bajunya.
Dillon tertawa pelan melihat Willow yang masih salah tingkah dan kemudian dia beranjak dari ranjangnya.
Dillon keluar dari kamarnya dan berjalan menuju pintu depan penthousenya. Kemudian Dillon membuka pintunya dan melihat wajah seseorang yang sangat mirip dengannya. Siapa lagi kalau bukan Damon. Velvet berada di samping Damon.
"Oh God ... Sepertinya kalian sedang membalasku," ucap Dillon dengan kepala bersender ke pintu.
Damon dan Velvet yang tahu arah pembahasan ini, spontan langsung tertawa.
"Come on, Dillon ... Kalian sudah satu bulan menikah. Seharusnya kalian sudah sangat puas melakukannya," ucap Damon yang masih tertawa.
Velvet langsung masuk ke penthouse dan melewati Dillon lalu memanggil Willow.
"WILLOWWW ... WILLOWWW SAYAANNGG ... Di mana dirimu???" teriak Velvet.
"Dia masih mandi. Ada apa kalian kemari? Ini masih sangat pagi," ucap Dillon.
"Velvet ingin ke pantai dan dia ingin mengajak Willow," jawab Damon sembari berjalan menuju sofa ruang tengah.
"Ya Tuhan ... apakah di New York tak ada pantai hingga kalian jauh jauh ke Caliornia?" tanya Dillon tak habis pikir dengan kelakuan kakak dan iparnya itu.
"Velvet sedang mengidam, Dillon. Dan aku harus menuruti kemauannya," jawab Damon mengedikkan bahuhya.
"Willow akan sibuk denganku," ucap Dillon.
"Ck ... Kau ini pelit sekali. Aku hanya meminjam Willow sehari saja. Kujamin istrimu tak akan lecet sedikitpun," ucap Velvet dan duduk bersandar di dada Damon.
Tak lama kemudian, Willow pun keluar dengan penampilan yang sudah segar. Dia senang melihat kedatangan Velvet. Dan jika sudah bertemu bisa dipastikan mereka akan lupa bahwa mereka sudah memiliki suami.
JANGAN LUPA LIKE KOMEN VOTE FAVORIT DAN HADIAH YAA